Selasa, 19 Agustus 2014

Judul Skripsi - Tesis Perencanaan Kota dan Daerah: "Perkembangan Fisik Kota dan Faktor-Faktornya"

Menurut Branch (1995) mengemukakan beberapa kota tumbuh pada lingkungan fisik yang berbeda. Pada suatu saat terdapat unsur eksternal yang menonjol yang mempengaruhi perkembangan kota, akan tetapi situasi dan kondisi setempat setiap saat akan merupakan unsur yang terpenting yang mendasari perencanaan kota secara komprehensif. Keadaan geografis sebuah kota bukan hanya pertimbangan yang esensial pada awal penentuan lokasinya, tetapi mempengaruhi fungsi dan bentuk fisiknya.
Pendapat Branch tersebut mendukung pendapat Ruswurn dalam Yunus (1994) bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi ekspresi keruangan kenampakan kota yaitu adanya faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik seperti topografi, geologi dan tanah, sedangkan faktor non fisik berupa pertumbuhan penduduk, persebaran, perencanaan dan perkembangan teknologi. Proses interaksi dari masing-masing berfungsi sebagai pengatur aliran, orang dan informasi yang secara langsung sebagai simpul-simpul pertumbuhan.
Senada dengan Branch, menurut Sujarto (1989) yang lebih menonjolkan faktor manusia menyebutkan bahwa faktor-faktor perkembangan dan pertumbuhan yang bekerja pada suatu kota dapat mengembangkan dan menumbuhkan kota pada suatu arah tertentu. Tiga faktor utama yang sangat menentukan pola perkembangan dan pertumbuhan kota yaitu faktor manusia, faktor kegiatan manusia dan faktor pola pergerakan antara pusat kegiatan manusia yang satu dengan pusat kegiatan manusia yang lainnya. Secara terperinci dapat diterangkan bahwa faktor manusia akan menyangkut segi-segi perkembangan penduduk kota baik karena kelahiran maupun karena migrasi ke kota, segi-segi perkembangan tenaga kerja, perkembangan status sosial dan perkembangan kemampuan pengetahuan dan teknologi. Faktor kegiatan manusia menyangkut segi-segi kegiatan kerja, kegiatan fungsional, kegiatan perekonomian kota dan kegiatan hubungan regional yang lebih luas; sedangkan faktor pola pergerakan adalah sebagai akibat dari perkembangan yang disebabkan oleh kedua faktor perkembangan penduduk yang disertai dengan perkembangan yang dengan perkembangan fungsi kegiatannya akan menuntut pola perhubungan antara pusat-pusat kegiatan tersebut. Kebutuhan ketiga faktor ini secara fisik akan termanifestasikan kepada perubahan akan tuntutan kebutuhan ruang. Tuntutan kebutuhan ruang ini akan tercermin kepada perkembangan dan perubahan tata guna lahan kota, kemudian faktor persyaratan fisik akan sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan kota itu selanjutnya.
Menurut Bintarto (1983) pemekaran kota pada umumnya digerakkan oleh pengaruh dari dalam (internal) dan pengaruh dari luar (eksternal). Pengaruh dari dalam berupa rencana-rencana pengaruhnya dari perencanaan kota, desakan warga kota dari luar berupa berbagai daya tarik bagi daerah belakang kota. Apabila kedua pengaruh ini bekerja bersama-sama maka pemekaran akan terjadi lebih cepat.
Selanjutnya Bintarto (1983) menyatakan bahwa proses perkembangan kota tergantung pada kondisi alam dan sumber daya binaan yang ada di daerah kota dan sekitarnya yang membawa implikasi terhadap perubahan peruntukan guna lahan, baik struktur maupun polanya.
Pendapat Bintarto senada dengan pendapat Colby yang melihat perkembangan kota dari sisi penggunaan tanah, di dalam kota terdapat kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi pola penggunaan lahan kota. Kekuatan-kekuatan tersebut dikelompokkan menjadi dua hal, yaitu kekuatan sentripetal (centripetal forces) dan kekuatan sentrifugal (centrifugal forces). Kekuatan sentrifugal adalah kekuatan yang menyebabkan terjadinya pergerakan penduduk dan fungsi-fungsi perkotaan dari berbagai dalam sesuatu kota menuju ke bagian luarnya. Kekuatan sentripetal adalah kekuatan yang menyebabkan terjadinya pergerakan penduduk atau aktivitas menuju bagian dalam maupun fungsi-fungsi yang berasal dari bagian luar menuju bagian dalam daerah perkotaan. Kedua kekuatan tersebut karena adanya faktor pendorong dan faktor penarik. Bekerjanya dua kekuatan faktor tersebut dapat berakibat pada pemekaran kota, dicerminkan oleh perubahan penggunaan lahan baik di dalam kota sendiri maupun pada pinggiran kota.
Pada kekuatan sentripetal, kekuatan penarik misalnya tingkat kemudahan yang tinggi ke kota, kemudian ke pusat kegiatan, letaknya yang bergengsi, banyaknya fasilitas kota dan pelayanan kota.
Pada kekuatan sentrifugal, kekuatan penarik seperti lingkungan yang nyaman di luar kota, tersedianya lahan yang murah, rendahnya tingkat kemacetan, dan bebas dari polusi. Sedangkan kekuatan pendorong misalnya mahalnya lahan diperkotaan, peraturan yang ketat, terbatasnya lahan, dan tingginya polusi.
Perkembangan pola struktur sebuah kota secara umum menurut Branch (1995) sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi internal yang menjadi unsur terpenting dalam perencanaan kota secara komprehensif. Namun demikian ada beberapa unsur eksternal yang menonjol ikut mempengaruhi perkembangan pola dan struktur kota.
Faktor internal yang mempengaruhi kota yaitu:
1.      Keadaan geografis mempengaruhi fungsi dan bentuk fisik kota. Kota yang berfungsi sebagai simpul distribusi, misalnya terletak di simpul jalur transportasi, dipertemuan jalur transportasi regional atau dekat pelabuhan.
2.      Tapak (site) merupakan faktor kedua yang mempengaruhi perkembangan suatu kota. Salah satu yang dipertimbangkan dalam kondisi tapak adalah topografi, kota yang berlokasi di dataran rata akan mudah berkembang kesemua arah, sedangkan yang berlokasi di pegunungan biasanya mempunyai kendala topografi. Kondisi tapak lainnya berkaitan dengan kondisi geologis. Daerah patahan geologis biasanya dihindari oleh perkembangan kota.
3.      Fungsi kota juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan kota. Kota yang mempunyai banyak fungsi biasanya secara ekonomi akan lebih kuat dan akan berkembang lebih pesat dari pada kota yang berfungsi tunggal, misalnya kota pertambangan, kota yang berfungsi sebagai pusat perdagangan, biasanya juga berkembang lebih pesat dari pada kota berfungsi lainnya.
4.      Sejarah dan kebudayaan dari kota, mempengaruhi karakter dan sifat masyarakat kota. Kota yang sejarahnya direncana sebagai ibukota kerajaan akan berbeda dengan perkembangan awal tumbuh secara organis. Kepercayaan dan kultur masyarakat juga dapat mempengaruhi daya perkembangan.
5.      Unsur-unsur umum seperti jaringan jalan, penyediaan air bersih dan jaringan penerangan listrik berkaitan dengan kebutuhan masyarakat luas. Ketersediaan unsur-unsur umum akan menarik perkembangan kota ke arah tertentu.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan kota yaitu:
1.      Kota sebagaimana biasanya mempunyai fungsi primer dan sekunder yang tidak terlepas dari keterkaitan dengan daerah lain apakah itu dipandang secara makro (nasional dan internasional), maupun secara mikro regional dengan daerah atau wilayah yang ada di sekitarnya, dimana keterkaitan ini akan menimbulkan arus pergerakan orang dan barang yang tinggi memasuki kota secara kontinuitas.
2.      Kota dengan fungsinya yang sedemikian rupa akan merupakan daya tarik yang sangat kuat, sehingga menarik urbanisasi yang masuk ke kota tersebut dengan segala harapan yang terkandung dalam pikirannya masing-masing, karena kota adalah tempat terkonsentrasinya kegiatan.
3.      Kerterkaitan yang sangat kuat tersebut akan menuntut sarana dan prasarana transportasi yang lancar. Semakin baiknya sarana transportasi ke kota, akan semakin berkembang kota tersebut, baik transportasi udara, laut dan darat karena perkembangan kota adalah juga merupakan keterjangkauan transportasinya.
Menurut Yunus (1999), perkembangan kota pada hakekatnya menyangkut berbagai aspek baik secara fisik maupun non fisik. Dari salah satu sudut pandang lain sebuah kota bisa tidak berkembang. Perkembangan adalah merupakan suatu proses terjadinya perubahan keadaan dari suatu waktu ke waktu yang lain. Untuk dapat melihat perkembangan kota dengan baik maka harus dilakukan perbandingan keadaan kota dalam beberapa periode dengan waktu yang lebih lama. Jika dilihat secara fisik, maka dengan membandingkan keadaan kota dalam beberapa periode akan ditemui pola-pola perubahan guna lahan yang dapat mengindikasikan perkembangan suatu kota.
Russwurn dalam Yunus (1994) mengemukakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi ekspresi keruangan kenampakan kota yaitu faktor-faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik berkaitan dengan keadaan topografi, struktur geologi, geomorfologi, perairan dan tanah. Faktor-faktor non fisik antara lain pertumbuhan penduduk, persaingan memperoleh lahan, hak-hak pemilikan lahan, kegiatan developer, perencanaan dan perkembangan teknologi. Kemudian interaksi antar faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang berfungsi sebagai pengatur aliran orang, barang, jasa dan informasi.
Berkaitan dengan perkembangan fisik kota yang terimplementasi dalam perubahan penggunaan lahan kekotaan, Chapin dalam Santosa (1996) menyoroti adanya dua pengaruh besar dalam mempengaruhi perubahan penggunaan arealnya yaitu pertama, perkembangan penduduk dan perkembangan ekonomi; kedua, sistem aktivitas, sistem pengembangan lahan dan sistem lingkungan.
Dalam menganalisis perkembangan suatu kota, banyak teori yang mengemukakan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik kota. Menurut Yunus (1999) ada tiga faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kota, yaitu faktor alam, faktor budaya, serta faktor kependudukan dan sosial ekonomi.
Dalam setiap terjadi perkembangan kota, faktor alam merupakan faktor yang relatif tetap atau statis. Hal ini bukannya tidak terjadi perubahan terhadap faktor alam, akan tetapi segala bentuk perubahan yang terjadi dalam perkembangan kota relatif lama apabila dibandingkan dengan proses perubahan akibat faktor manusia.
1.      Faktor budaya.
Faktor budaya mempunyai kaitan secara langsung terhadap masyarakat kota, sehingga perkembangan kota juga dapat dipengaruhi oleh tingkat peradaban masyarakat. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan faktor budaya adalah tingkat kepandaian manusia di dalam usahanya untuk mengelola lingkungan dalam menyelenggarakan kehidupannya (Yunus, 1999). Perkembangan teknologi dalam kota ikut menentukan perkembangan keadaan sosial ini sehingga dengan sendirinya akan mempengaruhi tuntutan-tuntutan masyarakat akan barang dan jasa, sehingga mempunyai efek yang luas terhadap perkembangan kota baik di bidang fisik, ekonomi dan sosial.
2.      Faktor kependudukan dan sosial ekonomi
Faktor kependudukan dan sosial ekonomi mempunyai sifat yang lebih dinamis dibandingkan dengan kedua faktor tersebut di atas, terutama ditinjau dari segi kuantitasnya. Menurut Yunus (1999) bahwa sehubungan dengan kualitas penduduk perkotaan ada hal yang perlu disoroti dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota yaitu:
a.   Pertambahan penduduk dan sosial ekonomi
Pertambahan penduduk ini merupakan jumlah dari banyaknya kelahiran secara alami dikurangi dengan banyaknya kematian dari penduduk kota yang menggambarkan pertumbuhan kota (Barlow dan Newton dalam Gedy, 2001).
b.   Pertambahan penduduk karena adanya urbanisasi
Pertambahan ini disebabkan oleh adanya arus migrasi dari desa ke kota atau perbandingan antara jumlah penduduk di wilayah perkotaan lebih besar dari pada penduduk yang tinggal di daerah pedesaan (Bintarto, 1983).
Perkembangan tingkat urbanisasi pada wilayah perkotaan akan diikuti pula dengan meningkatnya keadaan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena perpindahan penduduk dari desa ke kota dan juga dapat menunjukkan pergantian mata pencaharian penduduk dari sektor industri dan jasa (Daldjoeni, 1992).
Berdasarkan tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan kota, baik fisik maupun non fisik, ternyata dari setiap faktor saling menunjang dalam mendukung perkembangan kota yang lebih cepat dan tidak dapat terjadi secara terpisah-pisah. Kota akan mengalami perkembangan lebih cepat apabila dari ketiga faktor tersebut dapat saling mendukung dan menjadi perhatian utama oleh pemerintah dan masyarakat.
       Dari beberapa uraian pendapat, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik kota adalah faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut terimplementasikan ke dalam faktor fisik dan non fisik.

Tidak ada komentar: