Servant leadership atau kepemimpinan pelayan adalah
konsep kepemimpinan etis yang diperkenalkan oleh Robert K.
Greenleaf (1904-1990) pada tahun 1970 dengan bukunya yang
berjudul The Servant as Leader. Greenleaf adalah Vice President
American Telephone and Telegraph Company (AT&T).Tujuan
utama penelitian dan pengamatan Greenleaf akan kepemimpinan
pelayan adalah untuk mebangun suatu kondisi masyarakat yang
lebih baik dan lebih peduli. Greenleaf berpandangan bahwa yang
dilakukan pertama kali oleh seorang pemimpin besar adalah
melayani orang lain. Kepemimpinan yang sejati timbul dari mereka
yang motivasi utamanya adalah keinginan menolong orang lain.
Dari semua hasil karyanya, Greenleaf membicarakan
keperluan akan jenis baru model kepemimpinan, suatu model
kepemimpinan yang menempatkan pelayanan kepada orang lain,
termasuk karyawan, pelanggan dan masyarakat sebagai prioritas
nomor satu.
Kepemimpinan pelayan menekankan makin meningkatnya pelayanan kepada orang lain, sebuah cara
pendekatan holistik kepada pekerjaan, rasa kemasyarakatan dan
kekuasaan pembuatan keputusan yang dibagi bersama.
Menurut Spears (2002:255) mengatakan bahwa pemimpin
yang melayani adalah seorang pemimpin yang mengutamakan
pelayanan, dimulai dengan perasaan alami seseorang yang ingin
melayani dan untuk mendahulukan pelayanan. Selanjutanya secara
sadar, pilihan ini membawa aspirasi dan dorongan dalam
memimpin orang lain. Perbedaan ini nyata dari sikap yang
dibawakan oleh si pelayan, pertama adalah merasa yakin bahwa
kebutuhan tertinggi orang lain terpenuhi. Tujuan utama dari
seorang pemimpin pelayan adalah melayani dan memenuhi
kebutuhan pihak lain, yaitu secara optimal seharusnya menjadi
motivasi utama kepemimpinan (Russell & Stone, 2002:11).
Pemimpin yang melayani pada akhirnya akan mengembangkan
sikap indivudu disekitarnya dengan harapan memiliki sikap yang
sama untuk melayani dengan baik.
Sementara Max Depree dalam bukunya The Art of
Leadership mengatakan bahwa kepemimpinan pelayan adalah
“Respek terhadap orang lain”. Hal ini diawali dengan mengerti
bahwa setiap manusia memiliki kemampuan yang
berbeda.Perbedaan ini menuntut kita untuk dapat menumbuhkan
rasa saling percaya.
Perbedaan telah menuntut kita untuk lebih mengetahui kekuatan orang lain. Setiap orang dating dengan bakat
yang kuhusus, tetapi bukan bakat yang sama. Hidup bukan sekedar
mencapai tujuan.Sebagai individu dan bagian suatu kelompok kita
membutuhkan pencapaian potensi maksimal yang dimiliki.Seni
dari kepemimpinan bersandar pada kemampuan memfasilitasi,
memberi kesempatan dan memaksimalkan setiap bakat yang
berbeda dari setiap individu.Kepemimpinan menuntut kedewasaan
yang khusus. Kedewasaan tersebut diekspresikan dengan
menghargai diri sendiri, perasaan memiliki, perasaan yang penuh
pengharapan, perasaan tanggung jawab, persamaan tanggung
jawab dan perasaan yang meyakini bahwa pada dasarnya manusia
itu sama.
Model kepemimpinan pelayanan yang dikembangkan oleh
Lantu (2007) memprioritaskan pengembangan karyawan sebagai
hal yang utama dan pertama, secara tidak langsung pemimpin
diharapkan mengarahkan perusahaan menuju keberhasilan jangka
panjang dan berkelanjutan.Hal ini merupakan dampak dari
perubahan perilaku yang melayani bawahan yang terjadi dalam
fase yang berurutan dan berlangsung secara terus menerus.
Jadi jelaslah bahwa kepemimpinan bukanlah suatu
popularitas, bukan kekuasaan, bukan keahlian melakukan
pertunjukkan, dan bukan kebijaksanaan dalam perencanaan jangka
panjang. Dalam bentuk yang paling sederhana kepemimpinan
11
adalah menyelesaikan sesuatu bersama orang lain dan membantu
orang lain dalam mencapai suatu tujuan bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar