Likuiditas
menurut Riyanto (2002:25)
adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansial yang
segera harus dipenuhi atau kemampuan
perusahan dalam jangka pendek. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid)
yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar
yang belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera
dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki
kemampuan membayar.
Kemampuan
membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan membayarnya adalah
demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya yang
segera harus dipenuhi.Dengan demikian maka kemampuan membayar itu dapat
diketahui setelah membandingkan kekuatan membayarnya di satu pihak dengan
kewajiban-kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi dilain pihak. Suatu
perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu
memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi, dikatakan
bahwa perusahaan tersebut adalah likuid,
dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid. Untuk
menilai likuiditas perusahaan terdapat
beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai
posisi likuiditas perusahaan, yaitu:
a. Current ratio
Current ratio menghubungkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Aktiva lancar terdiri
dari : kas, surat-surat berharga, piutang usaha, dan persediaan. Hutang lancar
terdiri dari: hutang usaha, pinjaman bank, bagian hutang jangka panjang yang
segera jatuh tempo, hutang pajak, dan biaya-biaya lain yang masih harus
dibayar.
Current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan likuid dan dalam kondisi yang
baik untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo. Sebaliknya,
rendahnya current ratio menunjukkan
kondisi kekurangan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang
segera jatuh tempo. Current ratio
atau tingkat likuiditas perusahaan dapat dipertinggi dengan cara :
1)
Dengan utang lancar
tertentu (current liabilities)
tertentu, diusakan untuk menambah akitiva lancar (current asset)
2)
Dengan aktiva
lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar.
3)
Dengan mengurangi
utang lancar bersama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.
Mengingat
bahwa current ratio adalah angka
perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar, maka setiap transaksi
yang mengakibatkan perubahan jumlah aktiva lancar atau utang lancar baik
masing-masing atau keduanya akan dapat mengakibatkan perubahan current ratio, dan berarti mengakibatkan
pada perubahan tingkat likuiditas perusahaan tersebut.
b.
Quick
ratio
Quick
ratio sebenarnya sama dengan current ratio, tetapi tidak
memperhitungkan persediaan. Persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang
paling tidak likuid, karena untuk dapat dimanfaatkan sesegera mungkin, masih
harus menunggu proses penjualan. Padahal
waktu terjualnya suatu persediaan tidak dapat ditentukan secara pasti.
Quick ratio mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban yang
segera akan jatuh tempo, dan makin tinggi quick
ratio berarti perusahaan semakin likuid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar