Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dihadapi
seorang individu ketika menghadapi perubahan dalam hidupnya. Kecemasan
seringkali lekat dengan perasaan takut karena pada awalnya kecemasan timbul
bersamaan dengan rasa takut menghadapi sesuatu yang tidak diinginkan oleh
individu tersebut. Dalam hal ini bisa saja adalah proses menghadapi kematian..
Menurut Fletcher & Hansson (1991) kecemasan dirasakan oleh individu yang
akan lebih terkait dengan perubahan sosial, misalnya kecemasan akan indentitas
sosial, perasaan takut diasingkan dan cemas karena merasa tidak mampu
bersosialisasi lebih luas.
Kecemasan sendiri didefinisikan secara berbeda-beda
oleh berbagai tokoh. Menurut Bryne (1966), bahwa kecemasan adalah suatu
perasaan yang dialami individu, seperti apabila ia mengalami ketakutan. Pada
kecemasan perasaan ini bersifat kabur, tidak realistis atau tidak jelas
obyeknya sedangkanpada ketakutan obyeknya jelas. Sedangkan menurut Hurlock
(1990), kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir, gelisah dan
perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya perasaan-perasaan ini
disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan
tidak mampu menghadapi suatu masalah.
Freud (dalam Lindzey dan aronson, 1975) memandang kecemasan sebagai suatu keadaan
afeksi yang tidak mengenakan dan di bedakan dari keadaan ketidaksenangan lain
seperti rasa sakit di sebabkan organ-organ internal tubuh. Kecemasan adalah ketidak pastian mengenai eksisitensi
manusia berkiatan dengan kematian yang harus dihadapi dan dialami oleh setap
manusia (Jaspers, dalam Hassan, 1973). Kecemasan juga dapat diartikan sebagai kondisi
emosionalya sisitem syaraf yang tidak menyenangkan yang di tandai oleh
perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan kekwatiran dan juga
di tandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat (post, 1978).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar