1. Warna Perairan
Warna perairan yang paling
baik untuk ikan adalah hijau cerah karena mengandung banyak plankton. Selain
dapat dimanfaatkan sebagai makanan ikan, keberadaan plankton tidak mengganggu
penetrasi sinar matahari. Akibatnya proses fotosintesis dapat berjalan dengan
baik dan oksigen dalam air tetap tinggi. Namun, kalau populasi planktonnya
terlalu tinggi, penetrasi sinar matahari dapat terganggu.
2. Kekeruhan Air
Kekeruhan air merupakan suatu
ukuran biasan cahaya dalam perairan. Kekeruhan dapat disebabkan karena partikel
terkoloid dan tersuspensi. Partikel tersebut dapat berasala dari bahan organik
maupun anorganik seperti polutan, lumpur, hasil dekomposisi bahan organik,
sampah dan plankton. Kekeruhan yang paling baik untuk budidaya ikanadalah yang
disebabkan oleh plankton.
Kekeruhan air dapat diukur
dengan seechi disk. Alat ini dibuat
dari lempengan besi berbentuk bulat yang dicat warna hitam dan putih secara
menyilang. Pada alat ini diberi tali berskala untuk mengukur kedalaman air.
3. Suhu Air
Suhu air merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi derajat metabolisme
dalam tubuh ikan. Bila suhu air tinggi, derajat metabolisme ikan akan tinggi.
Sebaliknya kalau suhu air rendah, derajat metabolisme ikan akan rendah. Derajat
metabolisme ikan berpengaruhterhadap kebutuhan oksigen dan sebanding dengan
kenaikan suhu air.
Toleransi ikan terhadap suhu
sangat bervariasi tergantung jenis ikan. Perubahan suhu secara tiba-tiba dapat
menyebabkan ikan stres dan menimbulkan kematian. Ikan mujair merupakan jenis sikan
yang tinggi toleransinya terhadap perubahan suhu. Kisaran suhu yang dapat
ditolerir berada pada kisaran 14-38ºC. Secara alami mujair dapat memijar pada
suhu 23-37ºC. Namun, suhu optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan berada
pada kisaran 25-30ºC. Sementara suhu mematikan dibawah 6ºC atau diatas 42ºC.
4. Kandungan Oksigen dan Karbondioksida Air
Ikan memerlukan oksigen (O2)
untuk bernapas. Sumber oksigen dalam air berasal dari proses fotosintesis.
Proses fotosintesis itu sendiri dipengaruhi oleh sinar matahari dan kandungan
karbondioksida. Bila sinar matahari dan kandungan karbondioksida cukup, proses
fotosintesis akan berjalan baik dan kandungan oksigen dalam air akan tinggi.
Sumber oksigen lain berasal
dari difusi udara. Udara merupakan cadangan oksigen paling besar. Namun, hanya
sedikit yang larut dalam air. Proses difusi udara akan berjalan baik kalau air
selalu bergerak. Adanya gerakan air menyebabkan molekul-molekul air akan
terbuka sehingga oksigen dapat masuk kedalam air. Oleh karena itu, dalam
pemeliharaan mujair secara intensif diperlukan debit air yang tinggi.
Pada suatu sistim pemeliharaan
ikan, oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis harus lebih banyak
daripada oksigen yang digunakan. Kandungan oksigen yang baik untuk budidaya
ikan minimal 4 mg/l air.
Biasanya ikan dapat merasakan
setiap perubahan kandungan karbondioksida dalam air walaupun kecil. Biasanya
ikan akan menghindari daerah yang kandungan karbondioksida tinggi. Pada
pemeliharaan ikan secara intensif, kandungan karbondioksida yang aman harus 5
mg/ l air. Namun, mujair masih mampu hidup pada kandungan karbondioksida sampai
25 mg/ l ain.
5. Derajat Keasaman (pH) Air
Derajat keasaman atau sering
dilambangkan dengan pH (puisanche of the
H) merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukan suasana asam
suatu perairan. Ukuran nilai pH adalah 1-14 dengan angka 7 merupakan pH normal.
Secara normal, pH perairan
dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam.
Pada siang hari, fitoplankton dan tanaman air mengkonsumsi karbondioksida dalam
proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen dalam air. Suasana ini
menyebabkan pH air meningkat. Sementara pada malam hari, fitoplankton dan
tanaman air mengkonsumsi oksigen dalam proses respirasi yang menghasilkan
karbondioksida. Suasana ini menyebabkan kandungan air menurun.
Nilai pH perairan yang baik
untuk budidaya ikan pada siang hari berkisar antara 6,5-9. Pada pH 11, ikan
dapat mati, tetapi terkadang kondisi ini masih dapat ditolerir oleh mujair.
Sementara pH ideal untuk budidaya ikan berada pada kisaran 7-8.
6. Amoniak Air
Amoniak dalam air berasal dari
proses metabolisme ikan dan proses pembusukan bahan organik oleh bakteri.
Amoniak mempunyai dua bentuk, yaitu amoniak bukan ion (NH3) dan amoniak berupa
ion yang disebut amonium (NH4). NH3 merupakan racun bagi ikan, sedangkan NH4
tidak bersifat racun, kecuali konsentrasinya sangat tinggi. Sementara NH3 akan
lebih beracun kalau konsentrasi oksigen sangat rendah. Konsentrasi NH3 tertinggi
biasanya terjadi setelah fitoplankton mati yang diikuti penurunan pH karena CO2
meningkat. Batas konsentrasi NH3 yang mematikan ikan berada pada 0,1-0,3 mg/ l.
7. Alkalinitas Air
Alkalinitas adalah konsentrasi
basa total yang terkandung dalam air. Alkalinitas dinyatakan dalam mg/ l yang
setara dengan kalsium karbonat (CO3) dan bikarbonat (HCO3). Jadi, alkalinitas
suatu perairan diartikan sebagai derajat keasaman yang dapat menentukan
kesuburan air. Dengan mengetahui nilai alkalinitas dapat diketahui produktivitas
suatu kolam. Total alkalinitas yang dibutuhkan dalam pembudidayaan ikan berada
pada kisaran 50-300 mg/ l.
8. Keragaman dan Jumlah Plankton Air
Plankton merupakan binatang
air yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan ikan. Ada dua golongan plankton,
yaitu zooplankton (berasal dari hewan) dan phitoplankton (berasal dari tumbuhan).
Keduanya sangat dibutuhkan ikan, terutama saat masih benih. Untuk itu,
keragaman dan jumlah plankton perlu diketahui untuk mengukur kesuburan
perairan. Keragaman dan jumlah plankton suatu perairan hanya dapat diketahui
melalui pemeriksaan laboratorium.