a.
Bidan
Istilah midwife dalam bahasa Inggris
yang diterjemahkan menjadi kata bidan dalam bahasa Indonesia berarti
mendampingi perempuan. Istilah ini sudah ada sejak jaman dahulu kala dan
beberapa tulisan tentang midwife telah terdapat dalam Perjanjian Lama. Bidan dijaman
moderen pertama harus merupakan perawat berijasah kemudian melanjutkan
pendidikan, mendapatkan pengalaman dan melakukan pemeriksaan dalam asuhan
keperawatan bagi wanita yang hamil, bersalin serta postpartum dan juga bagi
bayinya. Kemudian bidan harus memiliki kualifikasi untuk mengerjakan semua
asuhan untuk mengerjakan semua asuhan kehamilan yang normal (sesudah dokter
ahli obstetric menyingkirkan semua kelainan yang mungkin atau potensial
terjadi), mengawasi persalinan serta melangsungkan proses pelahiran yang normal
dan merawat ibu yang postpartum serta bayi baru lahir normal. Pada beberapa
klinik kebidanan, keseluruh asuhan keperawatan tersebut dilaksanakan oleh para
bidan; pada beberapa klinik lainnya dan juga sebagian besar rumah sakit, asuhan
keperawatan dilakukan dibawah pengawasan dokter ahli obstetric. Namun demikian
bidan harus mendampingi ‘ibu’ khususnya selama proses kelahiran berlangsung.
Bidan bekerja di rumah sakit, klinik
antennal, bangsal perawatan antenatal serta kamar bersalin, kamar bayi, dan
bangsal perawat serta klinik postnatal. Mereka juga bekerja dalam komunitas
sebagian bidan kunjungan rumah
(khususnya kalau ibu dan bayinya dipulangkan secara dini dari rumah sakit),
pada puskesmas serta klinik keluarga berencana. Mereka juga terlibat dalam
penyuluhan antenatal, kursus-kursus persiapan persalinan dan kursus-kursus
untuk mengejarkan cara-cara menjadi orang tua. Para
bidan juga memasuki bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti konsultan
laktasi, dan beberapa pekerjaan dalam praktek yang tidak terikat.
b.
Dokter Obstretri
Dokter ahli obstetric adalah dokter
yang sudah mendapatkan pendidikan dengan kualifikasi khusus dalam bidang
spesialisasi kebidanan atau obstetric, memiliki pengalaman postgraduate dan
melakukan pemeriksaan untuk ibu hamil, bersalin secara nifas. Dokter obstetri
bekerja di rumah sakit umum sebagai konsultan, dan kepala setiap Klinik atau
Unit kebidanan di rumah sakit tersebut adalah dokter obstetric senior yang
dapat dibantu oleh dokter-dokter obstetrilainnya. Pada Unit Kebidanan bisa
ditemukan residen yang sedang menjalani pendidikan spesialis untuk manjadi ahli
obstetri. Dokter obstetri juga memberikan asuhan maternitas secara individual
atau personal, dan ibu hamil dapat menjalani pemeriksaan antenatal pada praktek
pribadi dokter obstetric. Sebagian besar dokter obstetric memiliki jatah tempat
tidur bagi pasien-pasiennya di bangsal-bangsal rumah sakit pemerintah dan rumah
sakit swasta yang besar.
c.
Dokter Umum
Dokter umum juga terlibat dalam
asuhan maternitas. Kadang-kadang dokter umum memiliki kelebihan karena memahami
dan merawat keluarga pasien sehingga mengetahui secara lebih luas kebutuhan
atau permasalahan yang mempengaruhi kehamilan. Dokter umum biasanya memiliki
perjanjian dengan sejumlah dokter obsetetri untuk keperluan konsultasi dan
rujukan jika pelayanan spesialis ini diperlukan. Beberapa dokter umum mungkin
memiliki Diploma Obstetri dan Ginekologi sehingga mereka diperbolehkan
melakukan tindakan obstetric sederhana, seperti pemakaian vakum ekstraksi untuk
persalinan tanpa komplikasi.
d.
Profesional Medis Lain
Ibu hamil dapat dirujuk professional
kesehatan lainnya atau ia dapat memutuskan sendiri konsultasi pada professional
kesehatan lainnya untuk memperoleh nasihat, penyuluhan atau tindakan tambahan
selama kehamilannya. Konsultasi pada ahli gizi diperlukan untuk perencanaan
makan dan penyuluhan gizi; konsultasi pada fisioterapis untuk latihan
antenatal, persiapan persalinan dan
teknik relaksi; konsultasi pada konsultan payudara untuk perawatan payudara
serta putting susu dan kemudian untuk pengawasan serta bantuannya dalam
pemberian ASI; dan konsultasi pada petugas penyuluhan untuk calon ayah serta
ibu (parent craft teacher) diperlukan guna mendapatkan nasihat mengenai hal-hal
di luar kelahiran bayi seperti cara membeli perlengkapan bayi, perencanaan
belanja yang sederhana, segi-segi keamanan dan ketrampilan dasar dalam
perawatan bayi. Pekerjaan sosial, ulama dan ahli farmasi mungkin dibutuhkan
pula untuk perawatan ibu hamil serta keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar