Tampilkan postingan dengan label ilmu gizi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ilmu gizi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 April 2020

Media Penyuluhan (skripsi dan tesis)

 
Media kesehatan merupakan alat bantu pendidikan kesehatan yang bisa digunakan dalam bentuk Audio Visual Aids (AVA). Disebut sebagai media kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan pesan kesehatan guna mempermudah penerimaannya bagi masyarakat atau „klien‟ (Notoatmodjo, 2007). Media kesehatan dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan kesehatan, yaitu: 1. Media cetak Variasi media cetak antara lain: Booklet, Leaflet, Flyer (selembaran), Flip chart (lembar balik), Rubrik, Poster, Foto-foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan. 2. Media elektronik Berikut adalah berbagai jenis media elektronik yang dapat digunakan sebagai media kesehatan, yaitu: Televisi, Radio, Video, Slide atau powerpoint, Film strip, Media papan (Bill board) (Notoatmodjo, 2007). Penelitian ini menggunakan flip chart atau lembar balik dan demonstrasi

Metode Penyuluhan (skripsi dan tesis)

 Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor tercapainya hasil penyuluhan yang optimal. Metode penyuluhan pada garis besarnya ada 2 jenis : 
a. Metode Didaktik ( One Way Metode) Pendidik berperan aktif sedangkan sasaran tidak diberikan kesempatan aktif. Yang termasuk metode ini adalah :
 1. Metode ceramah. 
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan sekelompok pengunjung atau pendengar disertai dengan tanya jawab, diskusi dengan beberapa alat peraga yang dianggap perlu. Metode ceramah dapat dilakukan dengan atau tanpa alat bantu. Beberapa alat bantu yang seing digunakan adalah poster, power point, boneka karakter dan buku cerita bergambar. Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan alat bantu yang banyak, murah dan mudah menggunakannya, serta waktu yang diperlukan dapat dikendalikan oleh penyuluh. Kekurangan metode ini adalah menimbulkan kebiasaan kurang aktif dari sasaran, sering menimbulkan salah paham dalam mengartikan materi penyuluhan yang diberikan karena tidak semua sasaran punya daya tangkap yang sama. 
2. Siaran melalui Radio
 3. Pemutaran film/ slide 
4. Penyebaran selebaran
 5. Pameran
 6. Leaflet 
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat, isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi. 7. Lembar Balik (Flip Chart) Flip chart adalah beberapa chart yang telah disusun berurutan dan berisi tulisan dengan gambar – gambar yang telah disatukan dengan ikatan atau ring spiral pada bagian pinggir sisi atas. Jumlah chart lebih dari 12 lembar, berukuran poster lebih besar atau kecil, dan biasanya memakai kertas tebal 
b. Metode Sokratik ( Two Way Metode) 
Metode ini mempunyai komunikasi dua arah antara pendidik dan sasaran. Yang termasuk metode ini adalah : 
1. Metode demonstrasi 
Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian, atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan cara melaksanakan suatu tindakan dengan menggunakan suatu prosedur. Demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan media, seperti radio dan film. Metode demonstrasi digunakan jika memerlukan contoh prosedur atau tugas dengan benar, bila tersedia alat- alat peraga, bila tersedia tenaga pengajar yang terampil, membandingkan sesuatu cara dengan cara yang lain, untuk mengetahui serta melihat kebenaran sesuatu dan proses mengerjakan atau menggunakan sesuatu.  Keunggulan metode demonstrasi adalah dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, menghindari verbalisme, lebih mudah memahami sesuatu, lebih menarik, peserta dirangsang untuk mengamati, menyesuaikan teori dengan kenyataan.
2. Simulasi 
Penyuluh dapat melakukan suatu kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada penghayatan keterampilan aktualisasi dan praktik. Metode ini bertujuan agar seseorang dapat bertingkah laku seperti orang lain, dengan tujuan orang tersebut dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa berbuat sesuatu. 
3. Permainan Peran (Role Playing) 
Sasaran harus memerankan satu atau beberapa peran tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah sebagian besar peserta dapat ikut aktif mengamati, menaglami, dan menghayati perilaku tertentu sehingga materi penyuluhan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti. Kerugian dari metode ini adalah terkadang peserta kurang mampu membawakan peran dengan semestinya.
 4. Tanya Jawab 
Metode ini adalah proses interaksi belajar yang berisi pertanyaan yang diajukan dan jawaban dari topik belajar tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah semua pihak yang terlibat mempunyai kesempatan untuk mengemukakan pendapat. Kerugian dari metode ini adalah terjadi perbedaan pendapat yang berlarut- larut sehingga akan memakan banyak waktu (Herijulianti dkk, 2002)

Penyuluhan gizi Terhadap Pengetahuan Ibu (skripsi dan tesis)

 Berbagai penelitian terkait edukasi gizi dengan pendidikan ibu, terutama yang berkaitan dengan status gizi balita, sering dilakukan dan hasilnya beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Cut Rizki Azriah (2015) diketahui bahwa terdapat pengaruh sebelum dan sesudah penyuluhan gizi terhadap pengetahuan ibu tentang gizi seimbang balita.  Penelitian lain yang dilakukan oleh Dyah Ambarini di Dusun Ngulu Wetan, Wonogiri, terkait pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan ibu, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil pre-test dan post-test

Pengertian Penyuluhan (skripsi dan tesis)

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penyuluhan berasal dari kata“suluh” atau obor, yang artinya kegiatan penerangan atau memberikan terang bagi yang berada dalam kegelapan. Sebagai proses penerangan, kegiatan penyuluhan tidak hanya terbatas pada memberikan penerangan, namun menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada kelompok sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan, sehingga mereka benar-benar memahami maksud penyuluh. Penyuluhan merupakan proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku, yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada penyebarluasan informasi atau inovasi dan memberikan penerangan saja tetapi juga merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadi perubahan perilaku yang ditunjukan oleh sasaran penyuluhan (Maulana, 2009). 
Penyuluhan meliputi berbagai teknik  dan metode yang dapat digunakan dalam membantu klien memahami dirinya sendiri secara lebih baik dan efektif ( Munro dkk, 1983). Syamsuddin (dalam Zulkarimein Nasution, 1990) membuat rumusan bahwa penyuluhan merupakan jenis khusu pendidikan pemecahan masalah (problem solving) yang berorientasi pada tindakan, yang mengajarkan sesuatu, mendemonstrasikan, dan memoitivasi tapi tidak melakukan pengaturan. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara memberikan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat menjadi sadar, tahu dan mengerti dan juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan ( Azrul Azwar dalam Effendi, 2000). Penyuluhan kesehatan merupakan gabungan berbagai kegiatan, kesempatan yang berlandaskan prinsip – prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan. Keadaan tersebut adalah individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu caranya dan melakukan apa yang bias dilakukan (Waryana, 2016). Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bias melakukan sesuai anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Kemenkes, 2011).

Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (skripsi dan tesis)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:
 1. Pendidikan
 Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok serta mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Seseorang dengan pendidikan tinggi cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Informasi yang masuk semakin banyak maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan, diharapkan semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal (Budiman dan Riyanto, 2013). Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam menerapkan perilaku hidup sehat. Ibu dengan status pendidikan lebih tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menjaga pola hidup sehat (Wulandari, 2012). Tingkat pendidikan yang dimiliki ibu bermanfaat bagi penambahan pengetahuan dan kesempatan kerja yang meningkat, juga merupakan bekal atau sumbangan dalam memenuhi kebutuhan dirinya serta mereka yang bergantung kepadanya.
 2. Informasi atau media massa
 Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non-formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Teknologi yang maju menyediakan beragam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat. Sebagai sarana komunikasi, terdapat banyak media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.
Media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat  mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoadmodjo, 2007). Informasi yang mudah diperoleh dapat mempercepat seseorang dalam mendapatkan pengetahuan baru. Perkembangan teknologi saat ini mempermudah ibu mengetahui informasi dari berbagai media, sehingga ibu dapat meningkat pengetahuannya (Astuti, 2012).
 3. Sosial, budaya, dan ekonomi 
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007). 
4. Lingkungan
 Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Notoatmodjo, 2007)
. 5. Pengalaman 
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 6. Usia 
Usia mempengaruhi daya serap informasi seseorang. Usia seseorang yang bertambah maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Budiman dan Riyanto, 2013). Usia terkait dengan kedewasaan dalam berpikir. Orang dengan usia dewasa cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan orang dengan usia muda

Pengetahuan Gizi (skripsi dan tesis)

Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan adalah hasil dari tahu. Penginderaan dapat terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket untuk menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah. Cara tradisional terbagi menjadi empat cara, yaitu: 1. Trial dan error (coba-salah), cara ini digunakan dengan cara percobaan sampai berhasil, jika belum berhasil maka akan terus diulang kembali. 2. Kekuasaan (otoritas), orang-orang yang memiliki kekuasaan dijadikan sebagai sumber pengalaman, seperti pemimpin agama, pemerintah, atau ahli pengetahuan. 3. Berdasarkan pengalaman pribadi. 4. Jalan pikiran, yang nantinya akan menghasilkan sebuah induksi ataupun deduksi sebagai kesimpulan dari pikiran manusia. Cara yang modern atau cara ilmiah menggunakan cara yang lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode ilmiah atau yang lebih dikenal dengan sebutan metodologi penelitian (research methodology) (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan bisa diperoleh secara alami atau diintervensi langsung maupun tidak langsung (Budiman dan Riyanto, 2013). 
Pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku atau tindakan seseorang. Sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dapat dikelompokan ke dalam empat kategori, yaitu: 1. Perorangan di luar kendali pelayanan kesehatan, seperti keluarga, teman, ahli agama, tokoh masyarakat, dan lainnya. 2. Perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan, seperti petugas kesehatan. 3. Nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan, seperti media massa dan media elektronik. 4. Nonperorangan dalam kendali pelayanan kesehatan, seperti iklan dan brosur yang dibuat oleh pelayanan kesehatan (Hartono, 2010 dalam Kanta, 2013). Pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera. Pengetahuan disalurkan ke otak paling banyak melaui indera pandang. Pengetahuan manusia sebanyak 75 % sampai 87 % diperoleh melaui indera pandang, 13 % melalui indera pendengaran dan 12 % melalui indera yang lain ( Arsyad, 2006 dalam Wirawan, 2014). Pengetahuan gizi merupakan prasayarat terjadinya perubahan sikap dan perilaku (Khomsan dkk, 2009). Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat. Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang kontribusi gizi dari berbagai jenis makanan akan menimbulkan masalah kecerdasan dan produktifitas. 
 Tingkat pengetahuan gizi seseorang memiliki pengaruh yang besar pada perubahan perilaku dan sikap dalam pemilihan bahan makanan, yang selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu. Hasil penelitian Fitri Nur Anto (2012) menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi terhadap status gizi anak toddler. Ibu memainkan peranan penting dalam memilih dan mempersiapkan pangan untuk dikonsumsi anggota keluarganya, walaupun para ibu bekerja di luar, mereka tetap mempunyai peran besar dalam kegiatan pemilihan dan penyiapan makanan. Orang tua memegang peranan penting dalam pemilihan pangan untuk anggota keluarganya, maka pengetahuan gizi orang tua akan mempengaruhi jenis pangan dan dan mutu gizi makanan yang dikonsumsi anggota keluarga. Pengetahuan gizi yang dimiliki ibu akan mempengaruhi pemilihan pangan bagi keluarganya, terutama ibu yang memiliki balita. Pengetahuan ibu tentang gizi yang baik akan mendorong ibu mempraktekkan pemberian makan yang baik bagi anak- anaknya. Ibu yang kurang tepat dalam memberikan asupan makanan biasanya dikarenakan kurangnya pengetahuan gizi ibu. Asupan makan balita yang tidak bergizi akan mempengaruhi tumbuh kembang balita tersebut. Pemilihan asupan makanan juga mempengaruhi status gizi balita. Hal ini menyebabkan status gizi balita tersebut bisa menjadi gizi kurang bahkan gizi buruk

Peran Suami Sebagai Breastfeeding Father (skripsi dan tesis)

1) Menjadi juru bicara dan pelindung Disini ayah berperan dalam mencari informasi sebanyakbanyaknya kepada ahlinya. Jika istri bekerja, jangan sungkan bicara dengan atasan agar istri diberi waktu, kalau perlu tempat khusus untuk memompa ASI. 2) Menjadi pendukung Berikan pesan singkat berisi kata-kata mesra di siang hari, kejutan kecil, ataupun sekedar memandikan anak tanpa disuruh. Hal tersebut bisa memberikan ibu kebahagiaan tersendiri sehingga saat menyusui akan membuatnya lebih rileks dan ASI pun menjadi lebih lancar. 3) Menjadi manajer yang baik Suami bisa melakukannya dengan membuat daftar yang diperlukan untuk menyimpan ASI perahan. Misalnya seperti mencari stok botol dan memberikan label tanggal ASI masuk freezer. Menemani istri saat sedang memompa di malam hari dan mengingatkan istri untuk memompa ASI. 4) Menjadi orang tua yang sebenarnya Seperti mengurus anak, belanja keperluan keluarga dan lain-lain. Bayangkan ibu menyusui harus bertahan kurang lebih  15 menit di posisi yang sama selama 2-3 jam sekali. Proses yang cukup melelahkan ini butuh seorang super ayah yang ikut intervensi urusan rumah. 5) Bijaksana Menahan emosi saat menghadapi lingkungan yang terlalu fleksibel soal ASI. Mencari dan memberi pemahaman dengan cara yang tepat dan bijaksana pada orangtua, mertua, dan lainlain. 6) Tidak egois Prioritas seorang suami adalah keluarganya, bukan pekerjaan apalagi hobi, dan tugas suami tidak selesai ketika sejumlah uang ditransfer ke rekening istri. Tugas seorang ayah juga tidak selesai hanya ketika membelikan mainan pada anak atau mengajaknya jalan-jalan ke mall. Jadilah bagian dari keluarga dengan seutuhnya bukan sekedar ATM berjalan. 7) Lepaskan beban Jangan menjadikan dukungan terhadap proses menyusui sebagai beban. Mendampingi istri menyusui adalah bagian dari kewajiban alamiah seorang suami sekaligus tanggung jawab ayah pada anaknya. Belajarlah bersama-sama dengan istri. 8) Memberi motivasi, bukan memaksa Terkadang istri bisa menjadi emosional, merasa lelah, dan ingin berhenti menyusui. Dalam kondisi seperti ini, jadilah sebagai pendengar yang baik, memahami kesulitan istri, ajak istri istirahat sejenak dan nikmati waktu berdua. Kemudian yakinkan istri bahwa ASI adalah makanan yang terbaik untuk buah hati. 9) Berbagi Jangan menutup diri dan buka jaringan pergaulan serta informasi seluas-luasnya, dengan sharing membuat Anda semakin memahami persoalan, dan belajar lebih banyak tentang suatu hal. 10) Be a google! Jangan hanya istri yang cari tahu informasi tentang ASI. Alangkah baiknya jika ayah juga bisa menjadi sumber informasi. Buatlah daftar pertanyaan dari istri di pagi hari sebelum berangkat ke kantor, dan ketika pulang ke rumah, sudah siap dengan segudang jawaban. Diskusikan dengan istri jawaban-jawaban itu

Faktor yang Mendukung Suami sebagai Breastfeeding Father (skripsi dan tesis)

 Suami sebagai breastfeeding father dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang berperan positif dalam mendukung proses pemberian ASI eksklusif (Februhartanty, 2008). 1) Faktor Internal a) Tingkat pengetahuan dalam pemberian ASI Keberhasilan dalam proses pemberian ASI dapat dilihat dari sikap dan perhatian yang diberikan suami kepada ibu dan bayinya. Keterlibatan suami dalam pemberian ASI dapat mempengaruhi praktik inisiasi menyusu dini yang memiliki manfaat penting bagi bayi. Apabila ayah yang masih berusia remaja dan tidak memiliki pengetahuan cukup terkait pemberian ASI, praktek pemberian ASI kepada bayi akan rendah. Dukungan suami sebagai breastfeeding father perlu didasari dengan pengetahuan dalam menjalankan perannya. Pemahaman suami yang tinggi dalam mendukung pemberian ASI akan menumbuhkan kesadaran dan empati yang tinggi kepada istri. b) Tingkat pendapatan Orang tua yang berpenghasilan rendah, kehadiran seorang bayi sering kali dilalui tanpa adanya dukungan dari suami. Orang tua yang masih sama-sama berusia remaja kebanyakan mereka masih tinggal bersama dengan keluarganya, hal ini dikarenakan kurang pendapatan orang tua. Selain stress akibat ketidakstabilan pendapatan, tingkat pendidikan yang rendah serta pekerjaan yang tidak menentu menjadi salah satu faktor penghambat (Bobak et al., 2004). c) Sikap Sikap suami dalam membuat keputusan terkait pemberian ASI pada bayi dapat mempengaruhi minat ibu dalam memberikan ASI (Februhartanty, 2008). Sedangkan sikap suami yang tidak mendukung dalam praktek pemberian ASI dapat mempengaruhi produksi ASI (Arieska & Sabarwati, 2009). d) Keyakinan Suami yang mampu meyakinkan istri bahwa istri mampu memberikan ASI pada bayi akan mempengaruhi minat ibu. e) Pengalaman Bertukar informasi dan pengalaman dengan sesama ibu menyusui dapat menambah semangat dan rasa percaya diri kepada ibu untuk memberikan ASI pada bayi. f) Umur Suami dengan usia remaja tingkat pengetahuan mengenai ASI dan perkembangan anak kurang dibandingkan dengan suami usia dewasa. Suami usia remaja cenderung 22 menggantungkan orang tua mereka dalam mengambil keputusan terkait mengasuh bayi. Pengetahuan yang terbatas dapat membuat suami usia remaja tidak memberikan respon yang tepat kepada bayi mereka (Bobak et al., 2004). g) Pendidikan Suami dan anggota keluarga yang memiliki pendidikan rendah akan mempengaruhi keberhasilan dalam proses pemberian ASI. Kesadaran ibu dalam memberikan ASI dipengaruhi oleh faktor sosial, kurangnya dukungan yang diberikan suami ataupun keluarga. Suami yang memiliki pendidikan tinggi dan cukup pengetahuan tentang pentingnya ASI akan berpengaruh terhadap kelancaran pemberian ASI.
 2) Faktor Eksternal a) Komunikasi interpersonal Dukungan suami dengan cara melakukan komunikasi interpersonal dengan istri akan berpengaruh terhadap proses pemberian ASI. Hubungan interpersonal seperti halnya suami mendengarkan keluhan istri selama menyusui dan suami mampu mendengarkan dengan baik akan mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian ASI. Komunikasi interpersonal yang dilakukan suami menimbulkan pikiran positif dan perasaan tenang terhadap istri (Bobak et al., 2004). b) Dukungan teman Salah satu faktor keberhasilan ASI eksklusif adalah dukungan teman. Dukungan teman dalam keberhasilan ASI eksklusif diantaranya adalah memotivasi ayah agar mau menjadi Ayah ASI, mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan ASI, dan memberikan informasi mengenai peran suami dalam pemberian ASI eksklusif. Dukungan teman berpengaruh bagi lingkungan. Informasi mengenai ASI eksklusif yang suami dapatkan telah memberikan dorongan untuk menentukan sikap suami dalam melakukan peran ayah ASI dalam mendukung ibu memberikan ASI eksklusif (Bobak et al., 2004). c) Dukungan tenaga kesehatan Dukungan tenaga kesehatan dalam upaya mengembangkan ASI eksklusif adalah melaksanakan program Inisiasi Menyusu Dini, melakukan upaya promosi kesehatan mengenai ASI eksklusif, menjadi konselor ASI. Inisiasi Menyusu Dini memberikan efek menentukan bagi kelanjutan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan pada bayi. Dukungan petugas kesehatan berperan penting dalam menunjang keberhasilan memberikan ASI Eksklusif, dokter atau bidan harus membicarakan manfaat ASI eksklusif dan meyakinkan serta menjelaskan kepada ibu dan ayah bayi terkait manfaat 24 ASI eksklusif dan memotivasi mereka untuk memberikan ASI Eksklusif (Bobak et al., 2004).

Pengertian Breastfeeding Father (Ayah ASI) (skripsi dan tesis)

Peran suami sebagai breastfeeding father adalah dukungan secara penuh dari seorang suami kepada istri dalam proses menyusui, yang mana suami dapat menjadi pemberi dukungan aktif dalam memberikan ASI (Arieska & Sabarwati, 2009). Breastfeeding father merupakan peran penting ayah dalam proses pemberian ASI, yang mana ayah berperan memberikan kenyamanan kepada ibu dan juga bayi, seperti halnya memberikan sentuhan pada punggung ibu sehingga ibu akan merasa diperhatikan oleh suami karena secara psikologis perasaan senang yang dirasakan oleh ibu karena adanya perhatian dari suami akan membantu proses kelancaran pemberian ASI. Peran suami sebagai breastfeeding father yaitu keterlibatan aktif suami dengan memberikan dukungan moral maupun emosional kepada istri dalam proses pemberian ASI (Arieska & Sabarwati, 2009).

Pengetahuan (Knowledge) (skripsi dan tesis)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour) (Maulana, 2009). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi (Maulana, 2009). a. Tahu (know) Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan. b. Memahami (comprehension) Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan  materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan. c. Aplikasi/penerapan (application) Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata. d. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan. e. Sintesis (synthesis) Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. Sebagai contoh, dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. f. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada. 

Kelemahan booklet (skripsi dan tesis)

Selain memiliki kelebihan, booklet juga memiliki kelemahan sebagai media, antara lain: (1) Booklet merupakan media cetak sehingga tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak; (2) Mudah terlipat walaupun sudah dicetak pada kertas yang lebih tebal tetapi tetap saja masih dapat terlipat karena terbuat dari kertas; (3) Booklet kurang tepat bila digunakan pada sasaran yang memiliki kemampuan baca rendah atau buta huruf; (4) Bila tidak disiapkan secara seksama dan hati-hati, booklet justru akan kehilangan arti, maksud dan tujuan sebagai media  edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang peran suami dalam pemberian ASI eksklusif; (5) Booklet kurang cepat mencapai sasaran, apabila dipakai sebagai satu-satunya teknik untuk menyampaikan informasi kesehatan kepada sasaran (Notoatmodjo, 2014)

Kelebihan booklet (skripsi dan tesis)

Adapun kelebihan booklet sebagai media edukasi menurut Notoatmodjo (2014) yaitu: (1) Murah dan mudah dibuat, karena pembuatan media booklet menggunakan media cetak sehingga biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah jika dibandingkan dengan media audio dan media visual maupun media audio visual; (2) Proses edukasi menggunakan media booklet sampai kepada sasaran dapat dilakukan sewaktu-waktu dan disesuaikan dengan kondisi sasaran;  (3) Booklet ini selain ada teks juga visual (gambar) sehingga dapat menimbulkan rasa keindahan serta meningkatkan pemahaman dan keinginan dalam belajar, lebih terperinci dan jelas, mudah dimengerti serta tidak menimbulkan salah persepsi (Suliha, 2002). Booklet adalah sebuah media informasi yang praktis. Praktis karena booklet sangat mudah dalam pendistribusian sehingga dapat langsung didistribusikan kepada sasaran dan mencakup banyak orang. Oleh karena itu booklet ini memiliki kelebihan praktis dalam penggunaannya; (4) Booklet merupakan media cetak yang tidak memerlukan listrik dan dapat dibawa kemana-mana (Notoatmodjo, 2014). 

Pengertian Booklet (skripsi dan tesis)

Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar. Booklet merupakan salah satu media cetak yang digunakan dalam edukasi kesehatan (Machfoedz & Suryani, 2009). Menurut Purwanto (2008), booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, dan laranganlarangan kepada masyarakat, serta berbentuk cetakan. Booklet merupakan alternatif media edukasi yang memberikan efektifitas dan efisiensi dalam hasil dan proses edukasi. Booklet adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul (Purwanto, 2008). Booklet memiliki kemampuan untuk mengubah dan melakukan berbagai fungsi antara lain sebagai pamflet, program, souvenir, dan buku panduan singkat. Booklet adalah media pendidikan yang baik karena mudah dibagikan, disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tertentu, juga memungkinkan untuk disimpan, dibaca berulang kali, dan dibagikan kepada orang lain (Purwanto, 2008). 15 Booklet merupakan terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu, antara lain dengan stapler, benang, atau kawat. Biasanya memiliki sampul, tetapi tidak menggunakan jilid keras (Arsyad, 2003). Isi informasi dapat berupa kalimat, gambar maupun kombinasi. Informasi dalam booklet ditulis dalam bahasa yang ringkas dan mudah dipahami dalam waktu singkat. Booklet juga didesain untuk menarik perhatian dan dicetak diatas kertas yang bagus. Bentuknya sering terlihat seperti buku berukuran kecil. Media booklet merupakan sebuah media yang digunakan oleh edukator dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran tentang gizi (Arief, 2009). 

Metode Edukasi (skripsi dan tesis)

Menurut Van deb Ban dan Hawkins yang dikutip oleh Lucie (2005), pilihan seorang agen edukasi terhadap suatu metode atau teknik edukasi sangat tergantung kepada tujuan 10 khusus yang ingin dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode edukasi menurut Lucie (2005) ada tiga, yaitu: (1) Metode Berdasarkan Pendekatan Perorangan Edukator berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari edukator. (2) Metode Berdasarkan Pendekatan Kelompok Edukator berhubungan dengan sasaran edukasi secara kelompok. Metode ini cukup efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerjasama. Pendekatan kelompok ini dapat terjadi pertukaran informasi dan pertukaran pendapat serta pengalaman antara sasaran edukasi dalam kelompok yang bersangkutan. Selain itu, memungkinkan adanya umpan balik dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma anggotanya. (3) Metode Berdasarkan Pendekatan Massa Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi,  metode ini cukup baik, namun terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran atau keingintahuan semata. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa metode pendekatan massa dapat mempercepat proses perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku. Adapun yang termasuk dalam metode ini antara lain rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film, surat kabar, dan sebagainya. 

Edukasi Gizi (skripsi dan tesis)

Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh edukator. Edukasi gizi merupakan pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan atau dalam mempertahankan gizi tetap baik (Notoatmodjo, 2014). Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu (Suliha, 2002). Tujuan edukasi gizi diantaranya adalah: 1) Terciptanya sikap positif terhadap gizi, 2) terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan menggunakan sumber-sumber pangan, 3) Timbulnya kebiasaan makan yang baik dan adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitan dengan gizi (Suhardjo, 2003).

Aktivitas fisik untuk obesitas (skripsi dan tesis)

Aktivitas fisik dan olahraga yang dilakukan oleh penderita obesitas harus dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap. Aktivitas awal dapat berupa peningkatan aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti menggunakan tangga atau berjalan pelan. Seiring berjalannya waktu untuk meningkatkan penurunan berat badan dapat dilakukan aktivitas lebih berat, yaitu aktivitas sedang. Aktivitas sedang dilakukan dalam 30 sampai 45 menit selama tiga sampai lima kali perhari . Tingkat aktivitas fisik harian yang lebih tinggi atau latihan fisik yang teratur dapat membantu mempertahankan keseimbangan energi dan dapat mencegah obesitas. Aktivitas fisik lebih merupakan bentuk multidimensional yang kompleks dari perilaku manusia daripada perilaku dan teoritis, meliputi semua gerak tubuh mulai dari gerakan kecil. Aktivitas fisik mengacu pada gerakan beberapa otot besar seperti saat menggerakkan lengan dan tungkai . Aktifitas fisik dapat ditingkatkan dengan mengurangi waktu santai, seperti menonton televisi. Seseorang harus membangun aktivitas fisik setiap hari. Contohnya, memarkir mobil lebih jauh dari tempat kerja atau belanja dan berjalan menggunakan tangga daripada menggunakan lift merupakan cara yang mudah untuk meningkatkan aktivitas fisik harian  . Menurut Barasi (2007), cara termudah untuk meningkatkan aktivitas fisik pada seorang obesitas adalah menjadwalkan lebih banyak aktivitas ke dalam rutinitas normal setiap hari. Cara ini lebih mungkin dilakukan daripada meluangkan waktu dengan sengaja untuk melakukan latihan di pusat kebugaran. Rekomendasi mengenai jumlah aktivitas yang seharusnya dilakukan penderita obesitas, yaitu melakukan aktivitas sedang minimal 30 menit dalam 5 minggu. Untuk mencegah naiknya berat badan direkomendasikan untuk melakukan aktivitas sedang setiap hari selama 45-60 menit

Pengertian aktivitas fisik (skripsi dan tesis)

 Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi sehingga menyebabkan pembakaran energi. Energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik bervariasi menurut tingkat intensitas dan lama melakukan aktivitas fisik. Semakin berat dan semakin lama aktivitas fisik dilakukan, maka semakin tinggi energi yang diperlukan . Upaya menurunkan berat badan melalui aktivitas fisik umumnya hanya menurunkan berkisar 2-3%, sedangkan olahraga mempengaruhi kecepatan penurunan berat badan menurut frekuensi dan durasiny

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi (skripsi dan tesis)

Faktor yang mempengaruhi konsumsi panngan yang dimakan seseorang menurut Khomsan (2006), adalah faktor ekonomi dan harga, dan faktor sosial budaya dan religi. Faktor ekonomi dan harga dapat mempengaruhi secara langsung karena perbedaan pendapatan seseorang dapat mempengaruhi perubahan konsumsi mkananan yang dimakan. Faktor sosial budaya dan religi dapat mempengaruhi konsumsi makanan karena kebudayaan seseorang berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan yang digunakan untuk dikonsumsi, kebudayaan juga menentukan makanan yang boleh dimakan atau makanan yang bersifat tabu. Terdapat faktor lain yang mempengaruhi pola makan seseorang12 , yaitu: (1) Presonal Preference, yakni pola makan atau konsumsi seseorang dapat dipengaruhi oleh kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap makanan tersebut. perasaan suka tidak suka seseorang terhadap makanan tergantung pada asosiasinya terhadap makanan tersebut; (2) Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang, yang diartikan sebagai, rasa lapar merupakan sensasi yang kurang menyenangkan, karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan adalah sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan. Ada pula rasa kenyang yaitu perasaan puas karena telah memenuhi keinginan makan

Pengertian konsumsi makanan (skripsi dan tesis)

Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang dengan tujuan pada waktu tertentu. Mengkonsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologis, psikologis, maupun sosial. Hal ini terkait dengan fungsi makanan yaitu gastronomik, identitas budaya, religi, magis, komunikasi, lambang status ekonomi, kekuatan dan kekuasaan10 . Asupan zat gizi pada orang dewasa lebih terfokus pada bagaimana memelihara berat badan yang sehat dan latihan fisik, menghindari berat badan yang berlebihan, dan melanjutkan untuk membangun kekuatan. Kebutuhan energi umum orang dewasa ditetapkan melalui batasan makan yang direkomendasikan dan tingkat aktifitas

Edukasi gizi (skripsi dan tesis)

Edukasi gizi menurut Fasli Jalal (2010) adalah suatu proses yang berkesinambungan untuk menambah pengetahuan tentang gizi, membentuk sikap dan perilaku hidup sehat dengan memperhatikan pola makan sehari-hari dan faktor lain yang mempengaruhi makanan, serta meningkatkan derajat kesehatan dan gizi seseorang. Tujuan dari pemberian edukasi gizi adalah mendorong terjadinya perubahan perilaku yang positif yang berhubungan dengan makanan dan gizi8 . Bentuk dari kegiatan edukasi gizi salah satunya adalah penyuluhan.
 Langkah-langkah dalam melakukan penyuluhan menurut Maulana (2007) adalah: (1) Mengenali masalah, masyarakat dan wilayah; (2) Menentukan prioritas penyuluhan; (3) Menentukan tujuan penyuluhan dengan mempertimbangkan tujuan yang jelas, realistis (dapat dicapai) dan dapat diukur; (4) Menentukan sasaran penyuluhan; (5) Menentukan isi penyuluhan; (6) Menentukan metode penyuluhan yang akan digunakan; (7) Memilih alat peraga atau media penyuluhan; 8 9 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (8) Menyusun rencana penilaian (evaluasi); (9) Menyusun rencana kerja atau rencana pelaksanaan