Pengembangan pembelajaran kooperatif
bertujuan untuk mencapai hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial. Masing-masing tujuan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut: (a) Pencapaian Hasil Belajar. Slavin dan para ahli
lain percaya bahwa memusatkan perhatian pada kelompok pembelajaran kooperatif
dapat mengubah norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerima
prestasi menonjol dalam berbagai tugas pembelajaraan akademik. Disamping
merubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif
dapat memberi keuntungan pada siswa yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas
akademik, baik kelompok bawah maupun kelompok atas. Siswa kelompok atas akan
menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah. Dalam proses tutorial ini, siswa
kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan
sebagai tutor kepada teman sebaya yang membutuhkan pemikiran lebih mendalam
tentang hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu.
(b). Penerimaan Terhadap Keragaman. Efek
penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah penerimaan yang
luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, tingkat social,
kemampuan, maupun ketidakmampuan. Goldon Allport (1954) mengemukakan telah
diketahui bahwa banyak kontak fisik saja diantara orang-orang yang berbeda ras
tau kelompok etnik tidak cukup untuk mengurangi kecurigaan dan perbedaan ide.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas
bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, serta belajar
untuk menghargai satu sama lain.
(c). Pengembangan Keterampilan Sosial. Tujuan
penting ketiga ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan
kolaborasi. Ketarampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat,
banyak kerja orang dewasa dilakukan dalam organisasi yang bergantung satu sama
lain dalam masyarakat meskipun bergam budayanya. Sementara itu banyak anak muda
dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial. Situasi ini dibuktikan
dengan begitu sering terjadi suatu pertikaian kecil antar individu dapat
mengakibatkan tidakan kekerasan, atau betapa sering orang menyatakan
ketidakpuasan ketika diminta untuk bekerja dalam situasi kooperatif. Selain
unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, model ini sangat
berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar