a.
Tema
Tema
merupakan sumber gagasan atau ide cerita yang dikembangkan menjadi sebuah karangan
yang digunakan pengarang dalam menyusun cerita. Untuk bisa menentukan tema,
seseorang perlu mengetahui minimal tiga unsur cerita, yaitu rangkaian cerita,
setting, dan tokoh-tokoh yang mendukung cerita bersama karakternya (Satoto,
2012)
b.
Plot
Seperti
juga bentuk-bentuk sastra lainnya, sebuah cerita drama pun harus bergerak dari
satu permulaan (beginning) melalui
suatu pertengahan (middle) menuju
suatu akhir (ending). Dalam drama,
bagian-bagian ini dikenal sebagai eksposisi, komplikasi, dan resolusi (denouement)
(Kosasih,2012).
1)
Eksposisi
suatu lakon atau cerita yang menentukan aksi dalam waktu dan tempat;
memperkenalkan tokoh, menyatakan situasi suatu cerita; mengajukan konflik yang
akan dikembangkan dalam bagian utama cerita tersebut, dan adakalanya membayangkan
resolusi yang akan dibuat dalam cerita itu.
2)
Komplikasi
bertugas mengembangkan konflik. Sang pahlawan atau pelaku utama menemukan
rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami aneka
kesalahpahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintangan-rintangan ini.
Pengarang dapat mempergunakan teknik flash-back atau sorot balik untuk
memperkenalkan penonton dengan masa lalu sang pahlawan, menjelaskan suatu
situasi atau untuk memberikan motivasi bagi aksi-aksinya.
3)
Resolusi
hendaklah muncul secara logis dari apa-apa yang telah mendahuluinya didalam
komplikasi. Titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi, biasanya
disebut klimaks (turning point). Pada klimaks itulah terjadi perubahan penting
mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para penonton terhadap suatu cerita
tergantung pada sesuai tidaknya perubahan itu dengan yang mereka harapkan.
c.
Penokohan
(Karakterisasi atau Perwatakan)
Karakter
biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter merujuk pada
individu-individu yang muncul dalam cerita seperti ketika ada orang yang
bertanya; “Berapa karakter yang ada dalam cerita itu?”. Konteks kedua, karakter
merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan
prinsip moral dari individu-individu (Kosasih, 2012).
Tokoh-tokoh
dalam drama diklasifikasikan sebagai berikut :
1)
Tokoh
gagal atau tokoh badut (the foil).
Tokoh ini mempunyai pendirian yang bertentangan dengan tokoh lain. Kehadiran
tokoh ini berfungsi untuk menegaskan tokoh lain itu.
2)
Tokoh
idaman (the type character). Tokoh
ini berperan sebagai pahlawan dengan karakternya yang gagah, berkeadilan, atau
terpuji.
3)
Tokoh
statis (the static character). Tokoh
ini memiliki peran yang tetap sama, tanpa perubahan, mulai dari awal hingga
akhir cerita.
4)
Tokoh
yang berkembang. Tokoh ini mengalami perkembangan selama cerita itu
berlangsung. Misalnya tokoh yang awal ceritanya sangat setia, secara cepat
berkembang dan berubah menjadi tidak setia, menjadi orang yang berkhianat pada
akhir cerita
d.
Dialog
Ciri
khas drama adalah naskah tersebut berupa dialog. Dalam menyusun dialog,
pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh. Ragam bahasa dalam dialog
tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis
maka diksi hendaknya dipilih sesuai dengan dramatic-actiondari plot yang ada
(Kosasih, 2012:). Dalam drama, percakapan atau dialog haruslah memenuhi dua tuntutan.
1)
Dialog
harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialog haruslah dipergunakan untuk
mencerminkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi
di luar panggung selama cerita itu berlangsung dan harus pula dapat
mengungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan-perasaan para tokoh yang turut
berperan di atas pentas.
2)
Dialog
yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran
sehari-hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja, para tokoh harus
berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan
ilmiah
e.
Latar
Istilah
latar (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu
kejadiannya peristiwa. Bagian dari teks dan hubungan yang mendasari suatu
lakuan (action) terhadap keadaan sekeliling. Latar adalah keterangan mengenai
tempat, ruang, dan waktu didalam naskah drama (Kosasih, 2012).
1)
Latar
tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian di dalam naskah drama.
2)
Latar
waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian di dalam naskah drama.
3)
Latar
suasana/budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi
terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama misalnya dalam budaya masyarakat
betawi, melayu, sunda.
f.
Amanat
Pesan
atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui tokoh dan konflik dalam
suatu cerita. Hal mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi, prosa,
dan drama adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh yang
dapat dilihat (bila dalam naskah drama) dan didengar langsung oleh penonton,
apabila dalam bentuk drama pementasan (Satoto, 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar