Struktur kepemilikan (ownership structure) adalah struktur kepemilikan
saham yaitu jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insider) dengan
jumlah saham yang dimiliki oleh investor (outsider) (Prabansari dan Hadri, 2005).
Struktur kepemilikan umumnya terdiri dari kepemilikan internal, eksternal,
maupun kepemilikan institusional. Kepemilikan internal terdiri dari saham yang
dimiliki orang dalam (insider) yang meliputi directur, orang-orang intern
perusahaan dan pemilik perusahaan. Kepemilikan eksternal terdiri dari saham
yang dimiliki oleh investor (orang asing atau masyarakat yang menanamkan
modalnya ke perusahaan itu), sedangkan kepemilikan institusional adalah
18
kepemilikan saham oleh institusi pendiri perusahaan, bukan pemegang saham
perusahaan.
Kepemilikan manajerial diukur sesuai dengan proporsisi kepemilikan
saham yang dimiliki oleh manajerial (Itturiaga dan Sanz, 1998) dalam (Tarjo dan
Jogiyanto, 2003). Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham yang dari
pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan
(Direktur dan Komisaris).
Manajer merupakan pengelola perusahaan yang dipercayakan oleh
shareholder. Sehubungan dengan pemilihan metode akuntansi persediaan maka
antara manajer dan pemilik akan timbul konflik kepentingan (agency theory).
Masing-masing pihak, yaitu manajer dan pemilik akan berusaha memaksimalkan
kesejahteraannya masing-masing (Taqwa dkk, 2003).
Fungsi level dari kepemilikan manajerial dalam perusahaan sebagai
berikut :
1. Low Levels of Managerial Ownership (0%-5%)
Untuk level ini, disiplin eksternal, pengendalian internal dan insentif masih
didominasi oleh tingkah laku manajemen. Manajemen dalam level ini
apabila kinerja mereka baik lebih cenderung memilih paket kompensasi
seperti opsi saham daripada menambah jumlah kepemilikan saham di
perusahaannya sendiri.
2. Intermidiate levels of managerial ownership (5%-25%)
Di level ini, insider mulai menunjukkan perilaku sebagai pemegang saham.
Dengan bertambahnya kepemilikan maka semakin besar jumlah hak suara
mereka. Di level ini manajer lebih memilih mengambil kendali perusahaan.
3. High levels of managerial ownership (40%-50%)
Di level ini, kepemilikan insiders tidak mempunyai otoritas penuh terhadap
perusahaan dan disiplin eksternal tetap berlaku.
4. High level of managerial ownership (greaters than 50%)
Di level ini, insiders mempunyai wewenang penuh terhadap perusahaan.
Dengan demikian kepemilikan diatas 50% adanya tekanan dari disiplin
eksternal (outsider shareholders) hampir tidak ada sehingga mengakibatkan
menurunnya nilai perusahaan.
5. Very high levels of managerial ownership
Di level ini perusahaan dimiliki oleh pemilik tunggal.
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk pengukuran
kepemilikan manajerial adalah dengan persentase jumlah saham yang dimiliki
pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar. Dengan
keinginan untuk meningkatkan kinerja perusahaan tersebut, membuat manajemen
akan berusaha untuk mewujudkan sehingga membuat risiko perusahaan menjadi
kecil di mata kreditor dan akhirnya kreditor hanya meminta return yang kecil
(Juniarti, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar