Lange & Jakubowski (1978)
menyatakan beberapa tipe perilaku asertif. Tipe-tipe perilaku asertif tersebut
adalah:
a.
Basic
Assertion.
Basic Assertion mengacu
pada ekspresi penghargaan secara sederhana terhadap hak, keyakinan, perasaan
atau opini individu tanpa melibatkan keterampilan social lain seperti empati,
konfrontasi, atau persuasi. Selain itu Basic Assertion juga melibatkan
pengekspresian perasaan dan penghargaan terhadap orang lain.
b.
Emphatic
Assertion.
Bentuk ini dilakukan jika seseorang ingin untuk
melakukansesuatu yang lebih daripada sekedar mengekspresikan perasaan atau
kebutuhan mereka secara sederhana. Individu menyampaikan pernyataan yang
menunjukkan adanya pemahaman akan situasi atau perasaan orang lain dan diikuti
dengan pernyataan lain yang menunjukkan usaha mempertahankan hak pribadi yang
bersangkutan.
c.
Escalating
Assertion.
Masters (Lange & Jakubowski, 1978) menyatakan
bahwa escalating assertion, dimulai dengan respon asertif minimal yang
biasanya dapat mencapai tujuan dengan emosi negative dan usaha minimum serta
kemungkinan konsekuensi negative yang kecil. Ketika orang lain tidak merespon
dan terus melanggar hak pribadi, individu secara bertahap meningkatkan tingkah
laku asertifnya tanpa menjadi agresif. Bentuk escalating assertion dapat
berupa permintaan sampai tuntutan, mulai dari mencoba memilih sampai langsung
menolak, atau mulai dari emphatic assertion sampai basic assertion yang
tegas.
d.
Confrontative
Assertion.
Bentuk ini digunakan ketika kata-kata seseorang
bersifat kontradiktif dengan perbuatannya. Tipe ini meliputi penggambaran
secara objektif mengenai apa yang telah dikatakan seseorang, yang sebenarnya
telah dilakukan dan apa yang anda diinginkan.
e.
Language Assertion.
Language terutama berguna untuk orang-orang dalam
mengekspresikan perasaan-perasaan negatif. Prinsip-prinsip dalam Language Assertion dapat membantu individu
mempelajari bagaimana menentukan perasaan individu.
Sedangkan L’Abate &
Milan (1985) menjelaskan ada 3 (tiga) tipe perilaku asertif yaitu:
a.
Asertif untuk menolak (Refusal Assertiveness)
Perilaku asertif dalam konteks
ketidaksetujuan atau ketika seseorang berusaha untuk menghalangi atau
mencampuri pencapaian tujuan orang lain. hal ini membutuhkan keterampilan
social untuk menolak atau menghindari campur tangan orang lain.
b.
Asertif untuk
memuji (Commendatory Assertiveness)
Ekspresi-ekspresi dari
perasaan positif seperti penghargaan, apresiasi dan menyukai dapat dilihat
untuk memfasilitasi hubungan interpersonal yang baik. Kemampuan untuk memuji
orang lain dalam cara yang hangat, tulus dan bersahabat dapat menjadi kemampuan
yang memiliki kekuatan hebat dan berfungsi untuk membuat seseorang menjadi
penguat dan partner interaksi yang menyenangkan.
c.
Asertif untuk
meminta (Request Assertiveness)
Perilaku asertif jenis ini
terjadi ketika seseorang meminta orang lain untuk membantunya mencapai tujuan
atau memenuhi kebutuhannya. Perilaku asertif ini sering dipadukan dengan
penolakan, dalam situasi menolak permintaan orang lain dan meminta perubahan
tingkah laku peminta. Fungsi dari jenis perilaku asertif ini adalah agar
menghindari terjadinya konflik yang sama dikemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar