Menurut Kotler dan Armstrong (2010:302) ekuitas merek (brand equity)
adalah pengaruh diferensial positif bahwa jika pelanggan mengenal nama merek,
pelanggan akan merespons produk atau jasa. Salah satu ukuran ekuitas merek
adalah sejauh mana pelanggan bersedia membayar lebih untuk merek tersebut.
Dalam bukunya disebutkan juga mengenai hasil studi yang menemukan bahwa 72
persen konsumen bersedia membayar 20 persen lebih mahal untuk merek yang
mereka pilih dibandingkan merek pesaing terdekat, 40 persen berkata mereka
bersedia membayar 50 persen lebih mahal.
Merek yang yang kuat membentuk dasar bagi pembangunan hubungan pelanggan
yang kuat dan profitable. Aset fundamental yang mendasari ekuitas merek adalah
ekuitas pelanggan yaitu nilai hubungan pelanggan yang diciptakan oleh merek.
Merek yang kuat adalah penting, tetapi yang benar-benar merepresentasikan
kekuatannya adalah kumpulan pelanggan loyal. Fokus pemasaran yang benar
adalah membangun ekuitas pelanggan dengan manajemen merek yang bertindak
sebagai sarana pemasaran utama. Ekuitas merek yang tinggi memberikan banyak
keunggulan kompetitif bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan. Dengan
demikian, membangun merek adalah penting bagi setiap perusahaan untuk
memaksimalkan keuntungan dan tetap menjaga tingkat kepuasan konsumen
Ekuitas merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan pada
produk dan jasa (kotler dan Keller, 2009). Dalam sebuah bisnis, ekuiti pemilik
adalah nilai yang nilai yang dipegang pemilik di perusahaan. Nilai tersebut
ditentukan oleh perbedaan antara apa yang perusahaan miliki berupa aset dan apa
yang dimiliki berupa kewajiban. Semakin besar ratio aset terhadap kewajiban,
semakin besar ekuiti pemilik. sama halnya dengan menghitung nilai perusahaan,
menghitung nilai merek adalah mengurangi nilai kewajiban merek total dari nilai
aset merek total (Brand Equity = Brand Assets – Brand Liabilities)
Pembangunan ekuitas merek bergantung pada tiga faktor utama yaitu :
pilihan awal untuk elemen atau identitas merek yang membentuk merek, cara
merek diintegrasikan ke dalam dukungan program pemasaran dan asosiasi yang
dipindahkan secara tidak langsung ke merek dengan menghubungkan merek
16
dengan entitas lainnya (misalnya perusahaan, negara asal, saluran distribusi atau
merek lainnya). Selain itu konsep ekuitas merek harus dilengkapi dengan konsep
ekuitas pelanggan yang merefleksikan jumlah dari nilai-nilai seumur hidup dari
seluruh pelanggan untuk sebuah merek (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Jurnal
Mohammad Doostar, Maryam Kazemi Iman Abadi, Reza Kazemi Iman
Abadi”Impact of Brand Equity on Purchase Decision of Final Consumer Focusing
on Products with Low Mental Conflict” (2012) Terdapat hubungan antara struktur
ekuitas merek yang mencakup identitas merek, citra merek, kesadaran merek,
presepsi kualitas dari produk untuk membangun keputusan pembelian yang
dilakukan konsumen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar