Sabtu, 19 September 2015

Hak dan Kewajiban Apoteker Judul Farmasi, Farmasi, Judul Hukum, Hukum, Konsultasi Skripsi, SKRIPSI)

Maksud hak  dan  kewajiban  apotaker  adalah ditunjukkan kepada hak   dan  kewajiban  dalam menjalankan  profesi  apotaker  yaitu dalam memberikan  pelayanan  obat  kepada  masyarakat.
1.        Hak-hak Apotaker
Menurut Moh. Anief hak apotaker  adalah sebagai berikut :
a.         Hak untuk  bekerja menurut standar profesi farmasi.
 Dalam menjalankan pelayanan obat kepada masyarakat maka apotaker    mempunyai   hak   untuk   bekerja   sesuai   standar (ukuran) profesinya.
b.  Apotaker berkah untuk membuat atau meracik obat dalam resep.         Sedangkan menurut Hartono, apotaker berhak menolak untuk                   melayani obat disebabkan mkarena hal-hal sebagai berikut :
a. Harga obat yang dipesan pasien trlalu mahal, maka pasien tidak                     mampu menembusnya.
b.  Petugas apotik tidak paham atau tidak bias membaca resep nya.
c.  Persediaan obat habis atau tidak ada di apotik tersebut         
2.  Kewajiban Apotaker
Dalam menjalankan tugas, apotaker mempunyai kewajiban serta mengamalkan keahliannya yang  selalu berpegang teguh pada sumpah/janji apotaker. Apotaker didalam  pengapdian profesinya berpedoman     pada suatu ikatan moral yaitu kode  Etika   Apotaker  Indonesia, dalam peraturan   Mentri  Kesehatan  Nomor  922./  MENKES /  PER X /  1993 tentang  ketentuan dan tata cara pemberian izin apotik, pada pasal 12 ayat 1 bahwa Apotaker  berkewajiban menyadiakan , menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik, yang keabsahanya  terjamin.
Pasal 15 ayat (1)-(4) peraturan ini menyatakan kewajiban Apotaker sebagai berikut :
a.    Apotik  wajib melayani  resep  sesuai  dengan  tanggung  jawab dan Keahlian profesinya yang dilandasi  pada kepentingan masyarakat.
b.    Apotaker   tidak   diizinkan   untuk   mengganti   obat   generic  yang ditulis di dalam nya dengan obat paten
c. Dalam hal pasien tidak mampu menembus obat yang  tertulis dalam resep, apotaker wajip berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang labih tepat.
d.  Apotaker wajib memberikan informasi :
a)   Yang   berkaitan  dengan  penggunaan  obat  yang  diserahkan kepada pasien
b) Penggunaan obat secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan masyarakat
Undang-undang Nomor 6 Tahun  1963  tentang tenaga sehatan pada pasal 11 ayat (1) menyatakan ‘’dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan  didalam  kitab  undang-undang  Hukum pidana dan peraturan-peraturan lainya. Maka   terhadap  tenaga kesehatan   dapat  dilakukan tindakan admininstatif dalam hal sebagai berikut :
a.       Melalainkan kewajiban.
b.        Melakukan hal yang seharusnya  tidak boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatan nya maupun mengingat sempah sebagai tenaga kesehatan.
c.         Mengabaikan   yang   suatunya  dilakukan   oleh   tenaga   kesehatan.
d.        Melanggar    seswatu    ketentuan   menurut   berdasarkan   undang-         undang ini.
‘’jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditetakan maka diberikan sanksi  admininstratif  berupa  pencabutan  surat izin keja yang  lama nya dapat  dibedakan  atas  berat ringan pelanggaran tersebut. baik  terhadap  sumpah  /  janji,  kode  etik maka tenaga professional akan diadili oleh suatu peradilan dimana sejawatnya memegang peranan yang dominan’’.
Mengenai  tindakan  disiplin  terhadap  tenaga  kesehatan Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan  tedapat pada  pasal  45 menyatakan bahwa’’
1.    Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian
dalam melaksanakan  profesinya  dapat  dikenakan  tindakan  disipl
in.
2.    Penentuan  ada  tidak  nya  kesalahan  atau   kelalaianyang ilakukan sebagaimana   yang  dimaksutkan  ayat  (1)  ditentukan  olekh majelis disiplin tenaga kesehatan.
3.    Ketentuan mengenai kepembetukan, tugas, fungsi misal nya tatakerja majelis Disiplin  Tenaga  Kerja  Kesehatan ditetapkan  dengan   kepres Menurut   penjelasan     pasal   54   Undang-ndang   Nomor 23 tahun  1992   tentang  kesehatan pada ayat (1) tindakan disiplin  pada ayat ini adalah salah satu bantuk  tindakan  administratif, misalnya pencabutan surat izin kerja  dalam   jangka  waktu tertentu   atau hukum lain, sesuai  dengan kesalahan atau kelalaian yang dilakukan.Maksud hak  dan  kewajiban  apotaker  adalah ditunjukkan kepada hak   dan  kewajiban  dalam menjalankan  profesi  apotaker  yaitu dalam memberikan  pelayanan  obat  kepada  masyarakat.
1.        Hak-hak Apotaker
Menurut Moh. Anief hak apotaker  adalah sebagai berikut :
a.         Hak untuk  bekerja menurut standar profesi farmasi.
 Dalam menjalankan pelayanan obat kepada masyarakat maka apotaker    mempunyai   hak   untuk   bekerja   sesuai   standar (ukuran) profesinya.
b.  Apotaker berkah untuk membuat atau meracik obat dalam resep.         Sedangkan menurut Hartono, apotaker berhak menolak untuk                   melayani obat disebabkan mkarena hal-hal sebagai berikut :
a. Harga obat yang dipesan pasien trlalu mahal, maka pasien tidak                     mampu menembusnya.
b.  Petugas apotik tidak paham atau tidak bias membaca resep nya.
c.  Persediaan obat habis atau tidak ada di apotik tersebut         
2.  Kewajiban Apotaker
Dalam menjalankan tugas, apotaker mempunyai kewajiban serta mengamalkan keahliannya yang  selalu berpegang teguh pada sumpah/janji apotaker. Apotaker didalam  pengapdian profesinya berpedoman     pada suatu ikatan moral yaitu kode  Etika   Apotaker  Indonesia, dalam peraturan   Mentri  Kesehatan  Nomor  922./  MENKES /  PER X /  1993 tentang  ketentuan dan tata cara pemberian izin apotik, pada pasal 12 ayat 1 bahwa Apotaker  berkewajiban menyadiakan , menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik, yang keabsahanya  terjamin.
Pasal 15 ayat (1)-(4) peraturan ini menyatakan kewajiban Apotaker sebagai berikut :
a.    Apotik  wajib melayani  resep  sesuai  dengan  tanggung  jawab dan Keahlian profesinya yang dilandasi  pada kepentingan masyarakat.
b.    Apotaker   tidak   diizinkan   untuk   mengganti   obat   generic  yang ditulis di dalam nya dengan obat paten
c. Dalam hal pasien tidak mampu menembus obat yang  tertulis dalam resep, apotaker wajip berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang labih tepat.
d.  Apotaker wajib memberikan informasi :
a)   Yang   berkaitan  dengan  penggunaan  obat  yang  diserahkan kepada pasien
b) Penggunaan obat secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan masyarakat
Undang-undang Nomor 6 Tahun  1963  tentang tenaga sehatan pada pasal 11 ayat (1) menyatakan ‘’dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan  didalam  kitab  undang-undang  Hukum pidana dan peraturan-peraturan lainya. Maka   terhadap  tenaga kesehatan   dapat  dilakukan tindakan admininstatif dalam hal sebagai berikut :
a.       Melalainkan kewajiban.
b.        Melakukan hal yang seharusnya  tidak boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatan nya maupun mengingat sempah sebagai tenaga kesehatan.
c.         Mengabaikan   yang   suatunya  dilakukan   oleh   tenaga   kesehatan.
d.        Melanggar    seswatu    ketentuan   menurut   berdasarkan   undang-         undang ini.
‘’jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditetakan maka diberikan sanksi  admininstratif  berupa  pencabutan  surat izin keja yang  lama nya dapat  dibedakan  atas  berat ringan pelanggaran tersebut. baik  terhadap  sumpah  /  janji,  kode  etik maka tenaga professional akan diadili oleh suatu peradilan dimana sejawatnya memegang peranan yang dominan’’.
Mengenai  tindakan  disiplin  terhadap  tenaga  kesehatan Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan  tedapat pada  pasal  45 menyatakan bahwa’’
1.    Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian
dalam melaksanakan  profesinya  dapat  dikenakan  tindakan  disipl
in.
2.    Penentuan  ada  tidak  nya  kesalahan  atau   kelalaianyang ilakukan sebagaimana   yang  dimaksutkan  ayat  (1)  ditentukan  olekh majelis disiplin tenaga kesehatan.
3.    Ketentuan mengenai kepembetukan, tugas, fungsi misal nya tatakerja majelis Disiplin  Tenaga  Kerja  Kesehatan ditetapkan  dengan   kepres Menurut   penjelasan     pasal   54   Undang-ndang   Nomor 23 tahun  1992   tentang  kesehatan pada ayat (1) tindakan disiplin  pada ayat ini adalah salah satu bantuk  tindakan  administratif, misalnya pencabutan surat izin kerja  dalam   jangka  waktu tertentu   atau hukum lain, sesuai  dengan kesalahan atau kelalaian yang dilakukan.

Tidak ada komentar: