Team Assisted Individualization
(TAI) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang diperkenalkan
oleh Slavin, Leavey, dan Madden pada tahun 1986. Terjemahan bebas dari istilah
tersebut adalah Bantuan Individual Dalam Kelompok (BIDAK). Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh
karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan
masalah, ciri khas pada tipe Team
Assisted Individualization (TAI) ini adalah setiap siswa secara individual
belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar
individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas
oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Pola komunikasi guru adalah
negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.
Prinsip
dasar dalam model pembelajaran tipe Team
Assisted Individualization (TAI) adalah menggabungkan pembelajaran
kooperatif dengan pembelajaran individual, siswa secara individu belajar materi
dan menyelesaikan tugas yang diberikan guru dalam jumlah tertentu dan siswa
dengan kemampuan yang lebih unggul memberikan bantuan kepada anggota lain dalam
kelompoknya jika mengalami kesulitan dalam mempelajari materi pembelajaran.
Dalam pembelajaran Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) siswa belajar pada tingkat kemampuan mereka
sendiri-sendiri. Sehingga kecepatan belajar pada proses pembelajaran sesuai
dengan kemampuan masing-masing individu. Selain itu pembelajaran dalam kelompok
kecil tipe TAI mengutamakan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Siswa yang mengalami kesulitan akan dibantu siswa yang lebih
paham atau yang berkemampuan tinggi. Agar semua siswa memahami materi yang
disampaikan dan diharapkan pula adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Model
pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki delapan komponen seperti yang
dikemukakan Slavin (2009 : 195 - 200) yaitu sebagai berikut :
1.
Team,
yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5 peserta
didik.
2.
Placement
test, yaitu pemberian pretest kepada peserta
didik atau melihat rata-rata nilai harian peserta didik agar guru mengetahui
kelemahan peserta didik pada bidang tertentu.
3.
Student
creative, melaksanakan tugas dalam suatu
kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan
atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
4.
Team
study, yaitu tahapan tindakan belajar yang
harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual
kepada peserta didik yang membutuhkan.
5.
Team
scorers and team recognition, yaitu pemberian skor
terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap
kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil
dalam mengerjakan tugas.
6.
Teaching
group, yakni pemberian materi secara singkat
dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
7.
Fact
test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil
berdasarkan fakta yang diperoleh peserta didik.
8.
Whole-class
unit, yaitu pemberian materi oleh guru
kembali diakhir waktu pembelajaran.
Slavin (2009 : 160) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe TAI mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut
:
a. Guru
akan terlibat secara minimal dalam pengaturan dan pengecekan rutin.
b. Guru
akan menggunakan paling sedikit separuh waktunya mengajar dalam kelompok-kelompok
kecil.
c. Pelaksanaan
program sederhana.
d. Siswa
akan termotivasi pada hasil secara teliti dan cepat.
e. Para
siswa dapat mengecek pekerjaan satu sama lain.
f. Programnya
mudah dipelajari, baik oleh guru maupun siswa.
g. Dengan
membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif, dengan kelompok
yang heterogen mampu membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif.
Selain
memiliki keunggulan, model pembelajaran kooperatif tipe TAI juga mempunyai
kekurangan-kekurangan. Sugandi (2005:27) menyebutkan kekurangan tersebut antara
lain, dibutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama untuk pembuatan dan
pengembangan perangkat pembelajaran. Selain itu, apabila siswa dalam kelas
sangat besar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam membimbing siswa yang
membutuhkan bimbingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar