Menurut
Nurgiantoro (2004), bahwa komponen-komponen kurikulum, yaitu:
a. Komponen
tujuan
Komponen tujuan
ini mempunyai tiga jenis tahapan, yaitu :
1)
Tujuan jangka panjang
Hal ini menggambarkan tujuan hidup
yang diharapkan serta didasarkan pada nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan
ini tidak berhubungan dengan tujuan sekolah, melainkan sebagai target setelah anak
didik menyelesaikan sekolah.
2)
Tujuan jangka menengah
Tujuan ini merujuk pada tujuan
sekolah yang berdasarkan pada jenjangnya; SD, SMP, SMA, dan lain-lainnya.
3)
Tujuan jangka dekat
Tujuan yang dikhususkan pada
pembelajaran di kelas, misalnya; siswa dapat mengerjakan perkalian dengan
betul, siswa dapat mempraktekkan shalat, dan sebagainya.
b. Komponen
isi/materi
Isi program
kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan
belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi
jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi masing-masing bidang studi
tersebut. Bidang studi itu disesuaikan dengan jenis, jenjang, maupun jalur
pendidikan yang ada.
Langkah-langkah
yang perlu dilakukan sebelum menentukan isi atau content yang dilakukan sebagai
kurikulum, terlebih dahulu perencana kurikulum harus menyeleksi isi agar
menjadi lebih efektif dan efisien.
Kriteria yang
dapat dijadikan pertimbangan, antara lain :
1) Kebermaknaan;
2) Manfaat
atau kegunaan;
3) Pengembangan
manusia;
c. Komponen
Media
Media merupakan
sarana prasarana dalam pembelajaran. Media merupakan perantara untuk
menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik dan agar
memiliki retensi optimal. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media
dalam pengajaran secara tepat terhadap pokok bahasan yang disajikan pada peserta
didik akan mempermudah peserta didik dalam menggapai, memahami isi sajian guru
dalam pengajaran.
d. Komponen
Strategi
Strategi merujuk
pada pendekatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran, tetapi pada
hakekatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Strategi
pengajaran berkaitan dengan cara penyampaian atau cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan, dan
mengatur kegiatan baik secara umum maupun yang bersifat khusus.
e. Komponen
proses belajar mengajar.
Komponen ini
sangat penting dalam sistem pengajaran, sebab diharapkan melalui proses belajar
mengajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik.
Keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan indikator
keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Kemampuan guru dalam menciptakan suasana
pengajaran yang kondusif, merupakan indikator kreativitas guru dalam mengajar.
Hal tersebut bisa dicapai apabila guru dapat melaksanakan: 1) Memusatkan diri dalam
mengajar; 2) menerapkan metode yang pas dalam mengajar; 3) Memusatkan pada
proses dan produknya; 4) Memusatkan pada kompetensi yang relevan (Oemar, 2003 ).
Adapun Ahmad
Tafsir (2000) menguraikan bahwa kurikulum mengandung empat komponen, yaitu
tujuan, isi, metode, atau proses belajar mengajar, dan evaluasi. Setiap
komponen dalam kurikulum tersebut sebenarnya
saling terkait, bahkan masing-masing merupkan kegiatan integral dari kurikulum
tersebut.
a. Komponen
tujuan mengarahkan atau menunjukkan sesuatu yang hendak dituju dalam proses
belajar mengajar. Tujuan itu mula-mula bersifat umum. Dalam operasinya tujuan
tersebut harus dibagi menjadi bagianbagian yang kecil atau khusus.
b. Komponen
isi (materi) dalam proses belajar mengajar harus relevan dengan tujuan
pengajaran. Materi meliputi apa saja yang berhubungan dengan tujuan pengajaran.
c. Komponen
proses belajar mengajar melibatkan dua subyek pendidikan, yaitu peserta didik
dan guru. Selain itu, proses belajar mengajar juga perlu dibantu dengan media
atau sarana lain yang memungkinkan proses tersebut berjalan efektif dan
efisien. Pemilihan atau penggunaan metode harus sesuai dengan kondisi serta
berjalan secara fleksibel. Artinya, metode atau pendekatan dapat berubah-ubah
setiap saat agar interaksi proses belajar mengajar tidak monoton dan
menjenuhkan.
d. Komponen
evaluasi, yaitu untuk mengetahui dari hasil capaian ketiga komponen sebelumnya.
Penelitian dapat digunakan untuk menentukan strategi perbaikan pengajaran.
Selain itu, komponen evaluasi sangat berguna bagi semua fihak untuk melihat
sejauh mana keberhasilan interaksi edukatif (Tafsi, 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar