Keterampilan
berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan
kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun
dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara
merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk
mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan,
Wilkin dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa Inggris
dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin dalam Oktarina (2002)
menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun
kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk
menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang
berbeda.
Suatu hal yang dapat meningkatkan kemampuan
berbicara siswa secara spontan, yaitu dengan menggali pengetahuan siswa tentang
tema yang diajarkan. Teknik KWL dapat digunakan untuk tujuan tersebut. KWL
adalah singkatan dari Know (yang diketahui), What to Know (yang ingin di
ketahui), dan Learned (yang di peroleh). Ogle (1989) menyatakan bahwa format
KWL adalah suatu cara yang tepat untuk membantu siswa berpartisipasi aktif
dalam berbicara tentang apa yang sedang mereka pelajari dalam ruang lingkup
tema. Setiap mengajar, guru membagikan kertas dengan format KWL atau
menuliskannya di papan tulis, seperti Tabel
1 .
TABEL
1
K (Know)
|
W (What to know)
|
L (Learning)
|
Dalam proses pembelajaran, guru memberikan
sebuah topik, kemudian ditanyakan secara oral kepada siswa apa yang mereka
ketahui tentang topik yang diberikan. Semua jawaban siswa dituliskan pada kolom
K. Pertanyaan selanjutnya yaitu apa yang ingin mereka pelajari tentang topic
dan semua jawaban siswa ditulis pada kolom W. Kemudian siswa diminta membaca
materi yang dimaksudkan untuk hari itu. Kemudian guru menggali tentang apa yang
telah mereka pelajari dan menuliskannya pada kolom L.
Metode
pengajaran melalui teknik KWL akan lebih etektif dan suasana belajar akan lebih
menyenangkan apabila diikuti dengan permainan bahasa. Permainan bahasa ini
harus sesuai dengan ruang lingkup tema dan level siswa. Wright dan Backy (1984)
mengatakan bahwa permainan bahasa bisa membantu dan memotivasi siswa serta
melibatkan mereka dalam berbicara dan bekerja. Permainan bahasa diyakini dapat
menimbulkan situasi dimana bahasa itu berguna dan berarti. Permainan bahasa
yang dapat digunakan disini diantaranya ro/e p/a/, word guessing, chaind words,
dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar