Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku dipandang
dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah
aktifitas dari manusia itu sendiri.
Sedangkan Sarwono (1993)
mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan. Karena itu perilaku
manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara,
bereaksi, emosi, berpikir dan lainnya, baik yang dapat diamati secara langsung
maupun yang tidak dapat diamati secara langsung.
Kesehatan berasal dari kata
sehat mempunyai pengertian yang berbeda pada setiap kalangan. Bagi masyarakat umum, sehat diartikan sebagai
suatu keadaan yang tidak sakit. Batasan
sehat ini juga berbeda pada tingkat strata sosial, tingkat usia, dan tingkat
peran yang sedang dijalankan. World
Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat sebagai status kenyamanan
menyeluruh dari jasmani, mental dan sosial, dan bukan hanya tidak ada penyakit
dan kecacatan. Identifikasi beraneka
aspek dari kesehatan merupakan sesuatu yang sangat bermakna dalam memandang dan
meningkatkan kesadaran akan kompleksitasnya konsep sehat.
Pandangan sosiologis dan
fisiologis mengajukan gagasan kesehatan sebagai dasar untuk mencapai potensi
realistic seseorang sehingga memungkinkan ia melaksanakan potensi yang dimiliki
untuk diaplikasikan dalam meningkatkan mutu hidup manusia. Beberapa aspek kunci yang mewarnai pandangan
WHO mengenai kesehatan adalah sehat merupakan keadaan sejauh mana seseorang
individu atau suatu kelompok, pada satu sisi mampu merealisasi aspirasi dan
memenuhi kebutuhan, dan pada sisi yang lain mengubah atau mengatasi persoalan
dengan lingkungan. Oleh karena itu sehat
dilihat sebagai sumber untuk kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari
penghidupan.
Lebih lanjut menurut
Notoatmojo (2003) perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan
upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya, juga mencakup makan dengan menu seimbang (kuantitas dan
kualitas), olah raga teratur, dan istirahat cukup. Perilaku Kesehatan menurut
Skinner (1974) merupakan suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus
atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan,
kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan.
Definisi
perilaku sehat yang diungkapkan oleh Kasl dan Cobb (dalam Glanz dkk, 1997)
memiliki tiga kategori, yaitu pertama perilaku pencegahan yaitu sejumlah
aktivitas yang dilakukan dan diyakini sehat dalam rangka pencegahan atau
mendeteksi suatu penyakit. Kedua perilaku sakit yaitu aktivitas yang dilakukan
dalam rangka mengetahui kesehatanya. Ketiga perilaku peran sakit yaitu
aktivitas yang dilakukan untuk menganggap dirinya sakit dalam rangka
penyembuhan.
Perilaku kesehatan adalah suatu perilaku yang pada prinsipnya menuntut
individu untuk melakukan peran-peran tertentu sesuai dengan keadaannya, baik sehat
atau sakit yang disebut health and sick roles (Notosoedirdjo & Latipun,
2005). Orang yang sehat dituntut untuk berperilaku selayaknya orang yang sehat
dan bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain. Sedangkan orang yang
sakit, baik sakit secara fisik maupun mental dituntut untuk berperilaku
selayaknya orang sakit, terbebas dari tanggung jawab normalnya, bahkan tidak
perlu bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain. Orang yang sakit
justru berkewajiban untuk beristirahat atau menyembuhkan dirinya dengan proses
yang sesuai dengan pribadinya maupun kulturalnya.
Prilaku sehat di definisikan oleh Gochman ( 1982 ) sebagai sejumlah
atribut keperibadian yang terdiri dari keyakinan, motif, nilai nilai, persepsi
dan unsur kognitif lainnya. Yaitu berupa
karakteristik kepribadian yang mencakup faktor akfektif dan emosional ; serta
pola prilaku , tindakan, dan kebiasaan yang berkaitan dengan pengelolaan
kesehatan, peningkatan kesehatan, serta pemulihan kesehatan. Lebih jauh Gochman
( 1982 ) memberikan penjelasan bahwa prilaku kesehatan mencakup persepsi
tentang status kesehatan atau peningkatannya
pada perubahan status kesehatan. Derngan kata lain bahwa prilaku kesehatan meliputi tidak
saja prilaku yang dapat di amati secara langsung, tetapi juga keadaan mental
dan perasaan yang diamati dan diukur secara tidak langsung
Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini
disebut teori ”S-O-R” atau stimulus-Organisme-Respons. Skinner membedakan
adanya dua respons:
a.
Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang
ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam
ini disebut elicting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang
relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan,
cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respons ini
juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi
sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan
pesta dan sebagainya.
b.
Operant respons atau instrumental respons, yakni
respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau
reinforcer, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seorang petugas
kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya
atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus
baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan
tugasnya.Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut, maka perilaku
kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, dan minuman, serta lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar