Ada
7 dimensi budaya menurut Robbins 2008,
yaitu sebagai berikut:
a.
Inovasi dan Pengambilan
Resiko (Innovation and Risk Taking) Tingkat seberapa jauh para anggota
organisasi didorong menjadi inovatif dan pengambilan resiko guna terwujudnya
visi.
b.
Perhatian pada Detil
(Attention to Detail) Tingkat seberapa jauh para anggota organisasi diharapkan
untuk memperlihatkan presisi, analisis dan perhatian untuk detil.
c.
Orientasi Hasil
(Outcome Orientation) Tingkat seberapa jauh manajemen fokus pada hasil daripada
teknik dan proses yang dipakai untuk mencapai hasil-hasilnya.
d.
Orientasi kepada Para
Individu (People Orientation) Tingkat seberapa jauh keputusan manajemen
memperhitungkan dampaknya pada para individu di dalam organisasi.
e.
Orientasi Tim (Team
Orientation) Tingkat seberapa jauh aktivitas pekerjaan diorganisasikan kepada
tim daripada individual.
f.
Keagresifan
(Aggressiveness) Tingkat seberapa jauh para individu agresif dan kompetitif
dari pada “easy going”.
g.
Stabilitas (Stability)
Tingkat sejauh mana kegiatan organisasi menekankan posisi status quo daripada
perubahan organisasi.
Dalam
penelitian ini akan menggunakan pernyataan Adler et al. (2006) bahwa ada
beberapa dimensi budaya yang membedakan antara organisasi yang satu dengan
lainnya meskipun memiliki bidang usaha yang sama. Dimensi-dimensi tersebut antara
lain adalah;
a.
Dimensi sosialisasi
Dimensi
budaya sosialisasi dalam organisasi adalah kondisi tingkat hubungan antara
karyawan yang satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut bisa terbatas pada
interaksi akan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan ataupun sampai pada
hubungan yang bersifat lebih pribadi.
b.
Dimensi distribusi
kekuasaan dan otonomi pekerjaan
Dimensi
budaya distribusi kekuasaan dan otonomi pekerjaan merupakan kondisi rentang
kekuasaan antara karyawan pada level yang berbeda dalam organisasi, serta
kebebasan yang diberikan pihak manajemen kepada para karyawannya. Kekuasaan
yang tersebar pada setiap level dalam organisasi menunjukkan distribusi
kekuasaan dalam organisasi. Sedangkan organisasi yang memiliki otonomi
pekerjaan akan memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk membuat keputusan sendiri.
c.
Dimensi derajat
struktur,
Dimensi
budaya derajat struktur merupakan kondisi kejelasan peran karyawan dalam pekerjaan.
Karyawan dalam organisasi dituntut bekerja dalam area tanggung jawab
masing-masing. Karakteristik derajat struktur juga dilihat dari kejelasan
kebijaksanaan dan prosedur yang dimiliki organisasi dalam penanganan terhadap
suatu topik dalam organisasi.
d.
Dimensi penghargaan
terhadap kesuksesan
Dimensi budaya
penghargaan terhadap kesuksesan adalah kondisi suatu organisasi dalam mengakui
dan menghargai kesuksesan yang telah dicapai karyawannya, dilihat dari sering
atau tidaknya karyawan diberikan pujian oleh organisasi. Karakteristik ini juga
diketahui melalui adanya pengakuan atau pengenalan organisasi terhadap karyawan
yang didasari oleh kemampuan aktual yang dimiliki. Penghargaan terhadap
kesuksesan dapat berupa materi maupun non-materi
e.
Dimensi kesempatan
untuk berkembang,
Dimensi budaya
kesempatan untuk berkembang yang diberikan organisasi merupakan kondisi
organisasi dalam memberikan dukungan terhadap karyawan untuk mengembangkan
keahlian dan mengambil tanggung jawab baru. Organisasi mengaplikasikannya
dengan memberikan pendidikan serta pelatihan.
f.
Dimensi toleransi
terhadap resiko dan perubahan
Dimensi budaya
toleransi terhadap resiko dan perubahan adalah kondisi pihak manajemen
memberikan dukungan terhadap karyawan untuk mengambil kesempatan dengan resiko,
dan bila terjadi suatu perubahan maka organisasi telah memikirkan sebelumnya
tolransi yang akan dilakukan. Organisasi yang bertoleransi terhadap resiko dan
perubahan cenderung berani untuk mengambil keputusan dalam waktu cepat dan tanpa
banyak pertimbangan.
g.
Dimensi toleransi
terhadap konflik
Dimensi budaya
toleransi terhadap konflik adalah kondisi pihak manajemen organisasi yang
memiliki keyakinan bahwa perbedaan pendapat bukan tanda penting dari
ketidaksetiaan karyawan. Karyawan dapat mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap
ide yang telah dikemukakan oleh pihak manajeman. Hal ini tidak menjadi suatu
tolak ukur karyawan akan meninggalkan organisasi. Organisasi yang memiliki
budaya tersebut akan berusaha memahami konflik yang ada serta berusaha untuk
menyelesaikan konflik tersebut
h.
Dimensi dukungan emosional.
Dimensi ini adalah
kondisi organisasi dalam menunjukkan minatnya secara sungguh-sungguh terhadap
kesejahteraan karyawan dengan mengetahui dan merespon terhadap masalah karyawannya.
Dimensi ini dapat diukur dengan menilai tingkat kepuasan karyawan dalam
menerima dukungan emosional yang diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar