Senin, 28 September 2015

Pengkajian Halusinasi (Konsultasi Skripsi, SKRIPSI, Jogja, Kedokteran, Judul Kedokteran, Keperawatan, Judul Keperawatan, kesehatan, Judul Kesehatan)

Pengkajian pasien dengan halusinasi ada 4 poin pokok pengkajian yang dilakukan sebagai berikut:
1.       Isi halusinasi yang dialami klien
Hal ini dapat dikaji dengan menanyakan suara siapa yang didengar, berkata apabila halusinasi yang dialami adalah halusinasi dengar atau bentuk bayangan yang dilihat oleh klien, bila halusinasinya adalah halusinasi penglihatan, bau apa yang tercium untuk halusinasi bau atau hirup, rasa apa yang dikecap, untuk halusinasi pengecapan, atau merasakan apa yang dipermukaan tubuh bila halusinasi perabaan. Informasi ini penting untuk menentukan menetukan jenis halusinasi dengan isi halusinasi.
2.       Waktu dan frekuensi halusinasi
Hal ini dapat dikaji dengan menanyakan kepada klien kapan pengalaman halusinasi muncul, berapa kali sehari, seminggu atau sebulan pengalaman halusinasi itu muncul. Bila memungkinkan klien diminta menjelaskan kapan persisnya waktu terjadi halusinasi tersebut. Imformasi ini penting untuk mengidentifikasikan bilamana klien perlu diperhatikan saat mengalami halusinasi.
3.       Situasi pencetus halusinasi
Perawat perlu mengidentifikasi situasi yang di alami klien sebelum mengalami halusinasi. Ini dapat dikaji dengan menanyakan kepada klien kejadian yang dialami sebelum halusinasi muncul. Selain itu perawat juga dapat mengobservasi apa yang dialami klien menjelang muncul halusinasi untuk memvalidasi pernyataan klien.
  4.       Respon klien
Untuk menentukan sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi klien, bisa dikaji dengan menanyakan apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami pengalaman halusinasi. Apakah klien mampu mengontrol stimulasi halusinasi atau sudah tidak berdaya terhadap stimulasi
Namun dalam pengkajian pasien dengan tingkatan di mana komunikasi tidak dapat lagi dilaksanakan maka dapat dilakukan penggalian tambahan informasi dari keluarga atau perawat yang sudah lama ikut merawatnya. Penggalian informasi dari keluarga biasanya dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan kepercayaan. Oleh karena itu baik pengkajian pasien maupun dari keluarga bersifat subjektif atau sangat tergantung pendapat secara individual. 

Tidak ada komentar: