Jenis pakan yang dapat
diberikan pada ikan berupa pakan alami dan buatan. Ketersediaan pakan alami
merupakan faktor penting dalam budidaya ikan. Pakan alami merupakan pakan hidup
bagi larva ikan yang mencakup fitoplankton, zooplankton dan benthos.
Pakan alami diperoleh dengan
cara menangkapnya di alam atau dengan mengembangkannya sendiri. Jenis pakan
alamiyang dapat dimakan ikan tergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya
(Priyambodo dan Wahyuningsih., 2002).
Untuk meningkatkan pertumbuhan
ikan, petani ikan sering memberikan makanan tambahan (buatan) berupa pelet
ataupun sisa-sisa dapur. Yang dimaksud dengan makanan tambahan bagi ikan adalah
segala makanan yang sengaja ditambahkan dari luar, yang dapat segera dimakan
ikan secara langsung. Dengan pemberian makanan tambahan sebuah kolam yang
sempit dapat kita tebari ikan yang padatnya melebihi takaran semestinya,
sebagaimana dituturkan oleh kawa motor (6) dengan ikan karper di jepang tapi
sudah tentu tidak semua ikan dapat dibesarkan dengan makanan tambahan ini.
Ada 3 golongan ikan piaraan yang dalam hal ini
dapat dibedakan yaitu :
a. Yang memang dapat hidup baik dengan
pemberian makanan tambahan.Misalnya ikan gurame, sidat dan lele.
b. Yang hidup baik, bila menunya terdiri dari
campuran makanan tambahan dan makan alami. Misalnya ikan karper, mujair, belut
dan gabus.
c. Yang hanya suka pada makanan alami saja,
dan tidak mau menengok makanan tambahan. Misalnya ikan nila, bandeng besar,
tambakan dan sepat siam (Yurisman, 2004).
Di Indonesia bahan yang lazim
digunakan adalah dedak halus (untuk karper dan mujair), bungkil kelapa (untuk
gurame muda), beras menir dan jagung (untuk karper besar) dan daun
tales-talesan (untuk gurame dewasa).
Pemberian makanan buatan
dilakukan 3 kali sehari, yaitu pukul 06.00 ; 14.00 dan 18.00. Dalam
pelaksanaanya, pemberian makanan buatan ini baru diberhentikan setelah hampir
25% dari ikan yang telah meninggalkan tempat pemberian makanan, karena dengan
demikian semua ikan telah mendapatkan makanan sampai kenyang. Jarak waktu
antara pemberian makanan yang satu dengan pemberian makanan berikutnya adalah 4
jam. Hal ini dilakukan karena ikan biasanya telah kembali lapar setiap 3-4 jam
sesudah makan. Sebaikanya pemberian makanan tambahan dilakukan pada tempat dan
waktu yang sama setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar ikan menjadi terbiasa dan
pemberian makanan tambahan menjadi efektif dan tidak terbuang percuma (Eddy,
dan Evi, 1990).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar