Karakter adalah ciri atau karakteristik atau gaya
atau sifat khas dan diri seseorang yang bersumber dan bentukan-bentukan yang
diterima dan lingkungan, inisalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan
seseorang sejak lahir. Menurut Paul Gunadi (2005) pada umumnya terdapat lima
penggolongan Karakter yang sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
sebagai berikut.
a.
Tipe Sanguin
Seseorang yang termasuk tipe ini meiniliki ciri-ciri
antara lain: memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup,
dapat membuat lingkungannya gembira dan senang. Akan tetapi, tipe ini pun
meiniliki kelemahan, antara lain: cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya
atau keinginannya. Orang bertipe ini sangat mudah dipengaruhi oleh
lingkungannya dan rangsangan dan luar dirinya, kurang bisa menguasai diri atau
penguasaan diri lemah, cenderung mudah jatuh ke dalam percobaan karena godaan
dan luar dapat dengan mudah meinikatnya dan dia bisa masuk terperosok ke
dalamnya. Jadi, orang dengan Karakter Sanguin sangat mudah dipengaruhi oleh
lingkungannya dan rangsangan dan luar dirinya dan dia kurang bisa menguasai
diri atau penguasaan dirinya lemah. Oleh karena itu, kelompok ini perlu ditingkatkan
secara terus-menerus perkembangan moral kognitifnya melalui tingkat
pertimbangan moralnya sehingga dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan
orang lain mereka menjadi lebih menggunakan pikirannya daripada menggunakan
perasaan/emosinya. Peningkatan moral kognitif akan menjadikan pikiran mereka
lebih tajam dan lebih kritis dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan
rang lain.
b.
Tipe Flegmatik
Seseorang yang termasuk tipe ini meiniliki ciri
antara lain: cenderung tenang, gejolak emosinya tidak tampak, inisalnya dalam
kondisi sedih atau senang, sehingga turun naik emosinya tidak terlihat secara
jelas. Orang bertipe ini cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik
dan lebih introspektif, meinikirkan ke dalam, dan mampu melihat, menatap, dan
meinikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Mereka seorang pengamat
yang kuat, penonton yang tajam, dan pengkritik yang berbobot. Orang bertipe
seperti ini meiniliki kelemahan antara lain: ada kecenderungan untuk mengambil
mudahnya dan tidak mau susah. Dengan kelemahan ini, mereka kurang mau berkorban
deini orang lain dan cenderung egois. Oleh karena itu, mereka perlu mendapatkan
bimbingan yang mengarahkan pada meningkatnya pertimbangan moralnya guna
peningkatan rasa kasih sayang sehingga menjadi orang yang lebih bermurah hati.
c.
Tipe Melankolik
Seseorang yang termasuk tipe ini meiniliki ciri
antara lain: terobsesi dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna,
mengerti estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat, dan sangat sensitif.
Orang yang memiliki tipe ini meiniliki kelemahan antara lain: sangat mudah
dikuasai oleh perasaan dan cenderung perasaan yang mendasari hidupnya
sehari-hari adalah perasaan yang murung. Oleh karena itu, orang yang bertipe
ini tidak mudah untuk terangkat, senang, atau tertawa terbahak-bahak.
Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral, kiranya dapat
membantu kelompok ini dalam mengatasi perasaannya yang kuat dan sensitivitas
yang mereka iniliki melalui peningkatan moral kognitifnya. Dengan deinikIan,
kekuatan emosionalnya dapat berkembang secara seimbang dengan perkembangan
moral kognitifnya.
d.
Tipe Kolerik
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri
antara lain: cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, mempunyai
disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan
bertanggung awab atas tugas yang diembannya. Orang yang bertipe ini memiliki
kelemahan antara lain: kurang mampu merasakan perasaan orang lain, kurang mampu
mengembangkan rasa kasihan pada orang yang sedang menderita, dan perasaannya
kurang bermain.
Kelompok ini perlu ditingkatkan kepekaan sosialnya
melalui pengembangan emosional yang seimbang dengan moral kognitifnya sehingga
menjadi lebih terhadap penderitaan orang lain.
e.
Tipe Asertif
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri
antara lain: mampu menyatakan pendapat, ide, dan gagasannya secara tegas,
kritis, tetapi perasaannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain.
Perilaku mereka adalah berjuang mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai
mengabaikan atau mengancam hak orang lain; melibatkan perasaan dan kepercayaan
orang lain sebagai bagian dan interaksi dengan mereka; mengekspresilcan
perasaan dan kepercayaan sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur, dan
tepat. Dikarenakan tipe asertif ini adalah tipe yang ideal maka tidak banyak
ditemukan orang kelemahannya. Oleh karena itu, peningkatan pertimbangan moral
kognitif anak didik secara sadar dan terencana diriiatkan untuk mencapai model
Karakter tipe asertif ini.
Demikian pula pendapat Gregory (2005) yang membagi
beberapa karakter sesuai dengan manifestasi dalam perilaku seseorang. Gregory
sendiri membagi tipe gaya karakter ke dalam 12 tipe, yaitu sebagai berikut.
a.
Karakter yang Mudah Menyesuaikan Diri
Seseorang dengan gaya Karakter yang mudah
menyesuaikan diri adalah orang yang memandang hidup ini sebagai perayaan dan
setiap harinya sebagai pesta yang berpindah-pindah. Orang tersebut sadar
tentang penyesuaian diri dengan orang lain, komunikatif dan bertanggung jawab,
ramah, santun, dan memerhatikan perasaan orang lain, jarang sangat agresif dan
juga jarang kompetitif secara destruktif. Karakter ini suka pada yang modern,
peka terhadap apa yang terjadi hari ini dan senang menaruh penhatian pada
banyak hal. Dia mudah berteman, bisa menyesuaikan diri di hampir setiap
lingkungan suasana jiwa, mempunyai ketajaman pandangan untuk yang bensifat
dinamis dan luar biasa. Dia adalah orang yang secara terbuka memberikan reaksi
pada kehadiran, dan kualitas yang diperagakan oleh orang lain. Oleh karena itu,
pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral ini secara br dan
tenencana diarahkan guna mewujudkan tipe gaya Karakter seseoang yang mudah
menyesuaikan diri ini.
b.
Karakter yang Berambisi
Seseorang dengan gaya Karakter yang berambisi adalah
orang yang memang benar-benar penuh ambisi terhadap semua hal. Dia menyambut
baik tantangan dan berkompetisi dengan senang hati dan sengaja. Kadang-kadang
secara ter-buka dia menunjukkan sikap agresif. Ia cenderung bersikap hati-hati
apabila bergerak dan menyadari tujuannya ke arah cita-cita yang ditetapkannya
bagi dirinya sendiri. Dalam hal mi, pembentukan Karakter melalui peningkatan
pertimbangan moral berusaha mengendalikan sikap agresivitas yang berlebihan
agar mereka lebih mampu mengendalikan dirinya dengan mengembangkan cara
berpikir moralitasnya sehingga perilakunya tidak mengganggu kepentingan orang
lain karena dengan meningkatnya pertimbangan moral seseorang ia akan berusaha
minimal tidak mengganggu kepentingan orang lain. Bahkan jika bisa, ia akan
berusaha agar keberadaannya bermanfaat dan mendatangkan keuntungan bagi orang
lain (siapa pun dan di manapun adanya). Oleh karena itu, pembentukan Karakter
melalui peningkatan pertimbangan moral perlu diterapkan dalam pembentukan
Karakter anak.
c.
Karakter yang Memengaruhi
Seseorang dengan gaya Karakter yang memengaruhi
adalah orang yang terorganisasi dan berpengetahuan cukup yang memancarkan
kepercayaan, dedikasi, dan berdikari. Karakter mi mendekati setiap tugas dalam
hidup ini dengan cara yang saksama, menyeluruh dan tuntas, sistematis, dan
efisien. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral diupayakan
mengarah pada tercapainya cara berpikir sistematis dalam hal moral sehingga
terwujud nilai-nilai Karakter yang searah dengan nilai Karakter ini.
d.
Karakter yang Berprestasi
Seseorang dengan gaya Karakter berprestasi adalah
orang yang menghendaki kesempatan untuk bermain dengan baik dan cemerlang, jika
mungkin untuk mempesonakan yang lain agar mendapatkan sambutan baik, kasih
sayang, dan tepuk tangan orang lain, dalam hal mi berarti menerima kehormatan.
Karakter yang berprestasi ini memandang hidup dcngan selera kuat untuk
melakukan segala hal yang menarik baginya. Pembentukan Karakter melalui
peningkatan pertimbangan moral diusahakan dapat membantu kelompok tipe gaya
Karakter ini dengan cara melengkapi cara berpikir moralnya agar kebutuhan untuk
memperoleh atau menerima kehormatan yang diharapnya mempertirnbangkan
kepentingan dan kebutuhan orang lain dan tidak merugikan orang lain. Atau
bahkan dapat membantu orang lain secara universal. Dengan demikian, peningkatan
pertimbangan moral yang dimilikinya dapat mengendalikan perilaku yang menarik
baginya.
e.
Karakter yang Idealistis
Seseorang dengan gaya Karakter yang idealistis
adalah orang yang melihat hidup ini dengan dua cara, yakni hidup sebagaimana
nyata adanya dan hidup sebagaimana seharusnya menurut kepercayaannya. Karakter
ini memandang dirinya sendiri seperti dia memandang hidup. Pada dirinya sendiri
yang terdiri dan darah dan daging, lengkap dengan kompleksitas kekhawatiran,
kesalahan dan perasaan, di samping itu terdapat gambaran dirinya sendiri
seperti yang dicita-citakannya untuk memenuhi ide-idenya. Pembentukan Karakter
melalui peningkatan pertimbangan moral akan melengkapi cara berpikir kelompok
tipe ini dalam usaha mereka memenuhi kebutuhan ideal yang dikehendakinya.
f.
Karakter yang Sabar
Seseorang karakter yang sabar adalah orang yang
hampir tak pemah berputus asa, ramah tamah, dan rendah hati. Dia jarang sekali
tinggi hati atau kasar. Dia menghargai kepercayaan, kebenaran, dan selalu penuh
harapan. Pembentukan Karakter melalui peningkatan riertimbangan moral akan
dapat membantu kelompok tipe ini agar keteguhan ian kesabarannya meiniliki
landasan berpikir moral sehingga menjadi lebih ermora1 dalam menetapkan
perilaku yang akan diambilnya. Dengan deinikian, :ipe gaya Karakter ini menjadi
lebih bernuansa moral yang memerhatikan nilai-nilai kemanusiaan universal.
g.
Karakter yang Mendahului
Seseorang dengan gaya Karakter yang mendahului
adalah orang yang menjunjung tinggi kualitas dan mengerti kualitas. Karakter
yang mendahului ini yakin bahwa dia adalah seorang manusia yang mempunyai
syarat yang cukup dan akan berhasil dalam melaksanakan tugas apa pun yang
mereka terima. Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral akan
dapat rnembantu kelompok tipe gaya Karakter ini dengan cara membekali cara
berpikir moral yang harus dimilikinya sehingga mereka tidak berkehendak
merugikan orang lain dalam upaya mewujudkan idealisme untuk mendahului orang
lain.
h.
Karakter yang Perseptif
Seseorang dengan gaya Karakter yang perseptif adalah
orang yang cepat tanggap terhadap rasa sakit dan kekurangan, bukan hanya yang
dialaimnya Iiri, tetapi juga yang dialami oleh orang lain, sekalipun orang itu
asing baginya. Karakter yang perseptif biasanya adalah orang yang bersahaja,
jujur, dan rnenyenangkan, ramah tamah dan tanggap, setia dan adil, scorang
teman sejati dan persahabatannya tahan lama. Pembentukan Karakter melalui peningkatan
pertimbangan moral ini diharapkan dapat membantu terbentuknya tipe gaya
Karakter mi karena moralitas yang tinggi memiliki kepekaan yang tinggi terhadap
rasa sakit dan penderitaan orang lain.
i.
Karakter yang Peka
Seseorang dengan gaya Karakter yang peka adalah
orang yang suka termenung, berintrospeksi, dan sangat peka terhadap suasana
jiwa dan sifat-sifatnya sendiri, perasaan, dan pikirannya. Dia pun meiniliki
kepekaan terhadap suasana jiwa dan sifat-sifat serta perasaan dan pikiran orang
lain, dan pada waktu yang sama dia bersifat ingin tahu dan sangat tajam
mengamati segala yang terjadi di dunia sekitarnya. Pembentukan Karakter melalui
peningkatan pertimbangan moral diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas
dan kuantitas kelompok tipe gaya Karakter ini, karena mereka yang tingkat
pertimbangan moralnya tinggi adalah meiniliki kepekaan yang tinggi terhadap
rasa sakit dan penderitaan orang lain.
j.
Karakter yang Berketetapan
Seseorang dengan gaya Karakter yang berketetapan
adalah orang yang menekankan pada tiga hal sebagai landasan dan gaya
Karakternya, yaitu kebenaran, tanggung jawab, dan kehormatan. Dalam segala hal
dia berusaha untuk melakukan apa yang benar, bertanggung jawab, dengan demikian
pantas mendapat kehormatan dan keluarga, teman, dan hubungan lainnya.
Pembentukan Karakter melalui peningkatan pertimbangan moral pada hakikatnya
adalah sejalan dengan tipe gaya Karakter ini karena tingkat pertimbangan moral
yang tinggi menghendaki lahirnya para lulusan yang memiliki nilai atau sikap
yang berketetapan hati luhur, pembela kebenaran moral, bertanggung jawab atas
kesejahteraan bersama, serta deini kehormatan kemanusiaan secara universal.
k.
Karakter yang Ulet
Seseorang dengan gaya Karakter yang ulet adalah
orang yang memandang hidup sebagai suatu perjalanan, atau suatu ziarah. Setiap
han dia melangkah maju di atas jalan hidup ini dengan harapan besar mampu
mewujudkan harapan dan cita-citanya, sambil menguatkan keyakinannya. Tipe gaya
Karakter yang ulet ini dapat didukung dengan tingkat pertimbangan moral yang
tinggi agar dalam perjalanan hidup menuju impian-impiannya menjadi lebih peduli
kebutuhan dan kepentingan orang lain. Dengan cara melengkapi cara ber moralnya
ke arah penderitaan orang lain, dapat kiranya mengurangi beban hi nya sendiri.
l.
Karakter yang Berhati-hati
Seseorang dengan gaya Karakter yang berhati-hati
adalah orang yang terorganisasi, teliti, berhati-hati, tuntas, dan senantiasa
mencoba menunaikan kewajibannya secara sosial dalam pekerjaan sebagai warga
negara atau yang ada hubungannya dengan masalah-masalah keuangan. Dia
menghendaki agar melakukan segalanya tepat waktu, tepat prosedur, tepat proses,
tepat sasaran, tepat hasil dengan predikat baik. Pembentukan Karakter melalui
peningkatan pertimbangan moral path hakikatnya sejalan dengan nilai-nilai yang
dimiliki oleh tipe gaya Karakter ini karena tingkat pertimbangan moral yang
tinggi menghendaki ketepatan moralitas dalam berinteraksi dan berkomunikasi
dengan orang lain, dengan berlandas pada prinsip kemerdekaan, kesamaan, dan
saling terima secara universal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar