Untuk mendukung operasi dan fungsi TPA, maka diperlukan sarana dan
prasarana antara lain:
a.
Sarana TPA sampah meliputi:
1) Ventilasi gas, untuk mengalirkan gas yang
dihasilkan dari proses dekomposisi sampah.
2)
Drainase keliling TPA. Drainase
dibuat terpisah untuk menyalurkan air hujan dan air lindi (leachate).
3) Jembatan timbangan dan komputerisasi,
untuk mengetahui dan mencatat volume sampah, asal sampah, jenis sampah, tanggal
dan waktu kedatangan.
4)
Sumur monitor, yang berfungsi
untuk memonitor air tanah disekitar TPA.
b.
Prasarana TPA sampah
Prasarana TPA (fasilitas penunjang)
yang tersedia di TPA sampah Purworejo terdiri dari:
1)
Ruang perkantoran
2)
Ruang workshop untuk
memperbaiki dan memelihara kendaraan operasional
3)
Bak pengolahan air lindi atau leachate
4)
Alat ukur curah hujan
5)
Tempat cuci dan garasi
kendaraan
6)
Jalan masuk ke areal TPA
1.
Aktivitas Pengelolaan
Sampah di TPA
Aktivitas pengelolaan sampah di TPA antara lain meliputi kegiatan-kegiatan
yaitu:
a.
Penurunan sampah
Penurunan
sampah dari kendaraan pengangkut dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan.
Untuk kelancaran pembongkaran sampah maka perlu adanya pengaturan rute atau
lintasan kendaraan di lokasi pembongkaran. Pembongkaran dilakukan secara
efisien, untuk menghindari kendaraan slip dan lain sebagainya.
b.
Pemadatan dan pemerataan sampah
Pemadatan dan
perataan sampah dilakukan lapis demi lapis, dengan ketebalan 1,5 sampai 2
meter. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan buldozer sebanyak 4 kali, dengan
kemiringan antara 200 – 300 (kemiringan 1 : 2 sampai 1 :
3) untuk memudahkan operasi.
c.
Penutupan sampah
1)
Penutupan harian
Dilakukan pada setiap akhir
operasi atau dilakukan pada sore hari dengan ketebalan 5 – 10 cm. hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi penyebaran bibit penyakit dari lokasi TPA. Pada
awal operasi tanah yang digunakan untuk menutup sampah berasal dari TPA itu
sendiri yang telah disimpan sebelumnya dalam ruang penyimpanan, tetapi untuk
saat ini tanah penutup berasal dari daerah lain yang ditangani oleh pihak
ketiga dan dibeli oleh pihak TPA.
2)
Penutupan sampah antara
Selama
proses dekomposisi sampah di TPA, akan timbul gas metan yang terkumpul dalam
lapisan tanah. Bila hal ini terjadi maka perlu adanya lapisan antara sebagai
penguat untuk mencegah terkumpulnya gas metan tersebut. Lapisan ini berhubungan
dengan pipa ventilasi yang mengeluarkan gas dari dalam sampah. Penutupan
dilakukan dengan ketebalan 2 m dan dipadatkan untuk mengantisipasi terjadinya
kebakaran serta untuk memudahkan kendaraan melintas diatasnya.
3)
Penutupan sampah akhir
Dilakukan
setelah berakhirnya masa operasional TPA atau saat kapasitas maksimal TPA
tercapai. Ketebalan tanah urug adalah 50
– 70 cm. Gas yang terakumulasi dalam timbunan sampah tersebut masih aktif
selama 20 tahun sejak penutupan akhir TPA. Oleh karena itu pemadatan
disesuaikan dengan peruntukan pemanfaatan dari akhir operasi TPA tersebut
dengan pertimbangan apakah akan digunakan untuk penghijauan atau dimanfaatkan
untuk kegiatan lain.
2.
Operasional Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan terhadap aspek operasional
TPA, menurut Yogyakarta Urban Development Project: 1995
adalah sebagai berikut:
a.
Monitoring Leachate
Leachate adalah cairan yang berupa rembesan dari limbah
padat yang mengandung bahan-bahan terlarut atau endapan. Leachate
merembes melalui lapisan bawah tanah, bahan-bahan kimia dan biologis yang
dikandungnya dapat merusak kondisi air tanah. Salah satu cara yang sangat baik
untuk mengurangi atau menghilangkan rembesan leachate tersebut yaitu
sistem pelapisan dengan tanah liat.
Besarnya jumlah leachate yang terjadi
bergantung pada masuknya limpasan air permukaan. Untuk mengatasi hal tersebut
perlu dibuat saluran-saluran drainase tepi TPA tersebut.
b.
Monitoring sampah
Kategori sampah yang
dapat diterima adalah sampah yang tidak berbahaya misalnya sampah rumah tangga,
sampah dari daerah komersial, sampah industri tidak berbahaya, bongkaran
bangunan, serta lumpur tidak berbahaya. Sedangkan sampah yang tidak dapat
diterima atau dibuang ke TPA adalah sampah berbahaya misalnya sampah yang
berasal dari; pabrik kulit, pengrajin batik, bengkel/ pom bensin, industri
kimia, percetakan, laboratorium, serta rumah sakit.
Monitoring dilakukan
dengan cara mengecek jumlah sampah, penimbangan sampah, pemungutan retribusi,
dan tahap pengelolaan sampah yang meliputi; penurunan sampah, perataan dan
pemadatan sampah, serta penutupan sampah.
c.
Monitoring badan air
Sistem air bersih yang ada di TPA tidak
dimaksudkan untuk penyediaan air minum, melainkan untuk menyediakan air bagi
segala kegiatan di TPA. Sistem monitoring badan air yang dilakukan meliputi;
pengecekan sistem air bersih, pembersihan filter pasir lambat, pembersihan
reservoir, dan pengisian unit disinfeksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar