Menurut
Ngastiyah (2007), mekanisme dasar yang menyebabkab timbulnya diare ialah :
1. Gangguan osmotik
Akibat
terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolik ke dalam rongga usus.
2. Gangguan sekresi
Akibat
rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitis usus
Hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri timbul berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Patofisiologis
yang terjadi pada anak balita sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan
terjadi :
a.
Kehilangan
air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan
asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)
b.
Gangguan
gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
c.
Hipoglikemia
d.
Gangguan
sirkulasi darah.
Sedangkan
tanda gejala adalah mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tak ada, kemudian timbul diare, tinja
cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama
berubah berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah
sekitarnya timbul lecet karena sering defeksi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak
diabsorsi oleh usus selama diare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar