Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin.
Komplikasi dibawah ini biasanya terjadi pada Preeklampsia berat dan eklampsia.
Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut
dan lebih sering terjadi pada Preeklampsia (Wiknjosastro, 1999).
a.
Hipofibrinogenemia. Pada
Preeklampsia berat
b.
Hemolisis. Penderita dengan
Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang di
kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah ini merupakan
kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati
sering di temukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus
tersebut.
c.
Perdarahan otak. Komplikasi ini
merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia.
d.
Kelainan mata. Kehilangan
penglihatan untuk sementara, yang berlansung sampai seminggu.
e.
Edema paru-paru.
f.
Nekrosis hati. Nekrosis
periportal hati pada Preeklampsi – eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol
umum.
g.
Sindrom HELLP yaitu haemolysis,
elevated liver enzymes, dan low platelet.
h.
Kelainan ginjal
i.
Komplikasi lain. Lidah
tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang pneumonia
aspirasi.
j.
Prematuritas, dismaturitas dan
kematian janin intra – uterin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar