Terdapat lima konstruk utama yang membentuk TAM, kelima konstruk
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Persepsi terhadap Kegunaan (Perceived
Usefulness)
Jogiyanto ( 2007:114) mendefinisikan Persepsi terhadap kegunaan
(perceived usefulness) sebagai sejauhmana seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Kemanfaatan penggunaan
TI dapat diketahui dari kepercayaan pengguna TI dalam memutuskan penerimaan TI,
dengan satu kepercayaan bahwa penggunaan TI tersebut memberikan kontribusi
positif bagi penggunanya. Pengukuran konstruk kegunaan (usefulness) menurut
Davis (1986) terdiri dari (1) Menjadikan pekerjaan lebih cepat (work more
quickly), (2) Bermanfaat (useful), (3) Menambah produktifitas (Increase
productivity), (4) Mempertinggi efektifitas (enchance efectiveness) dan (5)
Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk Persepsi terhadap
kegunaan (perceived usefulness) mempengaruhi secara positif dan signifikan
terhadap penggunaan sistem informasi. Selain itu konstruk Persepsi terhadap
kegunaan merupakan konstruk paling signifikan dan penting mempengaruhi sikap
(attitude), minat (behavioral intention) dan perilaku (behaviour) di dalam
menggunakan teknologi informasi dibandingkan dengan konstruk yang lain.
2.
Persepsi terhadap kemudahan kegunaan (Perceived Ease of Use)
Kemudahan penggunaan (ease of use) didefinisikan sebagai sejauhmana
seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha
(Jogiyanto, 2007:114). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang didalam
mempelajari komputer. Pengguna TI mempercayai bahwa TI yang lebih fleksibel,
mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya (compatible) sebagai karakteristik
kemudahan penggunaan. Davis.F.D (1986) memberikan beberapa indikator konstruk
kemudahan penggunaan yaitu; (1) Kemudahan untuk dipelajari (easy to learn), (2)
Controllable (3) Clear & understable, (4) Flexible, (5) Keterampilan
menjadi bertambah (easy to become skillful) (6) Mudah digunakan (easy to use).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kostruk kemudahan penggunaan
mempengaruhi sikap (attitude), minat (behavioral intention) dan penggunaan
sesungguhnya (actual usage).
3.
Sikap terhadap Perilaku (Attitude
toward Behaviour)
Sikap terhadap perilaku (attitude
toward behaviour) didefinisikan oleh Davis et al (1989) sebagai perasaan
positif atau negatif seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan
ditentukan. Beberapa penelitian menunjukkan sikap (attitude) berpengaruh secara
positif terhadap minat perilaku (behavioral intention). Akan tetapi beberapa
penelitian juga menunjukkan bahwa sikap (attitude) tidak berpengaruh signifikan
ke minat perilaku, sehingga sebagian penelitian tidak memasukkan konstruk sikap
di dalam model.
4.
Minat Perilaku (Behavioral
Intention)
Minat perilaku adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan
suatu perilaku tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku jika mempunyai
keinginan atau minat untuk melakukannya (Jogiyanto 2007:116). Hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa minat perilaku merupakan prediksi terbaik dari
penggunaan teknologi oleh pemakai sistem.
5.
Perilaku (Behaviour)
Perilaku (behaviour) adalah tindakan yang dilakukan seseorang. Dalam
konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku (behaviour) adalah
penggunaan sesungguhnya (actual usage) dari teknologi (Jogiyanto 2007:117). Di
dalam berbagai penelitian karena penggunaan sesungguhnya tidak dapat
diobservasi oleh peneliti yang menggunakan daftar pertanyaan, maka penggunaan
sesungguhnya ini banyak diganti dengan nama pemakaian persepsian (perceived
usage). David (1989) menggunakan penggunaan yang sesungguhnya, sedangkan
Igbaria et al (1995) menggunakan pengukuran pemakaian persepsian (perceived
usage) yang diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi
dengan suatu teknologi dan frekuensi penggunaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar