Selasa, 22 November 2016

Variabel-variabel Belajar Tuntas (skripsi dan tesis)


Variabel-variabel belajar tuntas, antara lain mencakup : Bakat siswa (aptitude) : Hasil penelitian menunjukan bahwa ada korelasi yang cukup tinggi antara bakat dengan hasil pelajaran, ketekunan belajar (perseverance) : Ketekunan erat kaitannya dengan dorongan yang timbul dalam diri siswa untuk belajar dan mengolah informasi secara efektif dan efisien serta pengembangan minat dan sikap yang diwujudkan dalam setiap langkah instruksional, kualitas pembelajaran (quality of instruction) : Kualitas pembelajaran merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk aktif belkajar belajar dan mempertahankan kondisinya agar tetap dalam keadaan siap menerima pelajaran.Kualitas pembelajaran ditentukan oleh kualitas penyajian, penjelasan, dan pengaturan unsure-unsur tugas belajar, kesempatan waktu yang tersedia (time allowed for learning) : Penyediaan waktu yang cukup untuk belajar dalam rangka mencapai tujuan instruksional yang ditetapkan dalam suatu mata pelajaran, bidang studi atu pokok bahasan yang berbeda-beda sesuai dengan bobot bahan pelajaran dan tujuan yang ditetapkan.
Ide dari belajar tuntas adalah relatif tua. Awal tahun 1920-an talah ada paling tidak dua usaha besar untuk memperoleh ketuntasan dalam belajar siswa. Salah satunya adalah Winnetka Plan dari Carleton Washburne dan kelompoknya (1922); sedangkan yang lain dibangun suatu pendekatan oleh Prof. Henry C. Morrison (1926) pada Universitas Chicago Laboratory School (Block, dalam Titikusumawati, Eti, 2008 :4)
Pendekatan ini diberikan dengan banyak keistimewaan. Pertama, ketuntasan didefinisikan dalam bantuk pendidikan khusus yang obyektif, masing-masing siswa diharapkan untuk mencapainya. Pengertian obyektif untuk Washburne, sedang kognitif dan afektif dan bahkan psikomotor untuk Morrisen. Kedua, pembelajaran telah diatur ke dalam satuan belajar yang baik. Masing-masing satuan memuat kumpulan dari bahan ajar yang secara sistematis disusun untuk mengajar yang diinginkan tujuan masing-masing satuan (Washburne) atau tujuan (Morrison). Ketiga, ketuntasan lengkap dari masing-masing satuan diperlukan siswa sebelum mengerjakan satuan selanjutnya. Keistimewaan ini secara khusus penting dalam Winnetka Plan karena satuan-satuan tersebut dijaga untuk disusun sehingga pembelajaran dari masing-masing satuan dibangun pada belajar sebelumnya (Titikusumawati, Eti, 2008: 5)

Tidak ada komentar: