Media kesehatan merupakan alat bantu pendidikan
kesehatan yang bisa digunakan dalam bentuk Audio Visual Aids
(AVA). Disebut sebagai media kesehatan karena alat-alat tersebut
merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan pesan
kesehatan guna mempermudah penerimaannya bagi masyarakat
atau „klien‟ (Notoatmodjo, 2007). Media kesehatan dibagi menjadi
3 berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan kesehatan, yaitu:
1. Media cetak
Variasi media cetak antara lain:
Booklet, Leaflet, Flyer (selembaran), Flip chart (lembar
balik), Rubrik, Poster, Foto-foto yang mengungkapkan
informasi-informasi kesehatan.
2. Media elektronik
Berikut adalah berbagai jenis media elektronik yang dapat
digunakan sebagai media kesehatan, yaitu: Televisi, Radio,
Video, Slide atau powerpoint, Film strip, Media papan (Bill
board) (Notoatmodjo, 2007).
Penelitian ini menggunakan flip chart atau lembar balik dan
demonstrasi
Tampilkan postingan dengan label judul ilmu gizi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label judul ilmu gizi. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 18 April 2020
Media Penyuluhan (skripsi dan tesis)
Metode Penyuluhan (skripsi dan tesis)
Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor
tercapainya hasil penyuluhan yang optimal.
Metode penyuluhan pada garis besarnya ada 2 jenis :
a. Metode Didaktik ( One Way Metode)
Pendidik berperan aktif sedangkan sasaran tidak diberikan
kesempatan aktif. Yang termasuk metode ini adalah :
1. Metode ceramah.
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang
pembicara di depan sekelompok pengunjung atau
pendengar disertai dengan tanya jawab, diskusi dengan
beberapa alat peraga yang dianggap perlu. Metode ceramah
dapat dilakukan dengan atau tanpa alat bantu. Beberapa alat
bantu yang seing digunakan adalah poster, power point,
boneka karakter dan buku cerita bergambar. Keuntungan
metode ini adalah tidak memerlukan alat bantu yang
banyak, murah dan mudah menggunakannya, serta waktu
yang diperlukan dapat dikendalikan oleh penyuluh.
Kekurangan metode ini adalah menimbulkan kebiasaan
kurang aktif dari sasaran, sering menimbulkan salah paham
dalam mengartikan materi penyuluhan yang diberikan
karena tidak semua sasaran punya daya tangkap yang sama.
2. Siaran melalui Radio
3. Pemutaran film/ slide
4. Penyebaran selebaran
5. Pameran
6. Leaflet
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan –
pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat, isi
informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau
kombinasi.
7. Lembar Balik (Flip Chart)
Flip chart adalah beberapa chart yang telah disusun
berurutan dan berisi tulisan dengan gambar – gambar yang
telah disatukan dengan ikatan atau ring spiral pada bagian
pinggir sisi atas. Jumlah chart lebih dari 12 lembar,
berukuran poster lebih besar atau kecil, dan biasanya
memakai kertas tebal
b. Metode Sokratik ( Two Way Metode)
Metode ini mempunyai komunikasi dua arah antara pendidik
dan sasaran.
Yang termasuk metode ini adalah :
1. Metode demonstrasi
Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari
disertai dengan penjelasan lisan.
Demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian, atau
ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan
cara melaksanakan suatu tindakan dengan menggunakan
suatu prosedur.
Demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau
menggunakan media, seperti radio dan film.
Metode demonstrasi digunakan jika memerlukan contoh
prosedur atau tugas dengan benar, bila tersedia alat- alat
peraga, bila tersedia tenaga pengajar yang terampil,
membandingkan sesuatu cara dengan cara yang lain, untuk
mengetahui serta melihat kebenaran sesuatu dan proses
mengerjakan atau menggunakan sesuatu. Keunggulan metode demonstrasi adalah dapat membuat
proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,
menghindari verbalisme, lebih mudah memahami sesuatu,
lebih menarik, peserta dirangsang untuk mengamati,
menyesuaikan teori dengan kenyataan.
2. Simulasi
Penyuluh dapat melakukan suatu kegiatan belajar mengajar
yang berorientasi pada penghayatan keterampilan
aktualisasi dan praktik.
Metode ini bertujuan agar seseorang dapat bertingkah laku
seperti orang lain, dengan tujuan orang tersebut dapat
mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu
merasa berbuat sesuatu.
3. Permainan Peran (Role Playing)
Sasaran harus memerankan satu atau beberapa peran
tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah sebagian besar
peserta dapat ikut aktif mengamati, menaglami, dan
menghayati perilaku tertentu sehingga materi penyuluhan
dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti. Kerugian dari
metode ini adalah terkadang peserta kurang mampu
membawakan peran dengan semestinya.
4. Tanya Jawab
Metode ini adalah proses interaksi belajar yang berisi
pertanyaan yang diajukan dan jawaban dari topik belajar
tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah semua pihak
yang terlibat mempunyai kesempatan untuk
mengemukakan pendapat. Kerugian dari metode ini adalah
terjadi perbedaan pendapat yang berlarut- larut sehingga
akan memakan banyak waktu (Herijulianti dkk, 2002)
Penyuluhan gizi Terhadap Pengetahuan Ibu (skripsi dan tesis)
Berbagai penelitian terkait edukasi gizi dengan pendidikan
ibu, terutama yang berkaitan dengan status gizi balita, sering
dilakukan dan hasilnya beragam. Penelitian yang dilakukan oleh
Cut Rizki Azriah (2015) diketahui bahwa terdapat pengaruh
sebelum dan sesudah penyuluhan gizi terhadap pengetahuan ibu
tentang gizi seimbang balita. Penelitian lain yang dilakukan oleh Dyah Ambarini di Dusun
Ngulu Wetan, Wonogiri, terkait pengaruh penyuluhan gizi terhadap
tingkat pengetahuan ibu, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antara hasil pre-test dan post-test
Pengertian Penyuluhan (skripsi dan tesis)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penyuluhan
berasal dari kata“suluh” atau obor, yang artinya kegiatan
penerangan atau memberikan terang bagi yang berada dalam
kegelapan. Sebagai proses penerangan, kegiatan penyuluhan tidak
hanya terbatas pada memberikan penerangan, namun menjelaskan
mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada
kelompok sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan,
sehingga mereka benar-benar memahami maksud penyuluh.
Penyuluhan merupakan proses aktif yang memerlukan
interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses
perubahan perilaku, yang merupakan perwujudan dari
pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang yang dapat
diamati oleh orang lain, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada penyebarluasan
informasi atau inovasi dan memberikan penerangan saja tetapi juga
merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus, sekuat
tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai
terjadi perubahan perilaku yang ditunjukan oleh sasaran
penyuluhan (Maulana, 2009).
Penyuluhan meliputi berbagai teknik dan metode yang dapat digunakan dalam membantu klien
memahami dirinya sendiri secara lebih baik dan efektif ( Munro
dkk, 1983). Syamsuddin (dalam Zulkarimein Nasution, 1990)
membuat rumusan bahwa penyuluhan merupakan jenis khusu
pendidikan pemecahan masalah (problem solving) yang
berorientasi pada tindakan, yang mengajarkan sesuatu,
mendemonstrasikan, dan memoitivasi tapi tidak melakukan
pengaturan. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan
yang dilakukan dengan cara memberikan pesan, menanamkan
keyakinan sehingga masyarakat menjadi sadar, tahu dan mengerti
dan juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan ( Azrul Azwar dalam Effendi,
2000). Penyuluhan kesehatan merupakan gabungan berbagai
kegiatan, kesempatan yang berlandaskan prinsip – prinsip belajar
untuk mencapai suatu keadaan. Keadaan tersebut adalah individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin
hidup sehat, tahu caranya dan melakukan apa yang bias dilakukan
(Waryana, 2016).
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga
mau dan bias melakukan sesuai anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan (Kemenkes, 2011).
Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (skripsi dan tesis)
.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang
yaitu:
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tingkah
laku seseorang atau kelompok serta mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Seseorang
dengan pendidikan tinggi cenderung untuk mendapatkan
informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
Informasi yang masuk semakin banyak maka semakin banyak
pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan
sangat erat kaitannya dengan pendidikan, diharapkan semakin
tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima
serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Seseorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah
pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada
pendidikan non formal (Budiman dan Riyanto, 2013). Tingkat
pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan
seseorang dalam menerapkan perilaku hidup sehat. Ibu dengan
status pendidikan lebih tinggi memiliki kemampuan yang lebih
baik dalam menjaga pola hidup sehat (Wulandari, 2012). Tingkat
pendidikan yang dimiliki ibu bermanfaat bagi penambahan
pengetahuan dan kesempatan kerja yang meningkat, juga
merupakan bekal atau sumbangan dalam memenuhi kebutuhan
dirinya serta mereka yang bergantung kepadanya.
2. Informasi atau media massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non-formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Teknologi yang maju menyediakan beragam media
massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat.
Sebagai sarana komunikasi, terdapat banyak media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, dan majalah yang mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.
Media
massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoadmodjo,
2007). Informasi yang mudah diperoleh dapat mempercepat
seseorang dalam mendapatkan pengetahuan baru.
Perkembangan teknologi saat ini mempermudah ibu
mengetahui informasi dari berbagai media, sehingga ibu dapat
meningkat pengetahuannya (Astuti, 2012).
3. Sosial, budaya, dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007).
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu
(Notoatmodjo, 2007)
.
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan
etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6. Usia
Usia mempengaruhi daya serap informasi seseorang. Usia
seseorang yang bertambah maka semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik (Budiman dan Riyanto, 2013).
Usia terkait dengan kedewasaan dalam berpikir. Orang dengan usia
dewasa cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih baik
dibandingkan dengan orang dengan usia muda
Pengetahuan Gizi (skripsi dan tesis)
Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan adalah hasil dari tahu.
Penginderaan dapat terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket untuk menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo,
2012). Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara tradisional atau
non ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah. Cara tradisional
terbagi menjadi empat cara, yaitu:
1. Trial dan error (coba-salah), cara ini digunakan dengan cara
percobaan sampai berhasil, jika belum berhasil maka akan terus
diulang kembali.
2. Kekuasaan (otoritas), orang-orang yang memiliki kekuasaan
dijadikan sebagai sumber pengalaman, seperti pemimpin
agama, pemerintah, atau ahli pengetahuan.
3. Berdasarkan pengalaman pribadi.
4. Jalan pikiran, yang nantinya akan menghasilkan sebuah induksi
ataupun deduksi sebagai kesimpulan dari pikiran manusia.
Cara yang modern atau cara ilmiah menggunakan cara yang
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode ilmiah
atau yang lebih dikenal dengan sebutan metodologi penelitian
(research methodology) (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan bisa
diperoleh secara alami atau diintervensi langsung maupun tidak langsung (Budiman dan Riyanto, 2013).
Pengetahuan merupakan
faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku atau tindakan
seseorang.
Sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan
dapat dikelompokan ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Perorangan di luar kendali pelayanan kesehatan, seperti
keluarga, teman, ahli agama, tokoh masyarakat, dan lainnya.
2. Perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan, seperti petugas
kesehatan.
3. Nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan, seperti
media massa dan media elektronik.
4. Nonperorangan dalam kendali pelayanan kesehatan, seperti
iklan dan brosur yang dibuat oleh pelayanan kesehatan
(Hartono, 2010 dalam Kanta, 2013).
Pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui
indera. Pengetahuan disalurkan ke otak paling banyak melaui
indera pandang. Pengetahuan manusia sebanyak 75 % sampai 87 %
diperoleh melaui indera pandang, 13 % melalui indera pendengaran
dan 12 % melalui indera yang lain ( Arsyad, 2006 dalam Wirawan,
2014).
Pengetahuan gizi merupakan prasayarat terjadinya
perubahan sikap dan perilaku (Khomsan dkk, 2009). Pengetahuan
gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi,
sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman
dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara
mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak
hilang serta bagaimana hidup sehat.
Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya
pengertian tentang kebiasaan makan yang baik, serta pengertian
yang kurang tentang kontribusi gizi dari berbagai jenis makanan
akan menimbulkan masalah kecerdasan dan produktifitas.
Tingkat pengetahuan gizi seseorang memiliki pengaruh
yang besar pada perubahan perilaku dan sikap dalam pemilihan
bahan makanan, yang selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan
gizi individu.
Hasil penelitian Fitri Nur Anto (2012) menyebutkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi
terhadap status gizi anak toddler.
Ibu memainkan peranan penting dalam memilih dan
mempersiapkan pangan untuk dikonsumsi anggota keluarganya,
walaupun para ibu bekerja di luar, mereka tetap mempunyai peran
besar dalam kegiatan pemilihan dan penyiapan makanan. Orang tua
memegang peranan penting dalam pemilihan pangan untuk anggota
keluarganya, maka pengetahuan gizi orang tua akan mempengaruhi
jenis pangan dan dan mutu gizi makanan yang dikonsumsi anggota
keluarga.
Pengetahuan gizi yang dimiliki ibu akan mempengaruhi
pemilihan pangan bagi keluarganya, terutama ibu yang memiliki
balita. Pengetahuan ibu tentang gizi yang baik akan mendorong ibu
mempraktekkan pemberian makan yang baik bagi anak- anaknya.
Ibu yang kurang tepat dalam memberikan asupan makanan
biasanya dikarenakan kurangnya pengetahuan gizi ibu. Asupan
makan balita yang tidak bergizi akan mempengaruhi tumbuh
kembang balita tersebut. Pemilihan asupan makanan juga
mempengaruhi status gizi balita. Hal ini menyebabkan status gizi
balita tersebut bisa menjadi gizi kurang bahkan gizi buruk
Peran Suami Sebagai Breastfeeding Father (skripsi dan tesis)
1) Menjadi juru bicara dan pelindung
Disini ayah berperan dalam mencari informasi sebanyakbanyaknya kepada ahlinya. Jika istri bekerja, jangan sungkan
bicara dengan atasan agar istri diberi waktu, kalau perlu tempat
khusus untuk memompa ASI.
2) Menjadi pendukung
Berikan pesan singkat berisi kata-kata mesra di siang hari,
kejutan kecil, ataupun sekedar memandikan anak tanpa disuruh.
Hal tersebut bisa memberikan ibu kebahagiaan tersendiri
sehingga saat menyusui akan membuatnya lebih rileks dan ASI
pun menjadi lebih lancar.
3) Menjadi manajer yang baik
Suami bisa melakukannya dengan membuat daftar yang
diperlukan untuk menyimpan ASI perahan. Misalnya seperti
mencari stok botol dan memberikan label tanggal ASI masuk
freezer. Menemani istri saat sedang memompa di malam hari
dan mengingatkan istri untuk memompa ASI.
4) Menjadi orang tua yang sebenarnya
Seperti mengurus anak, belanja keperluan keluarga dan
lain-lain. Bayangkan ibu menyusui harus bertahan kurang lebih 15 menit di posisi yang sama selama 2-3 jam sekali. Proses yang
cukup melelahkan ini butuh seorang super ayah yang ikut
intervensi urusan rumah.
5) Bijaksana
Menahan emosi saat menghadapi lingkungan yang terlalu
fleksibel soal ASI. Mencari dan memberi pemahaman dengan
cara yang tepat dan bijaksana pada orangtua, mertua, dan lainlain.
6) Tidak egois
Prioritas seorang suami adalah keluarganya, bukan
pekerjaan apalagi hobi, dan tugas suami tidak selesai ketika
sejumlah uang ditransfer ke rekening istri. Tugas seorang ayah
juga tidak selesai hanya ketika membelikan mainan pada anak
atau mengajaknya jalan-jalan ke mall. Jadilah bagian dari
keluarga dengan seutuhnya bukan sekedar ATM berjalan.
7) Lepaskan beban
Jangan menjadikan dukungan terhadap proses menyusui
sebagai beban. Mendampingi istri menyusui adalah bagian dari
kewajiban alamiah seorang suami sekaligus tanggung jawab
ayah pada anaknya. Belajarlah bersama-sama dengan istri.
8) Memberi motivasi, bukan memaksa
Terkadang istri bisa menjadi emosional, merasa lelah, dan
ingin berhenti menyusui. Dalam kondisi seperti ini, jadilah sebagai pendengar yang baik, memahami kesulitan istri, ajak
istri istirahat sejenak dan nikmati waktu berdua. Kemudian
yakinkan istri bahwa ASI adalah makanan yang terbaik untuk
buah hati.
9) Berbagi
Jangan menutup diri dan buka jaringan pergaulan serta
informasi seluas-luasnya, dengan sharing membuat Anda
semakin memahami persoalan, dan belajar lebih banyak tentang
suatu hal.
10) Be a google!
Jangan hanya istri yang cari tahu informasi tentang ASI.
Alangkah baiknya jika ayah juga bisa menjadi sumber
informasi. Buatlah daftar pertanyaan dari istri di pagi hari
sebelum berangkat ke kantor, dan ketika pulang ke rumah, sudah
siap dengan segudang jawaban. Diskusikan dengan istri
jawaban-jawaban itu
Faktor yang Mendukung Suami sebagai Breastfeeding Father (skripsi dan tesis)
Suami sebagai breastfeeding father dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal yang berperan positif dalam mendukung proses
pemberian ASI eksklusif (Februhartanty, 2008).
1) Faktor Internal
a) Tingkat pengetahuan dalam pemberian ASI
Keberhasilan dalam proses pemberian ASI dapat dilihat
dari sikap dan perhatian yang diberikan suami kepada ibu dan
bayinya. Keterlibatan suami dalam pemberian ASI dapat
mempengaruhi praktik inisiasi menyusu dini yang memiliki
manfaat penting bagi bayi. Apabila ayah yang masih berusia
remaja dan tidak memiliki pengetahuan cukup terkait
pemberian ASI, praktek pemberian ASI kepada bayi akan
rendah. Dukungan suami sebagai breastfeeding father perlu
didasari dengan pengetahuan dalam menjalankan perannya.
Pemahaman suami yang tinggi dalam mendukung pemberian
ASI akan menumbuhkan kesadaran dan empati yang tinggi
kepada istri.
b) Tingkat pendapatan
Orang tua yang berpenghasilan rendah, kehadiran
seorang bayi sering kali dilalui tanpa adanya dukungan dari
suami. Orang tua yang masih sama-sama berusia remaja
kebanyakan mereka masih tinggal bersama dengan keluarganya, hal ini dikarenakan kurang pendapatan orang
tua. Selain stress akibat ketidakstabilan pendapatan, tingkat
pendidikan yang rendah serta pekerjaan yang tidak menentu
menjadi salah satu faktor penghambat (Bobak et al., 2004).
c) Sikap
Sikap suami dalam membuat keputusan terkait
pemberian ASI pada bayi dapat mempengaruhi minat ibu
dalam memberikan ASI (Februhartanty, 2008). Sedangkan
sikap suami yang tidak mendukung dalam praktek pemberian
ASI dapat mempengaruhi produksi ASI (Arieska &
Sabarwati, 2009).
d) Keyakinan
Suami yang mampu meyakinkan istri bahwa istri
mampu memberikan ASI pada bayi akan mempengaruhi
minat ibu.
e) Pengalaman
Bertukar informasi dan pengalaman dengan sesama ibu
menyusui dapat menambah semangat dan rasa percaya diri
kepada ibu untuk memberikan ASI pada bayi.
f) Umur
Suami dengan usia remaja tingkat pengetahuan
mengenai ASI dan perkembangan anak kurang dibandingkan
dengan suami usia dewasa. Suami usia remaja cenderung
22
menggantungkan orang tua mereka dalam mengambil
keputusan terkait mengasuh bayi. Pengetahuan yang terbatas
dapat membuat suami usia remaja tidak memberikan respon
yang tepat kepada bayi mereka (Bobak et al., 2004).
g) Pendidikan
Suami dan anggota keluarga yang memiliki pendidikan
rendah akan mempengaruhi keberhasilan dalam proses
pemberian ASI. Kesadaran ibu dalam memberikan ASI
dipengaruhi oleh faktor sosial, kurangnya dukungan yang
diberikan suami ataupun keluarga. Suami yang memiliki
pendidikan tinggi dan cukup pengetahuan tentang pentingnya
ASI akan berpengaruh terhadap kelancaran pemberian ASI.
2) Faktor Eksternal
a) Komunikasi interpersonal
Dukungan suami dengan cara melakukan komunikasi
interpersonal dengan istri akan berpengaruh terhadap proses
pemberian ASI. Hubungan interpersonal seperti halnya suami
mendengarkan keluhan istri selama menyusui dan suami
mampu mendengarkan dengan baik akan mempengaruhi
keberhasilan dalam pemberian ASI. Komunikasi interpersonal
yang dilakukan suami menimbulkan pikiran positif dan
perasaan tenang terhadap istri (Bobak et al., 2004). b) Dukungan teman
Salah satu faktor keberhasilan ASI eksklusif adalah
dukungan teman. Dukungan teman dalam keberhasilan ASI
eksklusif diantaranya adalah memotivasi ayah agar mau
menjadi Ayah ASI, mendiskusikan hal-hal yang berkaitan
dengan ASI, dan memberikan informasi mengenai peran
suami dalam pemberian ASI eksklusif. Dukungan teman
berpengaruh bagi lingkungan. Informasi mengenai ASI
eksklusif yang suami dapatkan telah memberikan dorongan
untuk menentukan sikap suami dalam melakukan peran ayah
ASI dalam mendukung ibu memberikan ASI eksklusif (Bobak
et al., 2004).
c) Dukungan tenaga kesehatan
Dukungan tenaga kesehatan dalam upaya
mengembangkan ASI eksklusif adalah melaksanakan program
Inisiasi Menyusu Dini, melakukan upaya promosi kesehatan
mengenai ASI eksklusif, menjadi konselor ASI. Inisiasi
Menyusu Dini memberikan efek menentukan bagi kelanjutan
pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan pada bayi. Dukungan
petugas kesehatan berperan penting dalam menunjang
keberhasilan memberikan ASI Eksklusif, dokter atau bidan
harus membicarakan manfaat ASI eksklusif dan meyakinkan
serta menjelaskan kepada ibu dan ayah bayi terkait manfaat
24
ASI eksklusif dan memotivasi mereka untuk memberikan ASI
Eksklusif (Bobak et al., 2004).
Pengertian Breastfeeding Father (Ayah ASI) (skripsi dan tesis)
Peran suami sebagai breastfeeding father adalah dukungan
secara penuh dari seorang suami kepada istri dalam proses menyusui,
yang mana suami dapat menjadi pemberi dukungan aktif dalam
memberikan ASI (Arieska & Sabarwati, 2009).
Breastfeeding father merupakan peran penting ayah dalam
proses pemberian ASI, yang mana ayah berperan memberikan
kenyamanan kepada ibu dan juga bayi, seperti halnya memberikan
sentuhan pada punggung ibu sehingga ibu akan merasa diperhatikan
oleh suami karena secara psikologis perasaan senang yang dirasakan
oleh ibu karena adanya perhatian dari suami akan membantu proses
kelancaran pemberian ASI. Peran suami sebagai breastfeeding father
yaitu keterlibatan aktif suami dengan memberikan dukungan moral
maupun emosional kepada istri dalam proses pemberian ASI (Arieska
& Sabarwati, 2009).
Pengetahuan (Knowledge) (skripsi dan tesis)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan
pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour)
(Maulana, 2009).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
(Maulana, 2009).
a. Tahu (know)
Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan dan menyatakan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan.
c. Aplikasi/penerapan (application)
Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek
ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu
struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan
mengelompokkan.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi
yang sudah ada. Sebagai contoh, dapat menyusun, merencanakan,
dapat meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau
rumusan yang telah ada. f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan
dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.
Kelemahan booklet (skripsi dan tesis)
Selain memiliki kelebihan, booklet juga memiliki
kelemahan sebagai media, antara lain:
(1) Booklet merupakan media cetak sehingga tidak dapat
menstimulir efek suara dan efek gerak;
(2) Mudah terlipat walaupun sudah dicetak pada kertas yang lebih
tebal tetapi tetap saja masih dapat terlipat karena terbuat dari
kertas;
(3) Booklet kurang tepat bila digunakan pada sasaran yang
memiliki kemampuan baca rendah atau buta huruf;
(4) Bila tidak disiapkan secara seksama dan hati-hati, booklet
justru akan kehilangan arti, maksud dan tujuan sebagai media edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang
peran suami dalam pemberian ASI eksklusif;
(5) Booklet kurang cepat mencapai sasaran, apabila dipakai
sebagai satu-satunya teknik untuk menyampaikan informasi
kesehatan kepada sasaran (Notoatmodjo, 2014)
Kelebihan booklet (skripsi dan tesis)
Adapun kelebihan booklet sebagai media edukasi menurut
Notoatmodjo (2014) yaitu:
(1) Murah dan mudah dibuat, karena pembuatan media booklet
menggunakan media cetak sehingga biaya yang dikeluarkan bisa
lebih murah jika dibandingkan dengan media audio dan media
visual maupun media audio visual;
(2) Proses edukasi menggunakan media booklet sampai kepada
sasaran dapat dilakukan sewaktu-waktu dan disesuaikan dengan
kondisi sasaran; (3) Booklet ini selain ada teks juga visual (gambar) sehingga dapat
menimbulkan rasa keindahan serta meningkatkan pemahaman
dan keinginan dalam belajar, lebih terperinci dan jelas, mudah
dimengerti serta tidak menimbulkan salah persepsi (Suliha,
2002). Booklet adalah sebuah media informasi yang praktis.
Praktis karena booklet sangat mudah dalam pendistribusian
sehingga dapat langsung didistribusikan kepada sasaran dan
mencakup banyak orang. Oleh karena itu booklet ini memiliki
kelebihan praktis dalam penggunaannya;
(4) Booklet merupakan media cetak yang tidak memerlukan listrik
dan dapat dibawa kemana-mana (Notoatmodjo, 2014).
Pengertian Booklet (skripsi dan tesis)
Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar. Booklet
merupakan salah satu media cetak yang digunakan dalam edukasi
kesehatan (Machfoedz & Suryani, 2009). Menurut Purwanto (2008),
booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, dan laranganlarangan kepada masyarakat, serta berbentuk cetakan.
Booklet merupakan alternatif media edukasi yang memberikan
efektifitas dan efisiensi dalam hasil dan proses edukasi. Booklet
adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam
satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak
lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul (Purwanto, 2008).
Booklet memiliki kemampuan untuk mengubah dan melakukan
berbagai fungsi antara lain sebagai pamflet, program, souvenir, dan
buku panduan singkat. Booklet adalah media pendidikan yang baik
karena mudah dibagikan, disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat tertentu, juga memungkinkan untuk disimpan, dibaca
berulang kali, dan dibagikan kepada orang lain (Purwanto, 2008).
15
Booklet merupakan terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari
satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain,
dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu,
antara lain dengan stapler, benang, atau kawat. Biasanya memiliki
sampul, tetapi tidak menggunakan jilid keras (Arsyad, 2003).
Isi informasi dapat berupa kalimat, gambar maupun kombinasi.
Informasi dalam booklet ditulis dalam bahasa yang ringkas dan
mudah dipahami dalam waktu singkat. Booklet juga didesain untuk
menarik perhatian dan dicetak diatas kertas yang bagus. Bentuknya
sering terlihat seperti buku berukuran kecil. Media booklet
merupakan sebuah media yang digunakan oleh edukator dalam
menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran tentang gizi (Arief,
2009).
Metode Edukasi (skripsi dan tesis)
Menurut Van deb Ban dan Hawkins yang dikutip oleh
Lucie (2005), pilihan seorang agen edukasi terhadap suatu
metode atau teknik edukasi sangat tergantung kepada tujuan
10
khusus yang ingin dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang
ingin dicapai, penggolongan metode edukasi menurut Lucie
(2005) ada tiga, yaitu:
(1) Metode Berdasarkan Pendekatan Perorangan
Edukator berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode ini
sangat efektif karena sasaran dapat secara langsung
memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari
edukator.
(2) Metode Berdasarkan Pendekatan Kelompok
Edukator berhubungan dengan sasaran edukasi secara
kelompok. Metode ini cukup efektif karena sasaran
dibimbing dan diarahkan untuk melakukan suatu kegiatan
yang lebih produktif atas dasar kerjasama. Pendekatan
kelompok ini dapat terjadi pertukaran informasi dan
pertukaran pendapat serta pengalaman antara sasaran
edukasi dalam kelompok yang bersangkutan. Selain itu,
memungkinkan adanya umpan balik dan interaksi kelompok
yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun
pengaruh terhadap perilaku dan norma anggotanya.
(3) Metode Berdasarkan Pendekatan Massa
Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah
banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun terbatas hanya dapat
menimbulkan kesadaran atau keingintahuan semata.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa metode pendekatan
massa dapat mempercepat proses perubahan, tetapi jarang
dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku. Adapun yang
termasuk dalam metode ini antara lain rapat umum, siaran
radio, kampanye, pemutaran film, surat kabar, dan
sebagainya.
Edukasi Gizi (skripsi dan tesis)
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh edukator. Edukasi gizi merupakan pendekatan edukatif
untuk menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam
peningkatan atau dalam mempertahankan gizi tetap baik (Notoatmodjo,
2014). Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai
kesehatan menjadi tahu (Suliha, 2002).
Tujuan edukasi gizi diantaranya adalah: 1) Terciptanya sikap positif
terhadap gizi, 2) terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan
menggunakan sumber-sumber pangan, 3) Timbulnya kebiasaan makan
yang baik dan adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang
hal-hal yang berkaitan dengan gizi (Suhardjo, 2003).
Aktivitas fisik untuk obesitas (skripsi dan tesis)
Aktivitas fisik dan olahraga yang dilakukan oleh penderita
obesitas harus dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap.
Aktivitas awal dapat berupa peningkatan aktivitas kehidupan
sehari-hari, seperti menggunakan tangga atau berjalan pelan.
Seiring berjalannya waktu untuk meningkatkan penurunan berat
badan dapat dilakukan aktivitas lebih berat, yaitu aktivitas sedang.
Aktivitas sedang dilakukan dalam 30 sampai 45 menit selama tiga
sampai lima kali perhari . Tingkat aktivitas fisik harian yang lebih
tinggi atau latihan fisik yang teratur dapat membantu
mempertahankan keseimbangan energi dan dapat mencegah
obesitas. Aktivitas fisik lebih merupakan bentuk multidimensional
yang kompleks dari perilaku manusia daripada perilaku dan
teoritis, meliputi semua gerak tubuh mulai dari gerakan kecil.
Aktivitas fisik mengacu pada gerakan beberapa otot besar seperti
saat menggerakkan lengan dan tungkai .
Aktifitas fisik dapat ditingkatkan dengan mengurangi waktu
santai, seperti menonton televisi. Seseorang harus membangun
aktivitas fisik setiap hari. Contohnya, memarkir mobil lebih jauh
dari tempat kerja atau belanja dan berjalan menggunakan tangga
daripada menggunakan lift merupakan cara yang mudah untuk
meningkatkan aktivitas fisik harian . Menurut Barasi (2007), cara termudah untuk meningkatkan aktivitas fisik pada seorang obesitas
adalah menjadwalkan lebih banyak aktivitas ke dalam rutinitas
normal setiap hari. Cara ini lebih mungkin dilakukan daripada
meluangkan waktu dengan sengaja untuk melakukan latihan di
pusat kebugaran. Rekomendasi mengenai jumlah aktivitas yang
seharusnya dilakukan penderita obesitas, yaitu melakukan aktivitas
sedang minimal 30 menit dalam 5 minggu. Untuk mencegah
naiknya berat badan direkomendasikan untuk melakukan aktivitas
sedang setiap hari selama 45-60 menit
Pengertian aktivitas fisik (skripsi dan tesis)
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang
meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi sehingga
menyebabkan pembakaran energi. Energi yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas fisik bervariasi menurut tingkat intensitas dan
lama melakukan aktivitas fisik. Semakin berat dan semakin lama
aktivitas fisik dilakukan, maka semakin tinggi energi yang
diperlukan . Upaya menurunkan berat badan melalui aktivitas fisik
umumnya hanya menurunkan berkisar 2-3%, sedangkan olahraga
mempengaruhi kecepatan penurunan berat badan menurut frekuensi
dan durasiny
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi (skripsi dan tesis)
Faktor yang mempengaruhi konsumsi panngan yang
dimakan seseorang menurut Khomsan (2006), adalah faktor
ekonomi dan harga, dan faktor sosial budaya dan religi. Faktor
ekonomi dan harga dapat mempengaruhi secara langsung karena
perbedaan pendapatan seseorang dapat mempengaruhi perubahan
konsumsi mkananan yang dimakan. Faktor sosial budaya dan religi dapat mempengaruhi konsumsi makanan karena kebudayaan
seseorang berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan yang
digunakan untuk dikonsumsi, kebudayaan juga menentukan
makanan yang boleh dimakan atau makanan yang bersifat tabu.
Terdapat faktor lain yang mempengaruhi pola makan seseorang12
,
yaitu:
(1) Presonal Preference, yakni pola makan atau konsumsi
seseorang dapat dipengaruhi oleh kesukaan atau
ketidaksukaannya terhadap makanan tersebut. perasaan suka
tidak suka seseorang terhadap makanan tergantung pada
asosiasinya terhadap makanan tersebut;
(2) Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang, yang diartikan
sebagai, rasa lapar merupakan sensasi yang kurang
menyenangkan, karena berhubungan dengan kekurangan
makanan. Sebaliknya, nafsu makan adalah sensasi yang
menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan. Ada
pula rasa kenyang yaitu perasaan puas karena telah memenuhi
keinginan makan
Pengertian konsumsi makanan (skripsi dan tesis)
Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang
dimakan oleh seseorang dengan tujuan pada waktu tertentu.
Mengkonsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
individu secara biologis, psikologis, maupun sosial. Hal ini terkait
dengan fungsi makanan yaitu gastronomik, identitas budaya, religi,
magis, komunikasi, lambang status ekonomi, kekuatan dan
kekuasaan10
. Asupan zat gizi pada orang dewasa lebih terfokus
pada bagaimana memelihara berat badan yang sehat dan latihan
fisik, menghindari berat badan yang berlebihan, dan melanjutkan
untuk membangun kekuatan. Kebutuhan energi umum orang
dewasa ditetapkan melalui batasan makan yang direkomendasikan
dan tingkat aktifitas
Edukasi gizi (skripsi dan tesis)
Edukasi gizi menurut Fasli Jalal (2010) adalah suatu proses
yang berkesinambungan untuk menambah pengetahuan tentang
gizi, membentuk sikap dan perilaku hidup sehat dengan
memperhatikan pola makan sehari-hari dan faktor lain yang
mempengaruhi makanan, serta meningkatkan derajat kesehatan dan
gizi seseorang. Tujuan dari pemberian edukasi gizi adalah
mendorong terjadinya perubahan perilaku yang positif yang
berhubungan dengan makanan dan gizi8
.
Bentuk dari kegiatan edukasi gizi salah satunya adalah
penyuluhan.
Langkah-langkah dalam melakukan penyuluhan
menurut Maulana (2007) adalah:
(1) Mengenali masalah, masyarakat dan wilayah;
(2) Menentukan prioritas penyuluhan;
(3) Menentukan tujuan penyuluhan dengan mempertimbangkan
tujuan yang jelas, realistis (dapat dicapai) dan dapat diukur;
(4) Menentukan sasaran penyuluhan;
(5) Menentukan isi penyuluhan;
(6) Menentukan metode penyuluhan yang akan digunakan;
(7) Memilih alat peraga atau media penyuluhan;
8
9
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
(8) Menyusun rencana penilaian (evaluasi);
(9) Menyusun rencana kerja atau rencana pelaksanaan
Langganan:
Postingan (Atom)