1)
Penilaian Status Gizi
a)
Penilaian status gizi langsung
dapat dikerjakan dengan pemeriksaan klinis, atipometri, uji biokimia dan
biofisik
b)
Penilaian status gizi tidak
langsung, pada prinsipnya bahwa malnutrisi dapat mempengaruhi morbiditas maupun
mortalitas beberapa jenis penyakit pada berbagai golongan umur sehingga angka
statistic yang diperoleh dari berbagai jenis penyakit dapet menggambarkan
keadaan status gizi golongan umur, mortalitas ibu dan bayi baru lahir, serta
angka harapan hidup
Untuk menyatakan status gizi seseorang
perlu disebutkan variabel yang digunakan dalam penentuan, misalnya BB, TB atau
variabel pertumbuhan lainnya. Variabel-variabel yang digunakan dalam menentukan
status gizi disebut dengan indicator status gizi.
2)
Macam-macam indeks pengukuran
antropometri
Kata antropometri berasal dari kata
latin “antropos” yang berarti
manusia. Menurut ensiklopedi Encarta (2998) pengukuran tubuh manusia dengan
antrpometrik dipelopori oleh ahli antropologi terkenal di Amerika Serikat Ales
Herdlicka (Supriasa dkk, 2002)
Untuk mengetahui apakah berat dan
tinggi badan normal, lebih rendah atau lebih tinggi dari yang seharusnya,
dilakukan perbandingan dengan suatu standar internasioanl yang ditetapkan oleh
WHO. Status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur berat badan (BB) atau
tinggi badan (TB) sesuai dengan umur (U) secara sendiri-sendiri, tetapi juga
dalam bentuk indikator yang dapat merupakan kombinasi abtara ketiganya.
Masing-masing indikator mempunyai makna tersendiri, misalnya kombinasi antar BB
dan U membentuk indikator BB/U dan kombinasi antara TB dan U membentuk
indikator TB menurut U atau TB/U dan kombinasi antara BB dan TB membentuk
indikator BB menurut TB atau BB/TB (Supriasa dkk, 2002).
Indikator BB/U menunjukkan secara
sensitive status gizi saat ini (saat diukur) karena mudah berubah. Namun
indikator BB/U tidak spesifik karena BB selain dipengaruhi oleh U juga
dipengaruhi oleh TB. Indikator TB menggambarkan status gizi masa lalu dan
indikator BB/TB menggambarkan secara spesifik dan sensitif status gizi saat ini
(Supriasa dkk, 2002).
a)Berat Badan Menurut Umur
Berate badan adalaha satu
aparameter yang memberikan massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan yang mendadak, sepeti karena serangan penyakit infeksi, menurunnya
nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. BB adalah parameter
antropometri yang sangat baku. Dalam keadaan normal keadaan kesehatan dan
ekseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin maka BB berkembang
mengikuti perkembangan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal terdapat dua
kemungkinan perkembangan berat badan yaitu dapat lebih cepat atau lambat dari
keadaan normal. Berdasarkan keraketristik BB ini maka indeks BB menurut umur
digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Mengingat BB yang
labil maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi sekarang (Supriasa dkk,
2002)
1)
Kelebihan BB/U
2) Lebih cepat dan cepat dimengerti oleh
masyarakat
3) Baik untuk pengukuran status gizi akut dan
kronis
4)
BB dapat difluktuasi
5)
Sangat baik terhadap perubahan
kecil
6)
Dapat mendeteksi kegemukan
Kekurangan BB/U
1)
Dapat menimbulkan interpretasi
status gizi yang keliru apabila terdapat oedema atau acites
2)
Di daerah pedesaan yang masih
terpencil dan tradisional, umur sering sulit ditaksir secara tepat krena
pencatatan umur yang belum baik
b)
Tinggi Badan menurut Umur
Tinggi badan menggambakan keadaan pertumbuhan skeletal.
Pada keadaan normal TB berubah seiring dengan pertumbuhan umur. Pertumbuhan TB
tidak sama dengan pertumbuhan BB, relative kurang sensitive terhadap masalah
kekurangan gizi dalam waktu cepat. Pengaruhnya akan nampak dalam waktu yang
relative lama. TB/U menggambarkan status giz masa lampau sehingga juga erat
kaitannya dengan social ekonomi (Supriasa dkk, 2002)
Keuntungan TB/U
1) Baik untuk menilai staus gizi masa lampau
2) Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah
dan mudah dibawa
Kekurangan TB/U
1)
TB tidak cepat naik bahkan
tidak mungkin turun
2)
Kemungkinan relative sulit
dilakukan
c)Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berate badan memberikan
hubungan yang linier dengan TB, akan searah dengan pertumbuhan BB dan kecepatan
TB. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat
ini (sekarang). Indeks BB/TB adalah merupakan indeks yang independent terhadap
umur (Supriasa dkk, 2002)
Keuntungan
BB/TB
1)
Tidak memerlukan data umur
2) Dapat membedakan proporsi badan (gemuk,
normal, kurus)
Kekurangan BB/TB
1)
Tidak dapat memebrikan jawaban
apakah orangnya pendek karena factor umur tidak diperhitungkan
2)
Dalam prakteknya mengalami
kesulitan karena dapat melibatkan bantuan kepada keluarga
3)
Membutuhkan dua macam alat
pengukuran
4)
Mengukur relatif lama
5)
Membutuhkan dua orang untuk
melakukannya
6)
Sering terjadi kesalahan dalam
pembacaan hasil pengukuran tentu nila dilakukan oleh kelompok non professional
d)
Lingkar Lengan Atas (LILA)
Penukuran LILA adalah salah satu deteksi dini yang mudah
dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko
Kekurangan Energi Kronis (KEK). LILA merupakan indeks status gizi saat ini.
Sumber rujukan yang digunakan adalah pedeoman penggunaan alat ukur Lingkar
Lengan Atas (LILA) pada wanita usia subur yang dikeluarkan oleh Depkes (Supriasa
dkk, 2002).
Ambang batas LILa dengan resiko KEK di Indonesia adalah
23,5 cm. apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah LILa
artinya wanita tersebut memiliki resiko KEK dan diperkirakan melahirkan Berat
BAdan Lahir Rendah (BBLR).
Cara pengukuran LILA
Pengukuran LILA dilakukan
melalui urutan yang telah ditetapkan yaitu:
a)
Tetapkan posisi bahu dan siku
b) Letakkan pita antara bahu dan siku
c)
Tentukan titik tengah lengan
d)
Lingkarkan pita LILA pada
tengah lengan
e) Pita jangan terlalu ketat dn jangan
terlalu longgar
f)
Cara pembacaan skala yang benar
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran LILA
adalah pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal maka diukur dengan tangan kanan). Lngan harus dalam
keadaan bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau
kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik atau tidak kusut dan sudah
dilipat-lipat sehingga permukaannya tidak rata.
Tujuan pengukuran LILA adalah:
a)
Mengetahui resiko KEK pada
balita untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan Berat BAdan Lahir
REndah (BBLR)
b)
Meningkatkan perhatian dan
kesadaran masyarakat agara lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan
KEK
c)
Mengembangkan gagasan baru di
kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehajteraan ibu dan anak
d) Meningkatkan peran petugas lintas sektoral
dalam upaya perbaikan gizi
e) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada
kelompok sasaran yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK)
Keuntungan LILA
a) Indikator yang baik untuk melihat KEP
berat
b) Alat ukur murah, ringan dan
dapat dibuat sendiri
c) Dapat diberi kode warna untuk
menentukan keadaan gizi sehingga dapat digunakan oleh yang tidak dapat membaca
dan menulis
Kekurangan LILA
d)
Tidak dapat mengidentifikasi
KEP berat
e)
Sulit menentukan ambang batas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar