Berhasil
atau tidaknya belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
dapat bersumber pada dirinya maupun di luar dirinya. Dengan mengetahui faktor –
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar maka akan dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi dalam meningkatkan prestasi belajar.
Menurut WS.
Winkel (1991: 142), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
Unsur dari luar, meliputi lingkungan alami, sosial, budaya, kurikulum, program,
sarana dan fasilitas serta guru. Unsur dari dalam, meliputi aspek fisiologi,
dan psikologis antara lain; kondisi panca indra, minat, kecerdasan, motivasi,
bakat dan kemampuan kognitif.
Menurut Nana
syaodih Sukmadinata (2005:162) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
antara lain: faktor dari dalam individu yang meliputi aspek jasmaniah, aspek
rohaniah dan kondisi intelektual. Faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik
maupun sosial psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Menurut
Roestiyah NK (1989: 151) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah: Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu
sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan dan sebagainya. Faktor
eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Seperti kebersihan
rumah, udara yang panas, lingkungan metode mengajar dan sebagainya.
Dari
pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan atas dua bagian
antara lain 1) Faktor internal; (a) kondisi fisik, kesehatan, kelelahan; (b) Kondisi
psikologis, minat, bakat, motivasi, intelegensi; 2) Faktor eksternal; (a)
faktor lingkungan, faktor alami, lingkungan sosial budaya; (b) faktor
instrumental; kurikulum, sarana dan fasilitas, metode pengajaran, dan guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Faktor internal
a) Kondisi fisik
(1) Faktor kesehatan
Kondisi
organ-organ khusus siswa seperti kesehatan indra pendengar dan indra
penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi
dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas (Muhibbin Syah, 2000: 133).
Proses
belajar siswa akan terganggu jika kesehatan terganggu, anak akan cepat lelah,
mengantuk karena badannya lelah, mudah pusing, kurang bersemangat, kurang
darah, ataupun terdapat gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat
tubuh yang lain.
(2) Kelelahan
Kondisi
fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar
seseorang. Orang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari
pada orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi, mereka
cepat lelah, mudah mengantuk dan sukar menerima pelajaran (Syaiful Bahri
Djamarah, 2002: 155)
b) Kondisi Psikologis
(1) Minat
Suatu minat
dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik
lebih menyukai suatu hal dari pada lainnya. Anak didik memiliki minat terhadap
subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
subjek tersebut. (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 157)
Minat besar
pengaruhnya pada belajar, ketertarikan anak pada pelajaran membuat anak belajar
dengan baik pula.
(2) Bakat
Banyak
sebenarnya bakat bawaan yang dapat ditumbuhkan asal diberikan kesempatan dengan
sebaik-baiknya (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 163). Untuk itulah guru harus
dapat memahami bakat apa yang dimiliki anak didik. Bakat yang dimiliki anak
memungkinkan untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, tetapi diperlukan
latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi agar bakat dapat
terwujud.
(3) Motivasi
Motivasi
adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu,
motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
belajar. Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada
umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah (Syaiful Bahri
Djamarah, 2002: 167)
Motivasi
yang berhubungan dengan kebutuhan dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan
hasil belajar. Motivasi penting bagi proses belajar, karena dengan motivasi
mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa penting dan
berguna bagi kehidupan siswa.
(4) Intelegensi
Intelegensi
dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi ransangan untuk
menyesuaikan diri dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan atau intelegensi
sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa (Muhibbin Syah, 2000: 134)
Karena
intelegensi diakui ikut menentukan keberhasilan seseorang, maka seseorang yang
memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik.
Sebaliknya, orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran
dalam belajar.
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
(1) Lingkungan alami
Lingkungan
alami adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha
didalamnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 144)
Jadi
lingkungan alami menyangkut kondisi tempat tinggal anak didik, dapat berupa suhu
udara, kesejukan udara, ketenangan suasana kelas yang kondusif untuk
terlaksanannya kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.
(2) Lingkungan sosial budaya
Manusia
adalah makhluk homo social adalah makhluk yang cenderung untuk hidup
bersama satu sama lainnya. Hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan akan
melahirkan interaksi sosial. Saling memberi dan menerima merupakan kegiatan
sosial. (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 145)
Sebagai
anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial.
Anak didik tunduk pada norma-norma sosial dan hukum yang berlaku di masyarakat.
Demikian halnya dengan sekolah, peraturan dan tata tertib sekolah harus anak
didik taati. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan membentuk
perilaku anak didik yang menunjang berhasilan belajar di sekolah.
b) Faktor instrumen
(1) Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang
merupakan unsur yang penting dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar
mengajar tidak dapat berlangsung dengan baik, sebab ini berkaitan dengan materi
apa yang harus disampaikan guru dalam suatu pertemuan kelas, sebelum guru
programkan sebelumnya. Setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan isi
kurikulum kedalam program yang lebih rinci dan jelas sasarannya, sehingga dapat
diketahui dan di ukur dengan pasti tingkat keberhasilan belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 146)
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan
pelajaran diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan
bahan pelajaran, menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Jadi
bahan pelajaran mempengaruhi belajar siswa, sehingga kurikulum yang kurang baik
berpengaruh terhadap belajar siswa.
(2)
Sarana dan fasilitas
Sarana
mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat
yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Semua
bertujuan memberikan kemudahan pelayanan kepada anak didik. Fasilitas mengajar
merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah. Lengkap
tidaknya fasilitas sekolah membuka peluang bagi guru untuk lebih kreatif
mengajar. (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 150).
Sarana dan
fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak tentu dapat
belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala
kebutuhan belanja anak didik. Masalah yang dihadapi anak didik dalam belajar
relatif kecil. Hasil belajar anak didik tentu akan lebih meningkat.
(3) Metode pengajaran
Metode
mengajar sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh pengajar. Dengan
metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses
belajar (Wasty Soemanto, 1990: 115)
Metode
mengajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui dengan mengajar, ketepatan
atau kesesuaian antara metode yang diterapkan dengan bahan ajar didalam
pelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Metode mengajar guru yang
kurang tepat akan mempengaruhi belajar siswa pula.
(4) Guru
Guru merupakan
unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran mutlak diperlukan didalamnya. Kalau
hanya ada anak didik tetapi guru tidak ada maka tidak akan terjadi kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Tidak mudah untuk menuntut guru untuk lebih
professional karena semuanya kembalidari sifat guru yang lebih mengedepankan
kualitas pengajaran dari pada gaji yang diperoleh (Syaiful Bahri Djamarah,
2002: 151).
Guru
sebagai tenaga profesional menentukan prestasi yang diperoleh siswa, guru
seharusnya menyadari bahwa tugas mereka sangat berat, bukan hanya menerima
gaji.
Untuk
mendapatkan prestasi belajar yang diinginkan harus melalui proses tertentu yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagaimana telah diuraikan di atas. Guru harus
benar-benar memperhatikan segala hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
termasuk dalam memilih metode mengajar yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar