Berkman dan Gilson (1981)
mendefinisikan sikap adalah evaluasi individu yang berupa kecenderungan (inclination)
terhadap berbagai elemen di luar dirinya. Allfort (dalam Assael, 1984)
mendefinisikan sikap adalah keadaan siap (predisposisi) yang dipelajari
untuk merespon objek tertentu yang secara konsisten mengarah pada arah yang
mendukung (favorable) atau menolak (unfavorable). Hawkins Dkk
(1986) menyebutkan, sikap adalah pengorganisasian secara ajeg dan bertahan (enduring)
atas motif, keadaan emosional, persepsi dan proses-proses kognitif untuk
memberikan respon terhadap dunia luar.
Azwar (1995), menggolongkan
definisi sikap dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable)
pada objek tersebut. Kedua, sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan
kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Ketiga, sikap merupakan konstelasi
komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami,
merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
Dari definisi-definisi yang
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap konsumen adalah suatu bentuk
evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial konsumen untuk bereaksi secara
konsisten mengarah pada arah yang mendukung (favorable) atau menolak (unfavorable)
terhadap suatu objek.
Sikap dan
perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep perilaku konsumen yang
lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku komsumen dapat dilakukan dengan model
multiatribut. Salah satu model sikap yang terkenal adalah model sikap
multiatribut Fishbein. Model sikap Fish bein ini berfokus pada prediksi sikap
yang dibentuk seseorang terhadap obyek tertentu. Model ini mengidentifikasi
tiga faktor utama untuk memprediksi sikap. Faktor petama, keyakinan seseorang
terhadap atribut yang menonjol dari obyek. Faktor kedua, adalah kekuatan
keyakinan seseorang bahwa atribut memiliki atribut khas, biasanya diketahui
dalam bentuk pertanyaan, misalnya, seberapa setuju bahwa obyek X memiliki
atribut Y. faktor ketiga adalah evaluasi dari masing-masing keyakinan akan
atribut yang menonjol, dimana diukur seberapa baik atau tidak baik keyakinan
mereka terhadap atribut-atribut itu.
Model ini
digunakan dengan maksud agar diperoleh konsistensi antara sikap dan
perilakunya, sehingga modek Fishbein ini memiliki dua komponen, yaitu kompenen
sikap dan komponen norma subyektif yang penjelasannya disajikan berikut ini :
a. Komponen
sikap
Kompenen ini bersifat internal individu, ia berkaitan
langsung dengan obyek penelitian
dan atribut-atribut langsungnya yang memiliki peranan penting dalam pengukuran
perilaku, karena akan menentukan tindaka apa yang akan dilakukan, dengan tidak
dipengaruhi oleh faktor eksternal.
b. Komponen
norma subyektif
Komponen ini bersifat eksternal individu yang
mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung
dengan cara mengkalikan antara nilai kepercayaan normatif individu terhadap
atribut dengan motivasi bersetuju terhadap atribut tersebut. Kepercayaan
normatif mempunyai arti sebagai suatu kuatnya keyakinan normatif seseorang
terhadap atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap obyek.
Sedangkan motivasi bersetuju merupakan motivasi seseorang untuk bersetuju
dengan atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap
perilakunya.
Jogja,Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar