Belajar sebagai konsep mendapatkan
pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut.
pendidik bertindak sebagai pengajar berusaha memberikan ilmu pengetahuan
sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses
belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah
belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang mereka pelajari. Sudah
barang tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai.
Perlu di pahami bahwa perolehan pengetahuan maupun upaya pendidik. Perlu
perencanaan dan pelaksanaan dari Pendidik Lingkungan belajar dan system
pengelolaanpenambahan pengetahuan hanyalah salah satu bagian kecil dari
kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.(Agus Suprijno, 2009)
Pembelajaran langsung dirancang untuk
penguasaan pengetahuan prosedural, pengetahuan deklaratif (pengetahuan factual) serta berbagai ketrampilan.
Pembelajaran langsung dimaksudkan untuk menuntaskan dua hasil belajar yaitu
penguasaan pengetahuan yang distrukturkan dengan baik dan penguasaan
ketrampilan.
Pembelajaran langsung adalah suatu model
pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Soeparman
dan Nur, 2000). Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi
selangkah. Landasan teoretik model pembelajaran langsung adalah teori belajar
sosial, yang juga disebut belajar melalui observasi, atau dalam buku Arends
disebut teori pemodelan tingkah laku (Soeparman dan Nur, 2000). Melalui
pembelajaran langsung, siswa dapat mengembangkan pengetahuan deklaratif
(pengetahuan tentang sesuatu) dan pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu) secara terstruktur dengan baik.
Karakteristik (ciri) pembelajaran langsung
adalah (1) adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk
prosedur penilaian hasil belajar, (2) adanya sintaks (pola) keseluruhan dan
alur kegiatan pembelajaran, dan (3) sistem pengelolaan dan lingkungan belajar
model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung
dengan berhasil (Budi J, 2004). Menurut Daniel Muijs dan David Reynold, kelima
fase pembelajaran langsung dapat di
kembangkan sebagai berikut: (1) Directing; (2) Instrukting; (3) Demonstration;
(4) Explaining and illustrating; (5) Questioning and discussin; (6) Consolidating;
(7) Evaluating pupil’s responses; dan (8) Sumamarizing.
Pelaksanaan metode pembelajaran langsung
membutuhkan lingkungan belajar dan system pengelolaan. Tugas-tugas yang terkait
dengan metode pengelolaan lingkungan belajar selama pelajaran dengan metode
pembelajaran langsung hampir identik dengan yang digunakan pendidik ketika
menerapkan metode presentasi. Dalam pembelajaran Aktif/langsung, pendidik menstrukturisasikan
lingkungan belajarnya dengan sangat ketat, mempertahankan, fokus akademis, dan
berharap peserta didik menjadi pengamat, pendengar, partisipan yang tekun.
Perilaku buruk yang terjadi selama pelajaran dengan metode pembelajaran
langsung harus ditangani dengan akurat dan cepat. (Agus Suprijno, 2009: 43-53)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar