Fansterheim dan Bear (1991)
menyatakan bahwa perilaku asertif meliputi
empat aspek, yaitu:
a. Merasa
bebas untuk mengemukakan pendapat tentang apa yang dipikirkan dan apa yang diinginkan dengan kata-kata dan
tindakan, individu mengeluarkan pernyataan “inilah diriku, inilah yang saya
rasakan, saya
b. pikirkan,
dan saya inginkan.”
c. Mampu
berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang asertif akan dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang sudah
dikenal maupun belum dikenal sebelumnya.
Komunikasi ini selalu terbuka, langsung, jujur dan sebagaimana mestinya.
d. Mempunyai
pandangan aktif dalam hidupnya, dengan kata lain orang yang asertif mempunyai usaha untuk mendapatkan apa
yang diinginkannya.
e. Sebagai
kebalikan menyolok dari orang yang pasif yang hanya menunggu terjadinya sesuatu, orang yang asertif justru
berusaha agar sesuatu itu terjadi.
f. Bertindak
dengan cara yang dihormati, artinya menerima keterbatasannya sehingga kegagalan tidak membuatnya
kehilangan harga diri.
Menurut Lazarus (dalam Rakos,
1991), perilaku asertif mengandung beberapa
aspek, yaitu kemampuan untuk berkata tidak, kemampuan untuk meminta pertolongan, kemampuan untuk
menyatakan perasaan-perasaan positif dan
negatif, kemampuan untuk berinisiatif, melangsungkan dan menyelesaikan suatu pembicaraan.
Christoff dan Kelley (dalam
Ardhiana, 2000) menjelaskan bahwa asertivitas
mencakup tiga klasifikasi umum perilaku yaitu tepat dalam menolak permintaan orang lain, ekspresi yang tepat
dari pikiran dan perasaan, serta ekspresi
yang tepat dari keinginan. Hal yang sama dalam aspek-aspek dari perilaku
asertif oleh Alberti dan Emmons (2002) yang telah diterjemahkan antara lain:
a. Mempromosikan
kesetaraan dalam hubungan manusia. Mampu menempatkan kedua belah pihak secara setara, memulihkan
keseimbangan kekuatan dengan cara
memberikan kekuatan pribadi terhadap yang lemah serta menjadikannya mungkin
bagi setiap orang untuk menang dan tidak ada seorang pun yang merugi.
b. Bertindak
menurut kepentingan sendiri. Mengacu kepada kesanggupan untuk membuat keputusan sendiri tentang karier,
hubungan, gaya hidup, dan jadwal, untuk berinisiatif mengawali pembicaraan dan
mengorganisir kegiatan, untuk
berinisiatif mengawali pembicaraan dan mengorganisir kegiatan,
untuk mempercayai penilaian sendiri, untuk
menetapkan tujuan dan berusaha meraih itu semua, untuk meminta bantuan dari
orang lain, untuk berpartisi dalam pergaulan.
c. Membela
diri sendiri. Mencakup perilaku seperti berkata tidak, menentukan batas-batas
bagi waktu dan energi, menanggapi kritik atau hinaan atau amarah, mengekspresikan atau membela sebuah
pendapat.
d. Mengekspresikan
perasaan dengan jujur dan nyaman. Berarti kesanggupan untuk kurang setuju, menunjukkan amarah,
memperlihatkan kasih sayang atau
persahabatan, mengakui rasa takut atau cemas, mengekspresikan
persetujuan atau dukungan, bersikap
spontan tanpa adanya rasa cemas yang menyakitkan.
e. Menerapkan
hak-hak pribadi. Berhubungan dengan kesanggupan sebagai warga negara, sebagai konsumen, sebagai
anggota dari sebuah organisasi atau
sekolah atau kelompok kerja, sebagai partisipan dalam peristiwa umum
untuk mengekspresikam opini, untuk
bekerja bagi perubahan, untuk menanggapi
pelanggaran dari hak seseorang atau hak orang lain.
f. Tidak
menyangkal hak-hak orang lain. Berarti mencapai ekspresi pribadi tanpa kritik tidak adil terhadap orang lain,
tanpa perilaku yang menyakitkan terhadap
orang lain, tanpa menjuluki, tanpa intimidasi, tanpa manipulasi, tanpa mengendalikan orang lain.
Kelley (dalam
Hapsari, 2007) menyatakan bahwa aspek-aspek perilaku asertif yang dikemukakan adalah:
a.
Permintaan yaitu
kemampuan individu dalam mengemukakan haknya sendiri, meminta pertolongan dan
tanggung jawab orang lain tentang suatu hal.
b.
Penolakan yaitu
kemampuan individu untuk menolak keinginan, ajakan ataupun saran yang tidak
sesuai dengan diri sendiri.
c.
Pengekspresian
diri yaitu kemampuan individu untuk berani mengekspresikan perasaan dan pikiran
secara tepat.
d.
Pujian yaitu
kemampuan individu dalam memberikan pujian atau penghargaan secara tulus pada
orang lain serta sikap individu yang sewajarnya dalam menerima pujian dari
orang lain.
e.
Berperan dalam
pembicaraan yaitu kemampuan individu untuk memulai atau berinisiatif dalam
pembicaraan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar