Senin, 03 Desember 2012

Judul Skripsi Psikologi: Tipe-Tipe Stres

Stres adalah terpacunya tubuh dan pikiran untuk merespon tuntutan yang datang pada seseorang. Stres tidak bisa dan sebaiknya tidak dihindari, sebaliknya stres harus ditahan, diatur, dan diarahkan. Respon dari stres mempengaruhi organ dan jaringan di dalam tubuh. Pikiran dan perasaan jelas terjalin dengan proses-proses fisiologis, tubuh mempengaruhi pikiran dan sebaliknya. Perilaku yang sering dimunculkan karena stres misalnya, mudah marah, berbicara dengan cepat, dan bergerak seperti terburu-buru (Schafer, 2000). Tiga tipe stres menurut Schafer (2000), adalah: (1) Neustres (stres yang netral). Stres menjadi sesuatu yang netral ketika seseorang merespon tuntutan dari dalam maupun luar dirinya dengan netral. Pikiran dan tubuh dipacu, tetapi dampak yang dirasakan dari tuntutan yang ada hanya sedikit dan seseorang itu mampu menjalani kehidupannya seperti biasa; (2) Distres (stres yang bersifat negatif). Seseorang menganggap pengalaman atau peristiwa yang dialaminya itu membahayakan tergantung pada derajat apakah seseorang menerima stresor itu sebagai sesuatu yang melebihi kemampuannya untuk ditangani, dan apakah itu mengancam kesejahteraannya (Lazarus & Folkman, 1984). Simptom-simptom distres antara lain: konsentrasi yang rendah, mudah marah, tangan sering berkeringat, pundak terasa kaku, cemas, depresi, dan berbicara dengan cepat. Di dalam keluarga, adanya kondisi distres pada salah satu anggota, terutama orangtua, dapat menimbulkan masalah, seperti: ketegangan di dalam keluarga, teredamnya kebebasan berekspresi, konflik terbuka, menjatuhkan secara psikologis, rendahnya harga diri anggota keluarga yang lain, tidak memberikan perhatian penuh pada kebutuhan fisik dan emosi anggota keluarga yang lain, dan menyebabkan kehancuran dalam keluarga; (3) Positive Stres. Stres yang memberikan manfaat ketika muncul, antara lain: (a) membantu merespon dengan cepat dan segenap tenaga dalam keadaan darurat; (b) membantu menyadari potensi diri yang sesungguhnya; (c) berguna untuk tampil dengan baik ketika berada di bawah tekanan (seperti wawancara kerja); dan (d) membantu mendorong seseorang ke titik batas.
            Stres yang positif merupakan hasil dari pengalaman yang menggembirakan, seperti memenangkan undian, kenaikan jabatan yang tidak diduga, atau mendapat penghargaan. Berbeda dengan stres yang bersifat negatif, dimana penyebabnya biasanya berupa rasa kehilangan, kelemahan, dan ketidakmampuan menyelesaikan masalah (Pecorelli, 2008). Ketika seseorang mengalami stres, hal itu bisa menyebabkan kondisi fisiknya memburuk (Motzer, 2004). Dampak dari stres antara lain: mudah lelah, otot-otot tegang, pola tidur yang terganggu, tidak tenang secara emosional, ketiadaan tenaga untuk melakukan hal-hal yang ringan, tidak bisa santai dll (Hawari, 2003). 

Tidak ada komentar: