Jumat, 26 September 2014

Konsultasi Skripsi; Ciri-Ciri Perilaku Asertif

Lange dan Jakubowski (1978) mengemukakan lima ciri-ciri individu dengan perilaku asertif. Ciri-ciri yang dimaksud adalah:
a.    Menghormati hak-hak orang lain dan diri sendiri Menghormati orang lain berarti menghormati hak-hak yang mereka miliki, tetapi tidak berarti menyerah atau selalu menyetujui apa yang diinginkan orang lain. Artinya, individu tidak harus menurut dan takut mengungkapkan pendapatnya kepada seseorang karena orang tersebut lebih tua dari dirinya atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi.
b.   Berani mengemukakan pendapat secara langsung Perilaku asertif memungkinkan individu mengkomunikasikan perasaan, pikiran, dan kebutuhan lainnya secara langsung dan jujur.
c.    Kejujuran bertindak jujur berarti mengekspresikan diri secara tepat agar dapat mengkomunikasikan perasaan, pendapat atau pilihan tanpa merugikan diri sendiri atau orang lain.
d.   Memperhatikan situasi dan kondisi semua jenis komunikasi melibatkan setidaknya dua orang dan terjadi dalam konteks tertentu. Dalam bertindak asertif, seseorang harus dapat memperhatikan lokasi, waktu, frekuensi, intensitas komunikasi dan kualitas hubungan.
e.    Bahasa tubuh dalam bertindak asertif yang terpenting bukanlah apa yang dikatakan tetapi bagaimana menyatakannya. Bahasa tubuh yang menghambat komunikasi, misalnya: jarang tersenyum, terlihat kaku, mengerutkan muka, berbicara kaku, bibir terkatup rapat, tidak berani melakukan kontak mata dan nada bicara tidak tepat.
Alberti dan Emmons (2002) secara umum orang yang berperilaku asertif, akan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)   Mengekspresikan diri sendiri.
b)   Menghomati hak-hak orang lain.
c)   Jujur.
d)  Langsung dan tegas.
e)   Menyetarakan, menguntungkan kedua pihak dalam sebuah hubungan baik dengan kata-kata (termasuk isi pesan) maupun tanpa kata-kata (termasuk gaya pesannya).
f)    Positif sesekali (mengekspresikan kasih sayang, pujian, penghargaan) dan negatif sesekali (mengekspresikan batasan, amarah, kritik).
g)   Layak bagi orang dan situasi masing – masing, bukan universal.
h)   Bertanggung jawab secara social.
i)     Belajar, bukan pembawaan lahiriah
Karakteristik maupun ciri-ciri di atas turut mendukung seseorang dalam menampilkan perilaku asertif, dan turut menggambarkan bahwa asertivitas tersebut bukan pembawaan lahiriah namun suatu ketrampilan interpersonal yang dapat dipelajari, dikembangkan dan ditingkatkan (Alberti & Emmons, 2002; Dickson & Hargie, 2003).

Tidak ada komentar: