Televisi merupakan perpaduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Jadi bagi siaran
televisi segi auditif dan visualnya sama pentingnya. Dengan
perpaduan inilah daya tarik televisi semakin kuat, kalau radio mempunyai daya
tarik pada segi auditifnya saja maka
televisi mempunyai dua daya tarik yaitu dari segi auditif dan visualnya. Dengan
televisi, audien dapat menikmati berbagai tayangan, baik yang bersifat fiksi
maupun non fiksi bahkan live report dari lokasi peristiwa, lengkap dengan audio
yang mendukung.
Menurut Darwanto Sastrosubroto
(1995), fungsi televisi sebagai media massa
yaitu :
- Sebagai media berita dan
penerangan.
- Sebagai media pendidikan
- Sebagai media hiburan
- Sebagai media promosi
Televisi menjadi media yang masih
dominan dalam masyarakat, karena televisi mempunyai karakteristik yang berbeda
dan tentu saja lebih unggul dibandingkan dengan media lain. Menurut Sutisno
(1993), televisi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain :
- Memiliki jangkauan yang luas dan
segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia.
- Dapat menghadirkan objek yang amat
kecil atau besar, yang berbahaya, atau yang langka.
- Menyajikan pengalaman langsung
kepada penonton.
- Dapat dikatakan meniadakan
perbedaan jarak dan waktu.
- Mampu menyajikan unsur warna,
gerakan, bunyi, dan proses dengan baik.
- Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan
berbagai media lain, seperti film,
foto, dan gambar dengan baik.
- Dapat menyimpan berbagai data,
informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat
yang berjauhan.
- Membangkitkan perasaan intim /
media personal dengan baik.
Televisi sebagai media massa , tidak mungkin pada
saat yang bersamaan dapat memuaskan semua orang, hal ini dikarenakan media massa memiliki sifat
umum, artinya siaran televisi dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki
latar belakang usia, status sosial, kepercayaan, paham golongan yang berbeda.
Maksudnya siaran televisi pada saat yang bersamaan dapat membuat orang merasa
puas, tidak puas, senang, sedih, gembira, maupun marah.
Televisi merupakan media yang paling
populer saat ini, disebabkan karena sifatnya yang audio visual dan memiliki
nilai lebih jika dibandingkan dengan media massa yang lain. Sifat televisi yang audio visual tersebut menyebabkan gambar
yang ada menjadi hidup dan seolah-olah nyata, apalagi disertai suara-suara yang
mendukung.
Untuk mewujudkan fungsi dari
televisi, tentunya membutuhkan pengemasan tayangan yang akan disajikan.
Tayangan-tayangan tersebut dikemas dalam bentuk program acara. Karena
persaingan pasar yang ketat, maka masing-masing stasiun televisi berlomba
menyajikan program acara televisi yang mampu menarik perhatian khalayak.
Program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian
dengan unsur video yang ditunjang unsur audio, yang secara teknis memenuhi
standar estetik dan artistik yang berlaku (Sutisno, 1993:9).
Program acara ini menjadi penting,
karena tentu saja dengan adanya pembagian atau pemilahan program acara,
tayangan televisi akan tersaji dengan rapi, jelas arahnya, sesuai dengan
fungsi-fungsinya. Artinya, program-program tersebut mencoba mewakili fungsi-fungsi
dari televisi, yang coba diwujudkan secara konkret dalam bentuk tayangan acara.
Untuk mewujudkan suatu program acara, hendaknya dibedakan terlebih dahulu
menurut format programnya. Format program dalam media televisi :
- Format program sederhana
Secara umum bercirikan digunakannya seseorang atau lebih
penyaji atau presenter untuk menyampaikan isi pesan. Format ini mempunyai
beberapa format program, yaitu ceramah, diskusi, wawancara, permainan,
dokumenter.
- Format program kompleks
Produksi lebih sulit dan biaya lebih besar, sehingga
rata-rata lebih menarik untuk ditonton, seperti feature, drama, live music
(Sutisno, 1993).
Dengan panduan atau pengertian format
di atas, maka akan membantu dalam proses penentuan dan pembuatan program acara,
baik dari sisi tujuan, kemasan, isi, biaya, dan hal lainnya. Sebagai contoh,
televisi yang baru saja berdiri, apalagi yang berskala lokal atau daerah,
cenderung untuk menyajikan program acara dengan format sederhana, karena selain
lebih murah dan lebih cepat produksinya, juga karena tinjauan dari sisi sumber
daya manusia ‘yang tentu saja’ rata-rata masih dalam taraf penyesuaian. Baru
kemudian setelah berkembang dan mempunyai jam terbang serta peralatan yang
lebih baik, sangat dimungkinkan untuk memproduksi program acara dengan format
program kompleks. Tetapi harus dilihat bahwa televisi-televisi berskala
nasionalpun masih memproduksi format program sederhana, karena dalam beberapa
sisi, untuk memenuhi fungsinya, format program sederhana masih diperlukan.
Seperti contohnya program acara renungan malam, kuliah subuh, kuis televisi,
diskusi, dan lain sebagainya. Tetapi memang harus diakui, pada masa ini, kedua
panduan format diatas tidak lagi ditelan secara mentah, artinya sekat-sekat
yang membatasi antara kedua format tersebut sudah mulai lebih terbuka. Beberapa
televisi sudah mencoba memproduksi program acara yang menggabungkan kedua
format diatas, seperti Kupas Tuntas, Topik Minggu ini, dan lain sebagainya.
Setelah menentukan format program,
barulah dikelompokkan lagi ke dalam program secara kategorikal, sesuai dengan
fungsi yang ingin diwujudkan. Secara kategorikal, format program acara dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
- Informasi, berkaitan dengan suatu
hal yang harus diketahui oleh khalayak.
- Kebudayaan, acara untuk menanamkan
nilai-nilai luhur bangsa atau berisi pesan-pesan kebudayaan.
- Pendidikan, menambah informasi
pengetahuan tentang sesuatu yang aktual.
- Hiburan, acara bersifat menghibur
khalayak (Sutisno, 1995).
Idea atau isi pesan komunikator diproduksi dan disiarkan melalui
stasiun televisi dan selanjutnya isi pesan (hasil produksi) dapat dilihat oleh
komunikan melalui pesawat televisi (receiver). Isi pesan itu bertujuan untuk
mengubah sikap dan perilaku atau mempengaruhi komunikan (JB. Wahyudi, 1986).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar