Menurut
Gibson (2009) komitmen terhadap organisasi melibatkan tiga sikap: (1)
identifikasi dengan tujuan organisasi, (2) perasaaan keterlibatan dalam
tugas-tugas organisasi, dan (3) Perasaaan loyalitas terhadap organisasi.
Sehingga dimaknai bahwa komitmen organisasi merupakan suatu bentuk
identifikasi, loyalitas dan keterlibatan yang diekspresikan oleh karyawan
terhadap organisasi. Pegawai yang memiliki komtimen yang baik berarti bahwa
pegawai tersebut memiliki loyalitas terhadap organisasi dimana ia berada saat
ini dan akan berupaya untuk berusaha dengan optimal mencapai tujuan organisasi
tempat ia bekerja.
Komtimen
organisasional menurut Ivancevich (2007) adalah perasaan idenifikasi,
keterlibatan, dan kesetiaan yang diekspresikan oleh pegawai terhadap
organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diidentifikasi bahwa komitmen
terhadap organisasi melibatkan tiga sikap yaitu, rasa identifikasi dengan
tujuan organisasi, perasaan terlibat dalam tugas-tugas organisasi, dan perasaan
setia terhadap organisasi. Bukti penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya
komitme organisasional dapat mengurangi efektivitas organisasi.
Tiga
dimensi terpisah dari komitmen organisasioanal yang diutarakan oleh Robbins,
(2008) adalah:
a.
Komitmen efektif
(Affectif Commitment) merupakan perasaan emosional untuk organisasi dan
keyakinan dalam nilai-nilainya. Sebagai contoh,seorang karyawan Pecto mungkin
memiliki komitmen aktif untuk perusahaannya karena keterlibatannya dengan
hewan-hewan.
b.
Komitmen berkelanjut
(continuance comimitment) adalah nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam
suatu organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi
tersebut.Seorang karyawan mungkin akan berkomitmen kepada seorang pemberi kerja
karena ia di bayar tinggi dan merasa bahwa pengunduran diri dari perusahaan
akan menghancurkan keluarganya.
c.
Komitmen normatif
(normative commitment) adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi untuk
alasan-alasan moral atau etis.Sebagai contoh,seorang karyawan yang memelopori
sebuah inisatif baru mungkin bertahan dengan seorang pemberi kerja karena ia
merasa “meninggalkan seseorang dalam keadaan yang sulit” bila ia pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar