Menurut Hawari (2006) Skizofrenia
dibagi dalam beberapa tipe, yaitu:
1)
Skizofrenia tipe hebefrenik
Seseorang yang menderita tipe ini disebut
juga tipe disorganisasi atau kacau balau yang ditandai dengan gejala-gejala
antara lain sebagai berikut:
a) Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang
kacau, dimana jalan pikiran seorang penderita ini tidak dapat dimengerti. Hal
ini dapat dilihat dari kata-kata yang diucapkan oleh pasien dimana satu kata
dengan kata lain tidak ada hubungannya.
b) Dalam
perasaan (mood, affect) yang
datar tanpa ekspresi
serta adanya ketidakserasian (incongruous) atau pasien tampak seperti
ketolol-tololan.
c) Perilaku kekanak-kanakan, senyum yang
menunjukan rasa puas diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri.
d) Waham (delusion)
tidak sistematik (terpecah-pecah) dan tidak terorganisir sebagai suatu
kesatuan.
e) Halusinasi yang terpecah-pecah yang isi
serta temanya tidak terorganinisir sebagai satu kesatuan.
f) Perilaku aneh misalnya menyeringai
sendiri, menunjukkan gerakan-gerakan aneh, berkelakar, mengucapkan kalimat
berulang-ulang dan kecenderungan untuk
menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial.
2) Tipe katatonik.
Skizofrenia tipe ini dibedakan dengan
tipe skizofrenia lain berdasarkan gejala-gejala psikomotor sebagai berikut:
a) Stupor katatonik yaitu suatu pengurangan
hebat dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan atau pengurangan dari
pergerakan atau aktivitas spontan sehingga nampak seperti “patung” atau diam
membisu (mute).
b) Negativisme katatonik adalah suatu
perlawanan yang tidak berdasarkan motif yang jelas, terhadap semua perintah
atau upaya yang dilakukan untuk menggerakan dirinya.
c) Kekakuan (rigidity) katatonik yaitu kondisi dimana pasien yang mempertahankan
suatu sikap kaku terhadap semua upaya yang dilakukan untuk menggerakan dirinya.
d) Kegaduhan katatonik adalah kondisi
kegaduhan aktivitas motorik yang tidak memiliki
tujuan dan tidak dipengaruhi oleh rangsangan dari luar.
e) Sikap tubuh katatonik adalah sikap tubuh
yang tidak wajar dan tampak aneh.
3)
Tipe paranoid
Perilaku utama pada tipe ini adalah adanya rasa curiga yang berlebihan
dan irasional. Manifestasi klinisnya dari skizofrenia tipe paranoid meliputi :
a) Waham (delusion) kejar
atau waham kebesaran, misalnya kelahiran luar biasa (exalted birth), misi atau utusan sebagai penyelamat bangsa, dunia
atau agama, misi kenabian atau merasa tubuhnya bisa berubah. Waham cemburu sering kali juga ditemukan.
b) Halusinasi yang mengandung isi kejaran
atau kebesaran.
c) Gangguan dalam perasaan dan perilaku, rasa
kecemasan yang tidak menentu, kemarahan, suka bertengkar, berdebat dan tidak
kekerasan. Sering kali ditemukan
kebingungan pasien mengenai identitas jenis kelamin dirinya (gender identity) ketakutan bahwa dirinya
diduga sebagai seorang homoseksual atau merasa dirinya didekati orang-orang
homoseksual.
4) Tipe residual.
Tipe ini merupakan sisa-sisa dari gejala Skizofrenia yang tidak
begitu menonjol. Gejala yang tampak pada tipe ini antara lain adalah adanya
alam perasaan yang tumpul dan datar serta tidak serasi (inappropriate), menarik diri dari lingkungan sosial, tingkah laku
eksentrik, pikiran tidak logis dan tidak rasional atau adanya pelonggaran
asosiasi pikiran. Meskipun gejala-gejala Skizofrenia tidak aktif atau tidak
menampakan gejala-gejala positif Skizofrenia, walaupun dalam kondisi
seperti ini pihak keluarga hendaknya tetap membawa pasien untuk berobat.
5)
Tipe Skizofrenia tak
tergolongkan.
Tipe skizofrenia
ini tak dapat digolongkan dalam tipe-tipe skizofrenia lainnya. Gejala klinis dari skizofrenia ini adalah
terdapatnya waham, halusinasi,
inkoherensi atau tingkah laku kacau.
6)
Golongan Skizofrenia lainnya.
Selain gambaran gejala klinis dari Skizofrenia yang
jelas dengan pengelompokan yang telah disebutkan diatas masih terdapat
pengelompokan tipe lainnya seperti: skizofrenia simpleks, ganggguan
skizofreniform, skizofrenia laten dan
gangguan skizoafektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar