Dalam
penyusunan latar belakang masalah pada skripsi psikologi korelasional sebenarnya
tidak berbeda dengan penyusunan latar belakang masalah pada skripsi lainnya. Secara
singkat, membatu peneliti untuk menguraikan perlunya penelitian tersebut
diangkat. Secara khusus, penyusunan latar belakang masalah kemudian
menyesuaiakan dengan petunjuk penulisan bagi setiap universitas. Berikut merupakan
fungsi secara umum latar belakang pada skripsi psikologi yaitu:
1.
Menunjukkan bahwa masalah yang ingin
diangkat dalam penelitian berawal dari fenomena nyata di masyarakat ditunjukkan
dengan pengamatan pra penelitian, pernyataan beberapa ahli atau cuplikan pada
artikel media massa).
2.
Memperlihatkan pentingnya permasalahan
yang telah diuraikan sebelumnya untuk dijadikan pertanyaan penelitian. Pertanyaan
penelitian ini kemudian ditegaskan dalam rumusan masalah
3.
Gambaran batasan dalam penelitian ini
ditinjau dari pengertian, alat ukur, subjek penelitian, dan jangkauan waktu. Selanjutnya
gambaran batasan ini akan ditegaskan dalam batasan penelitian.
4.
Gambaran penerapan manfaat penelitian
ini dibuktikan dengan pernyataan para ahli atau rujukan pada jurnal penelitian
yang terkait. Bagian ini selanjutnya akan diuraikan secara mendetail dalam
manfaat penelitian sebagai bagian untuk menunjukkan manfaat langsung pada pihak-pihak
yang sekiranya dapat menggunakan hasil penelitian ini.
5.
Keterkaitan antara dua variable yang selanjutnya akan mengantarkan pebaca
(termasuk dosen pembimbing) pada jawaban sementara/hipotesa ditunjukkan dengan rujukan
penelitian sebelumnya.
6.
Gambaran penelitian tersebut belum
pernah diangkat sebelumnya. Penegasan penelitian tersebut belum pernah diangkat
sebelumnya nantinya akan dipertegas dalam sub bab penelitian sebelumnya.
Seperti
halnya penyusunan latar belakang masalah pada skripsi maka penyusunan latar
belakang masalah skripsi psikologi korelasional harap diperhatikan penyampaian
kalimat yang benar secara tata bahasa. Dalam penyusunan latar belakang masalah
skripsi psikologi korelasional harus memperhatikan pula penyusunan kalimat yang
efektif pula. Dengan demikian pembaca
dapat memahami logika yang anda (peneliti) sedang gambarkan secara tepat dan cepat.
Apabila peneliti
hendak mengutip pendapat para ahli atau petikan artikel pada media massa maka dapat
menggunakan dua cara yaitu melalui kutipan langsung atau paraphrase. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks
atau karangan dalam bentuk susunan kata yang lain dengan maksud dapat
menjelaskan maknanya yang tersembunyi. Pengungkapan kembali suatu tuturan dan
sebuah tingkatan atau macam bahasa tertentu menjadi macam yang lain tanpa
mengubah pengertiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar