Coopersmith (dalam Bachman & O’
Malley, 1977) menggolongkan harga diri menjadi tiga golongan:
a.
Harga Diri Tinggi
Harga diri tinggi adalah penilaian
seseorang bahwa dirinya penting dan berharga. Seseorang yang berharga diri
tinggi percaya bahwa mereka adalah pribadi yang berhasil dalam hidup dan
menerima diri, bahagia, dan lebih mempu memenuhi harapan lingkungan daripada
mereka yang memuliki harga diri sedan dan rendah. Harga diri tinggi identik
dengan harga diri positif. Harga diri positif merupakan harga diri yang paling
sehat, apabila seseorang dapat mengenal dan menerima diri sendiri dengan segala
keterbatasan. Mereka mudah memandang keterbatasannya sehingga menjadi bagian
dari realitas diri. Individu yang memiliki harga diri tinggi tingkah lakunya
lebih aktif, akspresif, umunya mereka tidak mudah cemas, lebih berhasil dalam
kehidupan sosial maupun dalam bidang
akademis.
b.
Harga Diri Menengah
Coopersmith mengemukakan pendapatnya
mengenai individu dengan harga diri menengah mempunyai cirri-ciri yang hampir
sama dengan harga diri tinggi, misalnya optimis, ekspresif, mampu menerima
kritik. Perbedaannya terdapat pada cara menilai diri mereka. Orang dengan harga
diri menengah memiliki kebimbangan dalam menilai dirinya sehingga dukungan
sosial sangat dibutuhkan.
c.
Harga Diri Rendah
Menurut Coopersmith bahwa orang dengan
harga diri rendah biasanya tidak meyukai dirinya sendiri, menghina diri dan
menganggap bahwa dirinya tidak cakap menghadapi lingkungan dengan efektif. Hal
ini sesuai dengan pendapat Clemes, Bean dan Clark (1995) bahwa individu dengan
harga diri rendah ia akan meremehkan kemampuannya sendiri, merasa bahwa orang
lain tidak menghargainya, menunjukkan emosi dan perasaan yang negatif, menghindar
dari situasi yang menimbulkan kecemasan, defensive dan mudah frustrasi dan
menyalahkan orang lain karena kelemahannya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar