Otonomi daerah yang termaksud dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah menjadi arus besar desentralisasi serta membuka ruang bagi
pemerintah daerah mengembangkan kebijakannya sebagai upaya pengoptimalan
dan pendayagunaan potensi ekonomi daerah. Pembangunan daerah kemudian
berjalan seiring dengan meluasnya ruang otonom daerah untuk mengembangkan
potensinya masing-masing. Kewenangan yang otonom didaerah, lewat keberadaan pemerintah daerah
kemudian menjadi penyelenggara atas keterlibatan warga dalam menyusun
berbagai agenda sesuai dengan kebutuhannya masing - masing. Berbasis indikator
pembangunan dan kebijakkan yang ada maka agenda untuk menjadikan
pengembangan kota kemudian diimplementasikan dalam penyusunan dokumen
RPJM – RPJMD yang antara lain menegaskan : pengembangan kegiatan ekonomi
masyarakat melalui upaya optimalisasi potensi wisata dan kebijakkan untuk
melestarikan, mengembangkan dan mengapresiasi nilai – nilai kearifan lokal
sebagai jati diri warga kota sekaligus menjadi pijakan bagi pengembangan wisata
didaerah. Berdasarkan pembahasan diatas bahwa dalam Desentralisasi Pariwisata
terdapat beragam strategi yang ada, pengembangan pariwisata menjadi lokomotif
atas pengembangan kota, spirit untuk mengembalikan kota sebagai kota yang
beridentitas budaya dan pariwisata yang menjadi spirit kolektif. Terintegrasinya
sektor pariwisata menjadi bukti bahwa pariwisata telah memasuki sebuah fase
yang lebih maju yaitu penata kelolaan yang lebih baik dan melibatkan pihak
ketiga (dunia usaha) menjadi bagian dari perkembangan pariwisata.
Pariwisata diharapkan menjadi penggerak dalam sektor perdagangan
seiring dengan kunjungan para wisatawan, termanfaatkannya berbagai sektor jasa,
cinderamata, transportasi, penginapan hingga kontribusi pendapatan bagi
pemerintah kota lewat retribusi wisata sehingga memberi argumen bagi
pemerintah kota untuk menempatkannya menjadi salah satu prioritas
pembangunan didaerah-daerah. Skema tersebut secara massif mampu menjadi
strategi yang banyak dikembangkan di daerah dengan beragam modal baik
sejarah, destinasi, agro hingga spiritualitas yang mampu menjadi daya tarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar