Senin, 14 November 2016

Tipe Karakter


Karakter adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dan diri seseorang yang bersumber dan bentukan-bentukan yang diterima dan lingkungan, inisalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Menurut Paul Gunadi (2005) pada umumnya terdapat lima penggolongan Karakter yang sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut.
a.         Tipe Sanguin
Seseorang yang termasuk tipe ini meiniliki ciri-ciri antara lain: memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan senang. Akan tetapi, tipe ini pun meiniliki kelemahan, antara lain: cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Orang bertipe ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan dan luar dirinya, kurang bisa menguasai diri atau penguasaan diri lemah, cenderung mudah jatuh ke dalam percobaan karena godaan dan luar dapat dengan mudah meinikatnya dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya. Jadi, orang dengan Karakter Sanguin sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan dan luar dirinya dan dia kurang bisa menguasai diri atau penguasaan dirinya lemah. Oleh karena itu, kelompok ini perlu ditingkatkan secara terus-menerus perkembangan moral kognitifnya melalui tingkat pertimbangan moralnya sehingga dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain mereka menjadi lebih menggunakan pikirannya daripada menggunakan perasaan/emosinya. Peningkatan moral kognitif akan menjadikan pikiran mereka lebih tajam dan lebih kritis dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan rang lain.
b.         Tipe Flegmatik
Seseorang yang termasuk tipe ini meiniliki ciri antara lain: cenderung tenang, gejolak emosinya tidak tampak, inisalnya dalam kondisi sedih atau senang, sehingga turun naik emosinya tidak terlihat secara jelas. Orang bertipe ini cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik dan lebih introspektif, meinikirkan ke dalam, dan mampu melihat, menatap, dan meinikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Mereka seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam, dan pengkritik yang berbobot. Orang bertipe seperti ini meiniliki kelemahan antara lain: ada kecenderungan untuk mengambil mudahnya dan tidak mau susah. Dengan kelemahan ini, mereka kurang mau berkorban deini orang lain dan cenderung egois. Oleh karena itu, mereka perlu mendapatkan bimbingan yang mengarahkan pada meningkatnya pertimbangan moralnya guna peningkatan rasa kasih sayang sehingga menjadi orang yang lebih bermurah hati.
c.         Tipe Melankolik
Seseorang yang termasuk tipe ini meiniliki ciri antara lain: terobsesi dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat, dan sangat sensitif. Orang yang memiliki tipe ini meiniliki kelemahan antara lain: sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan cenderung perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung. Oleh karena itu, orang yang bertipe ini tidak mudah untuk terangkat, senang, atau tertawa terbahak-bahak. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral, kiranya dapat membantu kelompok ini dalam mengatasi perasaannya yang kuat dan sensitivitas yang mereka iniliki melalui peningkatan moral kognitifnya. Dengan deinikIan, kekuatan emosionalnya dapat berkembang secara seimbang dengan perkembangan moral kognitifnya.
d.        Tipe Kolerik
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri antara lain: cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung awab atas tugas yang diembannya. Orang yang bertipe ini memiliki kelemahan antara lain: kurang mampu merasakan perasaan orang lain, kurang mampu mengembangkan rasa kasihan pada orang yang sedang menderita, dan perasaannya kurang bermain.
Kelompok ini perlu ditingkatkan kepekaan sosialnya melalui pengembangan emosional yang seimbang dengan moral kognitifnya sehingga menjadi lebih terhadap penderitaan orang lain.
e.         Tipe Asertif
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri antara lain: mampu menyatakan pendapat, ide, dan gagasannya secara tegas, kritis, tetapi perasaannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain. Perilaku mereka adalah berjuang mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai mengabaikan atau mengancam hak orang lain; melibatkan perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai bagian dan interaksi dengan mereka; mengekspresilcan perasaan dan kepercayaan sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur, dan tepat. Dikarenakan tipe asertif ini adalah tipe yang ideal maka tidak banyak ditemukan orang kelemahannya. Oleh karena itu, peningkatan pertimbangan moral kognitif anak didik secara sadar dan terencana diriiatkan untuk mencapai model Karakter tipe asertif ini.
Demikian pula pendapat Gregory (2005) yang membagi beberapa karakter sesuai dengan manifestasi dalam perilaku seseorang. Gregory sendiri membagi tipe gaya karakter ke dalam 12 tipe, yaitu sebagai berikut.
a.       Karakter yang Mudah Menyesuaikan Diri
Seseorang dengan gaya Karakter yang mudah menyesuaikan diri adalah orang yang memandang hidup ini sebagai perayaan dan setiap harinya sebagai pesta yang berpindah-pindah. Orang tersebut sadar tentang penyesuaian diri dengan orang lain, komunikatif dan bertanggung jawab, ramah, santun, dan memerhatikan perasaan orang lain, jarang sangat agresif dan juga jarang kompetitif secara destruktif. Karakter ini suka pada yang modern, peka terhadap apa yang terjadi hari ini dan senang menaruh penhatian pada banyak hal. Dia mudah berteman, bisa menyesuaikan diri di hampir setiap lingkungan suasana jiwa, mempunyai ketajaman pandangan untuk yang bensifat dinamis dan luar biasa. Dia adalah orang yang secara terbuka memberikan reaksi pada kehadiran, dan kualitas yang diperagakan oleh orang lain. Oleh karena itu, pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral ini secara br dan tenencana diarahkan guna mewujudkan tipe gaya Karakter seseoang yang mudah menyesuaikan diri ini.
b.      Karakter yang Berambisi
Seseorang dengan gaya Karakter yang berambisi adalah orang yang memang benar-benar penuh ambisi terhadap semua hal. Dia menyambut baik tantangan dan berkompetisi dengan senang hati dan sengaja. Kadang-kadang secara ter-buka dia menunjukkan sikap agresif. Ia cenderung bersikap hati-hati apabila bergerak dan menyadari tujuannya ke arah cita-cita yang ditetapkannya bagi dirinya sendiri. Dalam hal mi, pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral berusaha mengendalikan sikap agresivitas yang berlebihan agar mereka lebih mampu mengendalikan dirinya dengan mengembangkan cara berpikir moralitasnya sehingga perilakunya tidak mengganggu kepentingan orang lain karena dengan meningkatnya pertimbangan moral seseorang ia akan berusaha minimal tidak mengganggu kepentingan orang lain. Bahkan jika bisa, ia akan berusaha agar keberadaannya bermanfaat dan mendatangkan keuntungan bagi orang lain (siapa pun dan di manapun adanya). Oleh karena itu, pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral perlu diterapkan dalam pembentukan Karakter anak.
c.       Karakter yang Memengaruhi
Seseorang dengan gaya Karakter yang memengaruhi adalah orang yang terorganisasi dan berpengetahuan cukup yang memancarkan kepercayaan, dedikasi, dan berdikari. Karakter mi mendekati setiap tugas dalam hidup ini dengan cara yang saksama, menyeluruh dan tuntas, sistematis, dan efisien. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral diupayakan mengarah pada tercapainya cara berpikir sistematis dalam hal moral sehingga terwujud nilai-nilai Karakter yang searah dengan nilai Karakter ini.
d.      Karakter yang Berprestasi
Seseorang dengan gaya Karakter berprestasi adalah orang yang menghendaki kesempatan untuk bermain dengan baik dan cemerlang, jika mungkin untuk mempesonakan yang lain agar mendapatkan sambutan baik, kasih sayang, dan tepuk tangan orang lain, dalam hal mi berarti menerima kehormatan. Karakter yang berprestasi ini memandang hidup dcngan selera kuat untuk melakukan segala hal yang menarik baginya. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral diusahakan dapat membantu kelompok tipe gaya Karakter ini dengan cara melengkapi cara berpikir moralnya agar kebutuhan untuk memperoleh atau menerima kehormatan yang diharapnya mempertirnbangkan kepentingan dan kebutuhan orang lain dan tidak merugikan orang lain. Atau bahkan dapat membantu orang lain secara universal. Dengan demikian, peningkatan pertimbangan moral yang dimilikinya dapat mengendalikan perilaku yang menarik baginya.
e.       Karakter yang Idealistis
Seseorang dengan gaya Karakter yang idealistis adalah orang yang melihat hidup ini dengan dua cara, yakni hidup sebagaimana nyata adanya dan hidup sebagaimana seharusnya menurut kepercayaannya. Karakter ini memandang dirinya sendiri seperti dia memandang hidup. Pada dirinya sendiri yang terdiri dan darah dan daging, lengkap dengan kompleksitas kekhawatiran, kesalahan dan perasaan, di samping itu terdapat gambaran dirinya sendiri seperti yang dicita-citakannya untuk memenuhi ide-idenya. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral akan melengkapi cara berpikir kelompok tipe ini dalam usaha mereka memenuhi kebutuhan ideal yang dikehendakinya.
f.       Karakter yang Sabar
Seseorang karakter yang sabar adalah orang yang hampir tak pemah berputus asa, ramah tamah, dan rendah hati. Dia jarang sekali tinggi hati atau kasar. Dia menghargai kepercayaan, kebenaran, dan selalu penuh harapan. Pembentukan Karakter melalui peningkatan riertimbangan moral akan dapat membantu kelompok tipe ini agar keteguhan ian kesabarannya meiniliki landasan berpikir moral sehingga menjadi lebih ermora1 dalam menetapkan perilaku yang akan diambilnya. Dengan deinikian, :ipe gaya Karakter ini menjadi lebih bernuansa moral yang memerhatikan nilai-nilai kemanusiaan universal.
g.      Karakter yang Mendahului
Seseorang dengan gaya Karakter yang mendahului adalah orang yang menjunjung tinggi kualitas dan mengerti kualitas. Karakter yang mendahului ini yakin bahwa dia adalah seorang manusia yang mempunyai syarat yang cukup dan akan berhasil dalam melaksanakan tugas apa pun yang mereka terima. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral akan dapat rnembantu kelompok tipe gaya Karakter ini dengan cara membekali cara berpikir moral yang harus dimilikinya sehingga mereka tidak berkehendak merugikan orang lain dalam upaya mewujudkan idealisme untuk mendahului orang lain.
h.      Karakter yang Perseptif
Seseorang dengan gaya Karakter yang perseptif adalah orang yang cepat tanggap terhadap rasa sakit dan kekurangan, bukan hanya yang dialaimnya Iiri, tetapi juga yang dialami oleh orang lain, sekalipun orang itu asing baginya. Karakter yang perseptif biasanya adalah orang yang bersahaja, jujur, dan rnenyenangkan, ramah tamah dan tanggap, setia dan adil, scorang teman sejati dan persahabatannya tahan lama. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral ini diharapkan dapat membantu terbentuknya tipe gaya Karakter mi karena moralitas yang tinggi memiliki kepekaan yang tinggi terhadap rasa sakit dan penderitaan orang lain.
i.        Karakter yang Peka
Seseorang dengan gaya Karakter yang peka adalah orang yang suka termenung, berintrospeksi, dan sangat peka terhadap suasana jiwa dan sifat-sifatnya sendiri, perasaan, dan pikirannya. Dia pun meiniliki kepekaan terhadap suasana jiwa dan sifat-sifat serta perasaan dan pikiran orang lain, dan pada waktu yang sama dia bersifat ingin tahu dan sangat tajam mengamati segala yang terjadi di dunia sekitarnya. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas kelompok tipe gaya Karakter ini, karena mereka yang tingkat pertimbangan moralnya tinggi adalah meiniliki kepekaan yang tinggi terhadap rasa sakit dan penderitaan orang lain.
j.        Karakter yang Berketetapan
Seseorang dengan gaya Karakter yang berketetapan adalah orang yang menekankan pada tiga hal sebagai landasan dan gaya Karakternya, yaitu kebenaran, tanggung jawab, dan kehormatan. Dalam segala hal dia berusaha untuk melakukan apa yang benar, bertanggung jawab, dengan demikian pantas mendapat kehormatan dan keluarga, teman, dan hubungan lainnya. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral pada hakikatnya adalah sejalan dengan tipe gaya Karakter ini karena tingkat pertimbangan moral yang tinggi menghendaki lahirnya para lulusan yang memiliki nilai atau sikap yang berketetapan hati luhur, pembela kebenaran moral, bertanggung jawab atas kesejahteraan bersama, serta deini kehormatan kemanusiaan secara universal.
k.      Karakter yang Ulet
Seseorang dengan gaya Karakter yang ulet adalah orang yang memandang hidup sebagai suatu perjalanan, atau suatu ziarah. Setiap han dia melangkah maju di atas jalan hidup ini dengan harapan besar mampu mewujudkan harapan dan cita-citanya, sambil menguatkan keyakinannya. Tipe gaya Karakter yang ulet ini dapat didukung dengan tingkat pertimbangan moral yang tinggi agar dalam perjalanan hidup menuju impian-impiannya menjadi lebih peduli kebutuhan dan kepentingan orang lain. Dengan cara melengkapi cara ber moralnya ke arah penderitaan orang lain, dapat kiranya mengurangi beban hi nya sendiri.
l.        Karakter yang Berhati-hati
Seseorang dengan gaya Karakter yang berhati-hati adalah orang yang terorganisasi, teliti, berhati-hati, tuntas, dan senantiasa mencoba menunaikan kewajibannya secara sosial dalam pekerjaan sebagai warga negara atau yang ada hubungannya dengan masalah-masalah keuangan. Dia menghendaki agar melakukan segalanya tepat waktu, tepat prosedur, tepat proses, tepat sasaran, tepat hasil dengan predikat baik. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral path hakikatnya sejalan dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh tipe gaya Karakter ini karena tingkat pertimbangan moral yang tinggi menghendaki ketepatan moralitas dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, dengan berlandas pada prinsip kemerdekaan, kesamaan, dan saling terima secara universal.

Tidak ada komentar: