` Dalam menganalisis perkembangan suatu kota,
banyak teori yang mengemukakan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan fisik kota. Menurut Yunus (1999) ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan kota, yaitu faktor alam, faktor budaya, serta faktor
kependudukan dan sosial ekonomi.
Dalam setiap terjadi
perkembangan kota, faktor alam merupakan faktor yang relatif tetap atau statis.
Hal ini bukannya tidak terjadi perubahan terhadap faktor alam, akan tetapi
segala bentuk perubahan yang terjadi dalam perkembangan kota relatif lama
apabila dibandingkan dengan proses perubahan akibat faktor manusia.
1.
Faktor budaya.
Faktor
budaya mempunyai kaitan secara langsung terhadap masyarakat kota, sehingga
perkembangan kota juga dapat dipengaruhi oleh tingkat peradaban masyarakat.
Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan faktor budaya adalah tingkat kepandaian
manusia di dalam usahanya untuk mengelola lingkungan dalam menyelenggarakan
kehidupannya (Yunus, 1999). Perkembangan teknologi dalam kota ikut menentukan perkembangan
keadaan sosial ini sehingga dengan sendirinya akan mempengaruhi
tuntutan-tuntutan masyarakat akan barang dan jasa, sehingga mempunyai efek yang
luas terhadap perkembangan kota baik di bidang fisik, ekonomi dan sosial.
2.
Faktor kependudukan dan sosial ekonomi
Faktor
kependudukan dan sosial ekonomi mempunyai sifat yang lebih dinamis dibandingkan
dengan kedua faktor tersebut di atas, terutama ditinjau dari segi kuantitasnya.
Menurut Yunus (1999) bahwa sehubungan dengan kualitas penduduk perkotaan ada
hal yang perlu disoroti dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota
yaitu:
a. Pertambahan
penduduk dan sosial ekonomi
Pertambahan penduduk ini merupakan jumlah dari
banyaknya kelahiran secara alami dikurangi dengan banyaknya kematian dari
penduduk kota yang menggambarkan pertumbuhan kota (Barlow dan Newton dalam
Gedy, 2001).
b. Pertambahan
penduduk karena adanya urbanisasi
Pertambahan ini disebabkan oleh adanya arus
migrasi dari desa ke kota atau perbandingan antara jumlah penduduk di wilayah perkotaan
lebih besar dari pada penduduk yang tinggal di daerah pedesaan (Bintarto,
1983).Perkembangan tingkat urbanisasi pada wilayah perkotaan akan diikuti pula
dengan meningkatnya keadaan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini dapat terjadi
karena perpindahan penduduk dari desa ke kota dan juga dapat menunjukkan
pergantian mata pencaharian penduduk dari sektor industri dan jasa (Daldjoeni,
1992).
Sedangkan menurut Branch
perkembangan suatu kota (1995) secara umum sangat dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kota yaitu:
1. Keadaan
geografis mempengaruhi fungsi dan bentuk fisik kota. Kota yang berfungsi
sebagai simpul distribusi, misalnya terletak di simpul jalur transportasi,
dipertemuan jalur transportasi regional atau dekat pelabuhan.
2. Tapak
(site) merupakan faktor kedua yang
mempengaruhi perkembangan suatu kota. Salah satu yang dipertimbangkan dalam
kondisi tapak adalah topografi, kota yang berlokasi di dataran rata akan mudah
berkembang kesemua arah, sedangkan yang berlokasi di pegunungan biasanya
mempunyai kendala topografi. Kondisi tapak lainnya berkaitan dengan kondisi
geologis. Daerah patahan geologis biasanya dihindari oleh perkembangan kota.
3. Fungsi
kota juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan kota. Kota yang
mempunyai banyak fungsi biasanya secara ekonomi akan lebih kuat dan akan
berkembang lebih pesat dari pada kota yang berfungsi tunggal, misalnya kota
pertambangan, kota yang berfungsi sebagai pusat perdagangan, biasanya juga
berkembang lebih pesat dari pada kota berfungsi lainnya.
4. Sejarah
dan kebudayaan dari kota, mempengaruhi karakter dan sifat masyarakat kota. Kota
yang sejarahnya direncana sebagai ibukota kerajaan akan berbeda dengan
perkembangan awal tumbuh secara organis. Kepercayaan dan kultur masyarakat juga
dapat mempengaruhi daya perkembangan.
5. Unsur-unsur
umum seperti jaringan jalan, penyediaan air bersih dan jaringan penerangan
listrik berkaitan dengan kebutuhan masyarakat luas. Ketersediaan unsur-unsur
umum akan menarik perkembangan kota ke arah tertentu.
Sedangkan faktor eksternal
yang mempengaruhi perkembangan kota yaitu:
1. Kota
sebagaimana biasanya mempunyai fungsi primer dan sekunder yang tidak terlepas
dari keterkaitan dengan daerah lain apakah itu dipandang secara makro (nasional
dan internasional), maupun secara mikro regional dengan daerah atau wilayah
yang ada di sekitarnya, dimana keterkaitan ini akan menimbulkan arus pergerakan
orang dan barang yang tinggi memasuki kota secara kontinuitas.
2. Kota
dengan fungsinya yang sedemikian rupa akan merupakan daya tarik yang sangat
kuat, sehingga menarik urbanisasi yang masuk ke kota tersebut dengan segala
harapan yang terkandung dalam pikirannya masing-masing, karena kota adalah
tempat terkonsentrasinya kegiatan.
3. Kerterkaitan
yang sangat kuat tersebut akan menuntut sarana dan prasarana transportasi yang
lancar. Semakin baiknya sarana transportasi ke kota, akan semakin berkembang
kota tersebut, baik transportasi udara, laut dan darat karena perkembangan kota
adalah juga merupakan keterjangkauan transportasinya seperti pendapat Yunus
(1999) bahwa apabila suatu kota mempunyai jaringan transportasi yang baik maka
akan tercipta nilai lahan.
Pengaruh dari dalam (internal) juga dikemukakan
oleh Bintarto (1971), yaitu berupa rencana-rencana pengembangan dari para
perencana kota. Selain itu Bintarto juga mengemukakan pengaruh dari luar (eksternal)
yaitu berupa desakan warga kota.
Hasil dari penelitian Yunus
(1987:7) mengenai beberapa faktor yang menyebabkan perkembangan kota: (1)
Daerah pinggiran kota dengan karakteristiknya yang khas menarik orang dari
dalam kota untuk bermukim ke daerah tersebut, (2) Peningkatan dari jumlah
pendatang baru tersebut mengacaukan situasi penggunaan lahan di daerah
pinggiran, (3) Perkembangan kota berpengaruh terhadap harga lahan dan
menyebabkan terjadinya spekulasi lahan, (4) Hilangnya lahan pertanian
seharusnya diatasi melalui perencanaan pembangunan daerah yang seharusnya
disusun secepat mungkin untuk mencegah timbulnya permukiman kumuh, (5) Kekuatan
spasial, situasional, dan evaluasi sosial berperan penting dalam pergerakan
sentrifugal penduduk dan di sisi lain kekuatan evaluasi sosial dan kekuatan
fungsional menentukan gerakan sentripetal. Lyon (1983:4) mengemukakan beberapa
persoalan penting yang ditimbulkan oleh pembangunan daerah pinggiran yaitu:
1. Hilangnya
dan terpecahnya lahan pertanian
2. Dampak
pembangunan terhadap kelangsungan ekonomi pertanian
3. Naiknya
harga lahan di pedesaan
4. Pajak
kekayaan yang tidak wajar
5. Pembangunan
pelayanan umum yang tersebar
6. Konflik
penggunaan lahan
7. Ketegangan
sosial politik antara penghuni baru dan lama di daerah pedesaan
8. Gangguan
lingkungan
2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar