Stoltz (2001)
mengibaratkan manusia yang menghadapi masalah dalam kehidupannya sebagai
seseorang yang menempuh perjalanan menuju puncak gunung. Oleh
karena itu, Stoltz membaginya menjadi tiga tipe, yakni :
a.
Tipe Quitters,
yakni tipe orang yang mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan dan beban hidup
yg dilaluinya. Orang dengan tipe demikian akan selalu melihat kesulitan di
balik peluang-peluang yang ada sehingga akan mudah putus asa. Orang yang
memiliki tipikal ini tidak mau menghadapi, cenderung mengabaikan bahkan akan
lari dari masalah yang ada. Karyawan dengan tipe ini akan menghindari
permasalahan yang terjadi diorganisasi karena merasa beban yang dirasakan
terlalu berat. Akibatnya, berbagai permasalahan psikologis seringkali
mengjangkiti karyawan tipe ini sehingga menurunkan produktivitas kerjanya.
b.
Tipe Campers,
yakni orang dengan tipe yang sudah berusaha menghadapi persoalan dan
permasalahan yang ada, namun karena permasalahan itu selalu menerjang, orang
tersebut merasa “perjalanannya cukup sampai di sini”. Karyawan dengan tipe ini
bersedia menghadapi permasalahan yang terjadi dalam organisasi. Namun, karena
permasalahan yang ditimbulkan tidak kunjung selesai, karyawan lebih memilih
berdiam diri dan menerima kondisi yang ada sebagai konsekuensi dari kondisi
organisasi. Karyawan dengan tipe ini mungkin menemukan kepuasan, namun potensi
yang dimiliki tidak sepenuhnya keluar kaena memutuskan berhenti sebelum
permasalahan benar-benar teratasi.
c.
Tipe Climbers,
yakni orang yang selalu berjuang menghadapi permasalahan yang ada meskipun
masalah itu selalu muncul dan menerjang. Orang tersebut tidak akan berhenti
untuk mencapai puncak meskipun harus melewati terjalnya pegunungan ataupun
badai di tengah perjalanan. Karyawan dengan tipe climbers akan selalu berusaha
melewati masalah yang terjadi apalagi masalah yang terjadi dalam organisasi
merupakan permasalahan jangka panjang. Karyawan seperti ini tidak akan lari
dari permasalan yang ada meskipun masalahnya membuat kondisi psikologisnya
sangat terbebani. Karyawan akan segera beradaptasi dengan kondisi menekan
tersebut kemudian memikirkan alternatif solusi pemecahan permasalahan
organisasi. Hambatan dan keterbatasan dijadikan kesempatan untuk
mengaktualisasikan potensi sehingga produktivitas kerjanya semakin maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar