Teori ekonomi klasik dikembangkan oleh ahli-ahli
ekonomi klasik termasuk Adam Smith yang menyatakan bahwa manusia di dalam
segala tindakannya didorong oleh kepentingannya sendiri. Sedangkan Jeremy
Bentham memandang manusia sebagai mahluk yang memperhitungkan dan
mempertimbangkan untung rugi, akan didapat segala tingkah laku yang akan
dilakukan. Teori tersebut kemudian disempurnakan oleh ahli-ahli neoklasik,
yaitu teori kepuasan marjinal oleh William S. Jevono, Alfred Marshal, Karl
Menger, serta Leon Walras. Teori kepuasan marjinal yang kemudian lebih dikenal
sebagai teori kepuasan modern dikembangkan oleh Alfred Marshal. Teori ini
menyebutkan bahwa setiap konsumen akan mendapatkan kepuasan yang maksimal, dan
konsumen akan meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk untuk jangka waktu
yang sangat lama, bila ia telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama.
Dalam hal ini, kepuasan yang didapatkan sebanding atau lebih besar dengan marjinal utility yang diturunkan dari
pengeluaran yang sama untuk beberapa produk lain, melalui suatu perhitungan
yang cermat terhadap konsekuensi dari setiap pembelian. Namun teori dari
Marshal ini memiliki kelemahan dimana kenyataan seseorang yang akan membeli
sebuah barang tidak akan menghitung secara teliti marjinal utility dari suatu barang, dan kemudian membandingkan marjinal utility barang lain. Jadi,
teori Marshal ini hanya memperhatikan faktor-faktor ekonomi saja dan tidak
memperhatikan faktor psikologis dan sosiologis yang sebenarnya juga dapat
mempengaruhi perilaku konsumen (Swastha dan H. Handoko,1987).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar