Grice (dalam Yule 1996:69) mengatakan,
implikatur adalah suatu hal yang sangat penting diperhatikan agar percakapan
dapat berlangsung dengan lancar. Percakapan dapat berlangsung berkat adanya
kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama itu antara lain berupa kontrak tidak
tetulis bahwa ihwal yang dibicarakan itu harus saling berhubungan atau
berkaitan. Hubungan atau keterikatan itu sendiri tidak terdapat pada
masing-masing kalimat secara lepas, maksudnya makna keterikatan itu tidak
terungkap secara literal pada kalimat itu sendiri yang disebut dengan
implikatur percakapan.
Istilah implikatur dipakai untuk
menerangkan apa yang mungkin diartikan,disarankan, atau dimaksudkan oleh
penutur, yang berbeda dengan apa yangsebenarnya dikatakan oleh penutur Grice
(dalam Yule, 1996 :173). Secara umum dapat dikatakan bahwa semantik berhubungan
dengan makna yang didefinisikan semata-mata sebagai ciri-ciri ungkapan-ungkapan
dalam suatu bahasa tertentu, terpisah dari situasi, penutur dan petuturnya dan pragmatik
berhubungan dengan makna yang didefinisikan dengan hubungannya dengan penutur
atau pemakai bahasa (Leech, 1983:8). Biasanya, kalau kita mengatakan sesuatu,
terutama dalam percakapan, apa yang kita katakana mempunyai makna lebih dari
makna literal kalimat itu.
Dalam hal ini tentu ada kaidah yang memungkinkan
kita menentukan makna apa yang ada di balik apa yang diucapkandalam percakapan
itu. Agar pesan (message) dapat sampai dengan baik kepada peserta penutur, komunikasi
yang terjadi itu perlu mempertimbangkan kaidah-kaidah yang harusditaati oleh
pembicara agar percakapan dapat berjalan dengan lancar. Kaidah-kaidah ini dalam
kajian pragmatik, dikenal sebagai prinsip kerja sama. Grice (dalam Leech
1993:119) mengungkapkan bahwa di dalam prinsip kerja sama, seorang pembicara
harus mematuhi empat maksim.
Maksim adalah prinsip yang harus ditaati
oleh peserta pertuturan dalam berinteraksi, baik secaratekstual maupun
interpersonal dalam upaya melancarkan jalannya proseskomunikasi. Kaidah
percakapan yang dikemukakan oleh Grice sebagai berikut :
a.
Cooperative principle
(prinsip kooperatif). Di dalam percakapan, sumbangkanlah apa yang diperlukan,
padasaat terjadinya percakapan itu dengan memegang tujuan dari percakapan itu.
b.
Empat maxim of
conversation ( empat maksim percakapan ) :
1) Maksim
kualitas (maxim of quality); dalam percakapan, berusahalah menyatakan sesuatu
yang benar.
2) Maksim
kuantitas (maxim of quantity) ; berilah keterangan secukupnya dan jangan
mengatakan sesuatu yang tidak diperlukan.
3) Maksim
relevan (maxim of relevance) ; katakanlah hanya apayang berguna atau relevan.
4) Maksim
cara berbicara (maxim of manner) ; jangan mengatakan sesuatu yang tidak jelas,
jangan mengatakan sesuatu yang ambigu, berbicaralah dengan singkat dan secara khusus.
Salah satu pegangan atau kaidah
percakapan ialah bahwa pendengarnya menganggap bahwa pembicaranya mengikuti
dasar-dasar atau maksim di atas. Jika terdapat tanda-tanda bahwa satu maksim
dilanggar, maka kita harusmemutuskan bahwa ada sesuatu di balik apa yang
dikatakan. (Yule 1996:70) menyimpulkan bahwa, penuturlah yang menyampaikan
makna lewat implikatur, dan pendengarlah yang mengenali makna-makna yang
disampaikan lewat infensi itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar