Skizofrenia menggambarkan suatu
kondisi psikotik yang kadang-kadang ditandai dengan apatis, tidak mempunyai
hasrat, asosial, afek tumpul, dan alogia. Klien mengalami gangguan-gangguan
pada pikiran, persepsi, dan perilaku. Pengalaman subjektif dari pikiran yang
terganggu dimanifestasikan dalam
gangguan berbentuk konsep yang sewaktu-waktu dapat mengarah kepada
keadaan salah mengartikan kenyataan, delusi (biasanya delusi pengaruh dan ide
referensi), dan halusinasi. Perubahan alam perasaan pada kondisi skizofrenia
ini antara lain adalah pasien mengalami ambivalen dalam bersikap, perasaan
konstriksi atau tidak sesuai, dan hilangnya rasa empati pada orang lain.
Perilaku pada kondisi skizophrenia ini dapat berupa menarik diri, regresif,
atau aneh (Shader, 1994).
Dalam pengertian lain maka
disebutkan bahwa Skizofrenia merupakan penyakit otak persisten dan serius yang
mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkrit, dan kesulitan dalam
memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah (Stuart,
2007). Menurut Rusdi Maslim, (1997) Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom
dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak
selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat
yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya.