Secara konteks, komunikasi dapat
dibagi menjadi (Liliweri, 2007):
a.
Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi yang berlangsung sebagai
komunikasi antarpribadi (inter-personal
communication) yakni komunikasi yang dilakukan oleh 2 atau 3 orang dengan
jarak fisik di antara mereka yang sangat dekat, bertatapan muka atau bermedia
dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat
khusus, serta memiliki tujuan/maksud komunikasi tidak berstruktur.
b.
Komunikasi Kelompok
Komunikasi dalam konteks kelompok
merupakan komunikasi yang terjadi di antara sejumlah orang (kalau kelompok
kecil berjumlah 4-20 orang, kelompok besar 20-50 orang), umpan balik pesan
berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat khusus, tujuan/maksud komunikasi
tidak berstruktur.
c.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi kesehatan dapat pula
beroperasi dalam konteks organisasi baik organisasi kesehatan seperti Puskesmas
Pembantu, Puskesmas, Klinik-klinik, Rumah Sakit, atau organisasi yang berorientasi
profesi kesehatan, misalnya IDI, IBI, bahkan organisasi yang berorientasi pada
layanan dan bisnis dalam bidang kesehatan (perusahaan farmasi sampai ke
perusahaan produksi alat-alat kesehatan). Melalui organisasi tersebut beragam
informasi tentang kesehatan dapat disebarluaskan kepada individu, komunikasi
atau kelompok-kelompok sasaran.
d.
Komunikasi Publik
Aktivitas komunikasi juga beroperasi
dalam konteks komunikasi public. Kini informasi kesehatan dapat diperoleh
malalui aktivitas komunikasi public. Sebagai contoh, mahasiswa FKM dapat
menyebarluaskan informasi (pengetahuan, pencegahan) yang bersumber dari isu
“demam berdarah” atau “PMS” di kota
Kupang melalui forum-forum yang telah disiapkan secara berstruktur. Melalui
kegiatan lokakarya, seminar, simponis, pendidikan dan pelatihan yang berskala
praktis hingga ke penentuan kebijakan sampai informasi keilmuan dapat dilakukan
oleh mahasiswa yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, LSM, Lembaga Agama,
Perusahaan Obat, dan lain-lain.
e.
Komunikasi Massa
Harus diakui bahwa kini nyaris tak
ada aktivitas manusia termasuk penyebarluasan informasi kesehatan yang tidak
ditopang oleh jasa media massa .
Perhatikan bagaimana para pengusaha obat, makanan dan minuman berlomba-lomba
memanfaatkan media massa seperti radio, televise,
surat kabar,
majalah, folder, pamphlet, leaflet untuk menyebarluaskan informasi tentang
kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar