Minggu, 29 September 2019

Rasio Leverage (skripsi dantesis)


Arti kata leverage adalah pengungkit. Ada dua tipe leverage, yaitu operating leverage dan financial leverage. Menurut Husnan (2013) operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan bebab tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya. Sedangkan financial leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan utang dan menimbulkan beban tetap yang harus dibayar dari hasil operasi. Rasio leverage dikenal juga dengan nama rasio solvabilitas. Rasio leverage menurut Kasmir (2010) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio ini menggambarkan besarnya beban utang perusahaan Quick ratio = Aset lancar - persediaan Kewajiban lancar  dengan aktiva yang dimiliki. Lebih lanjut, rasio leverage juga akan menggambarkan bagaimana kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek jika perusahaan mengalami kondisi kebangkrutan. Pendanaan utang memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut merupakan keunggulan dan kelemahan penggunaan utang menurut Brigham dan Houston (2010).
 a. Dua keunggulan penting penggunaan utang, yaitu:
1) Bunga yang dibayarkan atas utang dapat menjadi pengurang pajak, sementara dividen yang dibayarkan atas saham bukan pengurang pajak.
2) Pengembalian atas utang jumlahnya tetap, sehingga pemegang saham tidak ikut menerima laba perusahaan jika perusahaan meraih keberhasilan yang luar biasa.
 b. Sementara itu kelemahan yang dimiliki oleh pendanaan utang, yaitu:
 1) Penggunaan utang dalam jumlah yang besar akan meningkatkan risiko perusahaan. Tingginya risiko perusahaan akan meningkatkan biaya dari utang maupun ekuitas
2) Jika perusahaan mengalami masa-masa yang buruk dan laba operasinya tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, pemegang saham terpaksa harus menutupi kekurangan tersebut, jika tidak maka perusahaan akan bangkrut. Keunggulan dan kelemahan dalam penggunaan utang membuat informasi rasio leverage sangat dibutuhkan oleh pihak terkait seperti kreditur atau pemegang saham. Kreditur dan pemegang saham cenderung menghindari investasi pada perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi karena menunjukan bahwa perusahaan tersebut mempunyai banyak tanggungan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena risk leverage akan semakin meningkat dan membuat tingkat risiko pengembalian yang dimiliki juga tinggi. Perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak untuk diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang.
Berikut merupakan beberapa rasio leverage dalam Kasmir (2010):
 a. Debt Ratio Debt ratio atau rasio utang adalah salah satu bagian dari rasio leverage yang mengukur persentase dana yang diberikan oleh kreditur atau utang. Debt ratio merupakan rasio total utang terhadap total aset. Rasio ini menujukkan 19 seberapa besar utang berpengaruh dalam pengelolaan aktiva perusahaan. b. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat utang terhadap ekuitas perusahaan. Kasmir (2010) menyebutkan bahwa rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.
 c. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) LTDtER merupakan rasio yang mengukur perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar setiap rupiah modal sendiri menjadi penjamin utang jangka panjang perusahaan (Kasmir, 2010)
 d. Time Interest Earned (TIE) TIE atau rasio kelipatan pembayaran bunga merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga tahunannya (Brigham dan Houston, 2010). Rasio ini dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio TIE mengukur sampai sejauh mana laba operasi dapat mengalami penurunan sebelum perusahaan tidak mampu memenuhi biaya bunga tahunannya.
 e. Fixed Charge Coverage (FCC) FCC disebut juga lingkup biaya tetap. Rasio ini mirip dengan rasio Time Interest Earned dan perbedaannya terletak pada apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang dengan kontrak sewa

Tidak ada komentar: