Senin, 05 Desember 2016

Perkembangan Konfusianisme (skripsi dan tesis)


Konfusianisme dipakai untuk menyebut semua falsafah yang berasal dari Kung-tze atau Kung-fu-tze, artinya guru atau Master Kung. Istilah ini kemudian dilatinkan menjadi konfusius. Filsuf ini hidup antara 551 dan 478 sebelum Masehi. Kung atau Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini tetapi beliau hanya menyempurnakan agama atau ajaran yang sudah ada dalam kehidupan bermasyaraakat Cina saat itu seperti beliau sabdakan:
 "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut".

Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia namun sebenarnya kalau dipahami secara benar dan utuh, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga menyangkut ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disermbah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik atau Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di"[1].
Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mensius ke seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan. Kong Hu Cu disembah sebagai seorang dewa dan falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah manusia biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Cu telah mengubah falsafahnya menjadi sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong Hu Cu[2].
Konfusianisme sebagai suatu aliran filsafat Cina bersifat humanistik yang tidak diartikan sebagai humanisme yang meremehkan Yang Maha Kuasa atau hanya menekankan segi kemanusiaan saja, namun merupakan keastuan dengan surga (Tien).[3] Konfusianisme berkembang pesat sejak abad kelima sebelum Masehi sampai abad kedelapan Masehi. Aliran ini sudah bertahan dalam kurun waktu yang sangat lama ditengah-tengah munculnya ajaran-ajaran baru seperti Taoisme, Legalisme, dan Budhisme. Pada awalnya memang Konfusianisme beorientasi pada segi kemanusiaan saja secara harafiah, namun dala, perjalanannya berbagai telah memsaukkan unsur-unsur dari berbagai aliran yang berkembang di Cina, sehingga pada zaman pertengahan mulai menyentuh hal-hal yang bersifat metafisik dan supernatural. Gejala ini terus berkembang dari masa pemerintahan Dinasti Sung sampai abad saat ini di bawah pimpinan K’ang Yu-wei memberi jawaban secara lebih terperinci mengenai kedudukan Konfusianisme sebagai agama ataukan sebagai filsafat.



Tidak ada komentar: