Minggu, 16 Oktober 2016

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kota

`    Dalam menganalisis perkembangan suatu kota, banyak teori yang mengemukakan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik kota. Menurut Yunus (1999) ada tiga faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kota, yaitu faktor alam, faktor budaya, serta faktor kependudukan dan sosial ekonomi.
Dalam setiap terjadi perkembangan kota, faktor alam merupakan faktor yang relatif tetap atau statis. Hal ini bukannya tidak terjadi perubahan terhadap faktor alam, akan tetapi segala bentuk perubahan yang terjadi dalam perkembangan kota relatif lama apabila dibandingkan dengan proses perubahan akibat faktor manusia.
1.  Faktor budaya.
Faktor budaya mempunyai kaitan secara langsung terhadap masyarakat kota, sehingga perkembangan kota juga dapat dipengaruhi oleh tingkat peradaban masyarakat. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan faktor budaya adalah tingkat kepandaian manusia di dalam usahanya untuk mengelola lingkungan dalam menyelenggarakan kehidupannya (Yunus, 1999). Perkembangan teknologi dalam kota ikut menentukan perkembangan keadaan sosial ini sehingga dengan sendirinya akan mempengaruhi tuntutan-tuntutan masyarakat akan barang dan jasa, sehingga mempunyai efek yang luas terhadap perkembangan kota baik di bidang fisik, ekonomi dan sosial.
2.  Faktor kependudukan dan sosial ekonomi
Faktor kependudukan dan sosial ekonomi mempunyai sifat yang lebih dinamis dibandingkan dengan kedua faktor tersebut di atas, terutama ditinjau dari segi kuantitasnya. Menurut Yunus (1999) bahwa sehubungan dengan kualitas penduduk perkotaan ada hal yang perlu disoroti dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota yaitu:
a. Pertambahan penduduk dan sosial ekonomi
Pertambahan penduduk ini merupakan jumlah dari banyaknya kelahiran secara alami dikurangi dengan banyaknya kematian dari penduduk kota yang menggambarkan pertumbuhan kota (Barlow dan Newton dalam Gedy, 2001).
b.  Pertambahan penduduk karena adanya urbanisasi
Pertambahan ini disebabkan oleh adanya arus migrasi dari desa ke kota atau perbandingan antara jumlah penduduk di wilayah perkotaan lebih besar dari pada penduduk yang tinggal di daerah pedesaan (Bintarto, 1983).Perkembangan tingkat urbanisasi pada wilayah perkotaan akan diikuti pula dengan meningkatnya keadaan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena perpindahan penduduk dari desa ke kota dan juga dapat menunjukkan pergantian mata pencaharian penduduk dari sektor industri dan jasa (Daldjoeni, 1992).

Sedangkan menurut Branch perkembangan suatu kota (1995) secara umum sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kota yaitu:
1.  Keadaan geografis mempengaruhi fungsi dan bentuk fisik kota. Kota yang berfungsi sebagai simpul distribusi, misalnya terletak di simpul jalur transportasi, dipertemuan jalur transportasi regional atau dekat pelabuhan.
2.  Tapak (site) merupakan faktor kedua yang mempengaruhi perkembangan suatu kota. Salah satu yang dipertimbangkan dalam kondisi tapak adalah topografi, kota yang berlokasi di dataran rata akan mudah berkembang kesemua arah, sedangkan yang berlokasi di pegunungan biasanya mempunyai kendala topografi. Kondisi tapak lainnya berkaitan dengan kondisi geologis. Daerah patahan geologis biasanya dihindari oleh perkembangan kota.
3.  Fungsi kota juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan kota. Kota yang mempunyai banyak fungsi biasanya secara ekonomi akan lebih kuat dan akan berkembang lebih pesat dari pada kota yang berfungsi tunggal, misalnya kota pertambangan, kota yang berfungsi sebagai pusat perdagangan, biasanya juga berkembang lebih pesat dari pada kota berfungsi lainnya.
4.  Sejarah dan kebudayaan dari kota, mempengaruhi karakter dan sifat masyarakat kota. Kota yang sejarahnya direncana sebagai ibukota kerajaan akan berbeda dengan perkembangan awal tumbuh secara organis. Kepercayaan dan kultur masyarakat juga dapat mempengaruhi daya perkembangan.
5.  Unsur-unsur umum seperti jaringan jalan, penyediaan air bersih dan jaringan penerangan listrik berkaitan dengan kebutuhan masyarakat luas. Ketersediaan unsur-unsur umum akan menarik perkembangan kota ke arah tertentu.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan kota yaitu:
1.  Kota sebagaimana biasanya mempunyai fungsi primer dan sekunder yang tidak terlepas dari keterkaitan dengan daerah lain apakah itu dipandang secara makro (nasional dan internasional), maupun secara mikro regional dengan daerah atau wilayah yang ada di sekitarnya, dimana keterkaitan ini akan menimbulkan arus pergerakan orang dan barang yang tinggi memasuki kota secara kontinuitas.
2.  Kota dengan fungsinya yang sedemikian rupa akan merupakan daya tarik yang sangat kuat, sehingga menarik urbanisasi yang masuk ke kota tersebut dengan segala harapan yang terkandung dalam pikirannya masing-masing, karena kota adalah tempat terkonsentrasinya kegiatan.
3.  Kerterkaitan yang sangat kuat tersebut akan menuntut sarana dan prasarana transportasi yang lancar. Semakin baiknya sarana transportasi ke kota, akan semakin berkembang kota tersebut, baik transportasi udara, laut dan darat karena perkembangan kota adalah juga merupakan keterjangkauan transportasinya seperti pendapat Yunus (1999) bahwa apabila suatu kota mempunyai jaringan transportasi yang baik maka akan tercipta nilai lahan.

Pengaruh dari dalam (internal) juga dikemukakan oleh Bintarto (1971), yaitu berupa rencana-rencana pengembangan dari para perencana kota. Selain itu Bintarto juga mengemukakan pengaruh dari luar (eksternal) yaitu berupa desakan warga kota. 
Hasil dari penelitian Yunus (1987:7) mengenai beberapa faktor yang menyebabkan perkembangan kota: (1) Daerah pinggiran kota dengan karakteristiknya yang khas menarik orang dari dalam kota untuk bermukim ke daerah tersebut, (2) Peningkatan dari jumlah pendatang baru tersebut mengacaukan situasi penggunaan lahan di daerah pinggiran, (3) Perkembangan kota berpengaruh terhadap harga lahan dan menyebabkan terjadinya spekulasi lahan, (4) Hilangnya lahan pertanian seharusnya diatasi melalui perencanaan pembangunan daerah yang seharusnya disusun secepat mungkin untuk mencegah timbulnya permukiman kumuh, (5) Kekuatan spasial, situasional, dan evaluasi sosial berperan penting dalam pergerakan sentrifugal penduduk dan di sisi lain kekuatan evaluasi sosial dan kekuatan fungsional menentukan gerakan sentripetal. Lyon (1983:4) mengemukakan beberapa persoalan penting yang ditimbulkan oleh pembangunan daerah pinggiran yaitu:
1.  Hilangnya dan terpecahnya lahan pertanian
2.  Dampak pembangunan terhadap kelangsungan ekonomi pertanian
3.  Naiknya harga lahan di pedesaan
4.  Pajak kekayaan yang tidak wajar
5.  Pembangunan pelayanan umum yang tersebar
6.  Konflik penggunaan lahan
7.  Ketegangan sosial politik antara penghuni baru dan lama di daerah pedesaan
8.  Gangguan lingkungan

2

Tidak ada komentar: