Ibrahim, dkk. (2000:23) menyatakan dalam
kooperatif tipe GI guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota
5 atau 6 siswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama
dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan
kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk
menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam diskusi kelas
ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.
Slavin (dalam Asthika, 2005:24)
mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif GI adalah
sebagai berikut:
a. Tahap
Pengelompokan (Grouping)
Tahap mengidentifikasi topik yang akan
diinvestigasi serta mebentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok
4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: 1) siswa mengamati sumber, memilih topik, dan
menentukan kategori-kategori topik permasalahan, 2) siswa bergabung pada kelompok-kelompok
belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, 3)
guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang
berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.
b. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap Planning atau tahap perencanaan
tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan
tentang: (1) Apa yang mereka pelajari? (2) Bagaimana mereka belajar? (3) Siapa
dan melakukan apa? (4) Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
Misalnya pada topik Bangun Datar, pada
tahap ini: 1) siswa belajar tentang jenis-jenis bangun datar beserta cara
menghitung luasnya 2) siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan
berdiskusi, 3) siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut,
mengumpulkan informasi, menyimpulkan hasil investigasi dan mempresentasikan di
kelas, dan (4) siswa belajar untuk mengetahui asal mula dari rumus luas bangun
datar tersebut.
c. Tahap
Penyelidikan (Investigation)
Tahap Investigation, yaitu tahap
pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan
sebagai berikut: 1) siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat
simpulkan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, 2)
masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan
kelompok, 3) siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan
mempersatukan ide dan pendapat. Misalnya: 1) siswa menemukan cara-cara
pembuktian rumus luas bangun datar, 2) siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari
hasil pengumupulan informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan
3) siswa berdiskusi, mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan
masalah tentang topik bahasan yang diselidiki.
d. Tahap
Pengorganisasian (Organizing)
Yaitu tahap persiapan laporan akhir.
Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut: 1) anggota kelompok menentukan
pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing, 2) anggota kelompok
merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya,
3) wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam
presentasi investigasi.,
e. Tahap Presentasi (Presenting)
Tahap presenting yaitu tahap penyajian
laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai
berikut: (1) penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi
bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif
sebagai pendengar, (3) pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan. Misalnya: 1) siswa
yang bertugas untuk mewakili kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari
investigasi yang telah dilaksanakan, 2) siswa yang tidak sebagai penyaji,
mengajukan pertanyaan, saran tentang topik yang disajikan, 3) siswa mencatat
topik yang disajikan oleh penyaji.
f. Tahap evaluasi (evaluating)
Pada tahap evaluating atau penilaian
proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa
dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) siswa menggabungkan masukan-masukan
tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang
pengalaman-pengalaman efektifnya, 2) guru dan siswa mengkolaborasi,
mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, 3) penilaian hasil
belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa. Misalnya: 1) siswa
merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan, 2) siswa menggabungkan tiap
topik yang diinvestigasi dalam kelompoknya dan kelompok yang lain, 3) guru
mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus.
Group Investigation merupakan salah satu
bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan
aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau
siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group
Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.
Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai
tahap akhir pembelajaran.
Dalam metode Group Investigation
terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau
knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin
S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa
memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan
adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang
menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan
pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi. Dalam pembelajaran kooperatif model GI ini
guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara
kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa
mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam
interaksi kelompok.
Para guru yang menggunakan metode GI
umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6
siswa dengan karakteristik yang heterogen, (Trianto, 2007:59). Pembagian
kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat
terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk
diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah dipilih,
kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas.
Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam
pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh
(2005:29-30): Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif
dengan Metode Group Investigation
a.
Tahap I
Mengidentifikasi
topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi
kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan
heterogenitas.
b.
Tahap II
Merencanakan
tugas. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat
perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa
yang akan dipakai.
c.
Tahap III
Membuat
penyelidikan. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi,
membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru
dalam mencapai solusi masalah kelompok.
d.
Tahap IV
Mempersiapkan
tugas akhir. Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan
dipresentasikan di depan kelas.
e.
Tahap V
Mempresentasikan
tugas akhir. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap
mengikuti.
f. Tahap
VI
Evaluasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar