A. REMAJA
1. Pengertian Remaja
Santrock (2003) mendefinisikan
remaja sebagai masa perkembangan transisi antara anak-anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari
perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
Dari tinjauan usia, maka remaja
adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Hal ini sesuai dengan
batasan 10-19 tahun menurut WHO. Namun batasan usia remaja hingga usia 19 tahun
ternyata tidak menjamin remaja telah mencapai kondisi sehat fisik, mental, dan
sosial untuk proses reproduksi, sehingga WHO kemudian meningkatkan cakupan usia
remaja sampai 24 tahun (Meiwati Iskandar, 1998). Hurlock (1994) mengatakan
bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16 tahun atau
17 tahun, dan akhir masa remaja berlangsung dari usia 16 tahun atau 17 tahun
sampai 18 tahun. Sementara di Indonesia sendiri menurut hasil SUPAS pada tahun
1995, proporsi remaja di Indonesia
berumur 10-24 tahun sebesar 31,39 % dari keseluruhan jumlah penduduk (BPS,
1995).
Sedangkan oleh Hurlock (1994) masa
remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir
saat mencapai usia matang secara hukum. Istilah remaja dalam bahasa Inggris
disebut sebagai adolescence, yang berasal dari bahasa latin “adolescare” atau diartikan sebagai
tumbuh kearah kematangan. Kematangan disini tidak hanya berarti kematangan
fisik, tetapi terutama kematangan sosial psikologi.Berhubung ada macam-macam
persyaratan untuk dikatakan dewasa, maka sebelum abad 18 remaja dimasukkan
dalam ketegori anak-anak padahal masa remaja menunjukkan dengan jelas
sifat-sifat transisi atau peralihan (Calon dalam Monks, 2006). Dari pernyataan di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian remaja adalah individu dengan usia rata-rata antara
11-24 dimana terjadi perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang
terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak
sampai pada kemandirian
Seperti diuraikan, batasan masa remaja sangat sulit dirumuskan sehingga
sulit menentukan kapan masa ini dimulai dan kapan berakhirnya. Uuntuk
mempermudah maka dipilih batasan secara kronologis yaitu remaja yang digunakan
oleh Sarwono (1994) memberi batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah untuk
remaja Indonesia dengan pertimbangan usia 11 tahun adalah usia dimana umumnya
tanda seksual sekunder mulai nampak. Batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal
yaitu untuk memberi peluang pada mereka yang masih menggantungkan diri pada
orangtua dan belum menikah.
2.
Karateristik Umum Remaja
Menurut Havighurst, (dalam Hurlock, 1999) ciri masa remaja antara lain:
1. Masa remaja sebagi periode yang penting
Remaja mengalami
perkembangan fisik dan mental yang cepat dan penting di masa semua perkembangan
itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan , minat dan nilai
baru
2. Masa remaja sebagai masa peralihan
Peralihan
tidak berarti putus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya,
tetapi peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap
perkembangan berikutnya, dengan demikian dapat diartikan bahwa apa yang terjadi
sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan
datang serta mempengaruhi pola dan yang baru pada tahap berikutnya
3. Masa remaja sebagai periode
perubahan
Tingkat
perubahan dalam dan selama masa belajar sejajar dengan tingkat
perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi dengan pesat diikuti dengan
perubahan dan yang berlangsung pesat. Perubahan fisik
menurun maka perubahan dan juga menurun
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Setiap
periode mempunyai masalah-masalah sendiri namun masalah maa remaja sering
terjadi masalah yang sulit diatasai baik oleh remaja laki-laki maupun
perempuan. Ada dua alasan bagi kesulitan ini yaitu:
a. Sepanjang masa anak-anak, masalah
anak-anak sebagaian diselesaikan oleh orang tua dan guru sehingga kebanyakan
remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah
b. Remaja merasa diri mandiri sehingga mereka
ingin mengatasi masalahnya sendiri menolak bantuan orang tua dan guru
5. Masa remaja sebagai masa mencari
indentitas
Pencarian
identitas di mulai ketika masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar
kelompok lebih penting daripada ber individualistis. Penyesuaian diri dengan
kelompok pada masa remaja awal masih tetap penting bagi anak laki-laki dan
perempuan namun lambat laun mereka menjadi pribadi yang berbeda dengan orang
lain.
6. Masa remaja sebagai usia yang
menimbulkan ketakutan
Anggapan
stereotype budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak dapat
dipercaya dan cenderung merusak dan ber merusak menyebabkan orang dewasa yang
harus memebimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab
dan ber tidak simpatik terhadap remaja
yang normal.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak
realistik
Remaja
pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Remaja
akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia
tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri
8. Masa remaja sebagai ambang masa
dewasa
Semakin
mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah untuk meningglakan
stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir
dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada
yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu merokok, minum minuman
keras, emnggunakan obat-obatan an terlibat dalam perbuatan seks. Mereka
menganggap bahwa ini akan memberi citra
yang mereka inginkan.
Sesuai dengan pembagian usia remaja, menurut Monks (1999) maka terdapat
tiga tahap proses perkembangan menuju kedewasaan yang disertai dengan
karateristik:
1. Remaja awal (12-15 tahun)
pada
tahap ini, remaja masih heran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan tersebut.
Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan
jenisdan mudah terangsang secara erotis. Kepekaaan yang berlebihan ini ditambah
dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan menambahkan remaja sulit
mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.
2. Remaja madya (15-18 tahun)
pada tahap
ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecenderungan narsistik yaitu
mencintai dirinya sendir dengan cara menyukai teman-teman yang mempunyai sifat
sama dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan
karena masih ragu harus memeilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau
sendiri, optimis atau pesimis dan sebagainya.
3. remaja akhir (18-21 tahun)
tahap ini
adalah masa mendekati masa kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian:
a. minat yang semakin mantap terhadap
fungsi-fungsi intelek
b. efonya mencari kesempatan untuk bersatu
dengan orang-orang lain dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.
c. Terbentuknya identitas seksual yang tidak
akan berubah lagi
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian
pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain
e. Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri
dengan masyarakat umum
Keniston (dalam Santrock, 2003)
menggunakan istilah masa muda sebagai masa transisi antara remaja dan dewasa
yang merupakan waktu ketergantungan ekonomi dan pribadi. Batasan ini diambil
karena dalam perkembangannya antara masa remaja dan masa dewasa semakin lama
semakin kabur. Pertama, karena sebagian remaja tidak melanjutkan sekolah
melainkan bekerja atau menikah di usia remaja sehingga dengan begitu mereka
akan memasuki dunia orang dewasa pada usia remaja. Kalau dalam keadaan ini
dapat dikatakan masa remaja yang diperpendek, maka keadaan yang sebaliknya
dapat disebut sebagai masa remaja yang diperpanjang, yaitu apabila sesudah masa
remaja sesorang masih tinggal dan menjadi tanggungan orangtuanya. Misalnya
mahasiswa yang berusia 24 tahun namun masih dibiayai oleh orangtuanya, dengan
begitu otoritas masih ada pada orangtua. (Monks, 2006).
Berdasarkan uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa masa remaja
adalah merupakan periode yang penting dimana didalamnya merupakan gabungan
antara periode peralihan, periode perubahan, usia yang bermasalah, mencari
indentitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa tidak realistik, masa ambang
kedewasaan. Sedangkan kekhususan pada tugas perkembangan seksual maka pada masa
ini mulai terjadinya perubahan baik secara sosial, fisik, dan mental terhadap
hal-hal seksual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar